Laura gadis berparas cantik, manis dan polos namun sayangnya dia sangat tak percaya diri dengan wajah nya itu. karena memiliki mata biru laut yang indah.
selama ini laura selalu berpikir hidupnya sangat kosong dan hampa meski ayah nya selalu memberikan cinta padanya, namun yang dia inginkan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama dia tak merasakan.
tiba-tiba hidupnya berubah seperti tersambar petir setelah bertemu dengan laki-laki tampan. namun sifatnya yang membuat laura sangat kesal.
"ck, dasar jelek! minggir lo" ucapnya dengan mendorong tubuh laura yang mungil.
"yang seharusnya minggir itu lo, gak punya mata emangnya? padahal lo sendiri berdiri ditengah jalan dasar bigfoot!" sahut laura yang sedang membawa tumpukan penuh buku ditangannya.
kayden merigoh ponselnya disaku ia menekan aplikasi browser dan mencari nama bigfoot yang disebutkan laura.
telinga kayden memerah dia menatap tajam kearah laura. "hahaha, lo bilang gue apa tadi?"
"gue bilang bigfoot, lo tuli emang!" cetus laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon love_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenapa harus ketamu dia
Setelah pelajaran selesai laura segera lekas pulang, dan dia menghiraukan pertanyaan kaila tentu saja laura masih syok. Karena masuh di incar oleh kayden.
"Kenapa nasib gue buruk banget sih!" Keluh laura yang jalan di trotoar jalan.
Laura terus menghela nafasnya, yang entah sudah berapa banyak helaan nafas nya itu.
Laura memilih tak pergi ke kedai, ia segera pulang kerumah rasanya hari ini sangat melelahkan bagi laura.
Laura masuk kedalam kamar menaruh tas dan melempar tubuh nya ketempat tidur.
"Lelah banget! Udah mah hidup gue hampa, sekarang merasa tersambar petir gara-gara tuh cowo gila!" Keluh laura menenggelamkan wajah kecil nya diatas bantal.
Langit mulai gelap tak sadar laura ketiduran, ia membuka mata perlahan dan melihat jam dinding sudah menunjukan waktu 20:00 malam.
"Udah malem aja, mana laper lagi." Laura segera bangun dan berjalan keluar menuju dapur.
Laur mencari mie instan yang biasa nya dia selalu stok. "Gue lupa buat stok mie..."
Dengan bodohnya laura bisa lupa stok mie nya sudah hampir, terpaksa laura harus pergi keminimarket untuk membeli mie instan.
Ia segera bersiap-siap dengan hanya menggunakan jaket dan celana training, tak lupa mengunci pintu supaya tidak ada sembarangan orang yang masuk.
Karena sedang malas laura pergi menggunakan sepeda, ia terus mengayuh sepeda pemberian ayah nya itu sambil merasakan angin dimalam hari.
Tak butuh lama laura sampai didepan minimarket dan memarkirkan dikhusus sepeda.
Laura berjalan masuk kedalm sambil membawa keranjang ditangan nya, ia memilih beberapa mie instan dan juga cemilan untuk stok nya nanti saat weekend.
Laura melihat cemilan kesukaan nya hanya tinggal satu dengan cepat dia mengambil nya.
Namun saat dia ingin mengambil cemilan tersebut dengan bersamaan seseorang menyentuh cemilan itu, laura segera menoleh ingin tahu siapa yang mencoba merebut cemilan nya.
Mata laura membulat sempurna terkejut orang yang ingin mengambil cemilan nya, melainkan kayden orang yang ingin laura hindari selamanya.
"Kenapa dia sini sih, apes banget harus ketemu dia" batin laura yang sangat malas.
Kayden menatap tajam kearah laura dan mencoba merebut cemilan itu dari laura, namun laura tak terima dia merebut cemilan itu.
Pada akhirnya mereka saling tarik menarik cemilan satu-satunya yang ada dirak, semua orang yang sedang berbelanja hanya memperhatikan kedua anak muda itu.
"Lepasin gak!" Ucap kayden dengan tegas.
"Gak! Gue udah liat duluan, jadi ini punya gue" sahut laura yang tak mau kalah.
Kayden terus mencoba merebutnya dan laura tak mau kalah, dengan sangat kasar kepala terus berselisih dengan kayden.
"Gue bilang lepasin, lo cari gara-gara terus sama gue ya cupu! Masalah roger aja belum kelar sekarang mau nambah masalah sama gue."
Laura dengan wajah tak mau kalah menatap kayden dengan berani. "Gue gak akan lupa soal ban mobil lo, tapi kalau masalah ini gue gak mau ngalah! Lo cowo bukan kenapa gak ngalah sama cewe sih"
Kayden menggelengkan kepala. "Dalam kamus gue gak ada mengalah meski lo cewe sekali pun."
Laura benar kesal dengan kayden yang sangat menyebalkan, dia sama sekali tak mau ngalah karena itu cemilan kesukaan nya.
Daniel yang sedang mengantri untuk membayar dikasir, menunggu kayden yang dari tadi gak muncul.
"Kemana lagi tuh anak!" Ucap daniel yang kesal.
Dan akhirnya daniel harus merelakan antrian nya yang sudah dia tunggu lumayan lama.
Daniel mencari kayden yang entah mendarat dimana. "Nemplok dimana tuh anak, gak ada cape nya buat gue menderita."
Daniel mendengar suara yang familiar tanpa basa basi dia langsung kesana, dan ya dia melihat pemandangan yang membuatnya pening.
"Nyesel gue kesini!" Ucap daniel yang pasrah menghampiri mereka berdua.
"Lepas gak! Batu banget nih cewe. Lepasin cupu"
"Gak akan pernah! Lo aja yang lepasin dasar kera."
Kayden langsung melot mendengar ucapan laura yang mengejek nya kera. "Emang lo cewe rese ya! Tadi siang sebut gue bighut sekarang manggil gue kera." Protes kayden yang tak terima.
Laura memutar kedua matanya dengan malas. "Bukan bighut tapi bigfoot, pasti nilai lo kurang dari rata-rata." Cetus laura.
"Wah, bener-bener ngajak ribut nih cewe." Kayden mulai mengambil aba-aba untuk tantrum.
Diwaktu yang tepat daniel datang dia tahu kayden akan membuat ulah. "Jangan ribut, lo lepasin itu."
"Gak mau, ini cemilan kesukaan gue." Tolak laura dengan keras.
"Lepasin, penjaga nya nanti bawa stok baru lo bisa ambil itu." Ucap daniel yang sudah meminta penjaga minimarket untuk membawa stok cemilan itu.
"Gak mau, gue mau yang ini lagi juga gue duluan yang liat dan pegang."
Danie memijat kening nya dia tak habis pikir jika laura sangat keras kepala, kayden juga tak mau mengalah.
"Gue bilang lepasin!" Ucap daniel dengan tegas yang membuat laura tanpa sadar melepaskan cemilan itu.
"Thank you, lo bisa ambil yang stok baru." Daniel langsung menarik kayden.
Namun dengan sengaja kayden memasang wajah mengejek laura, yang membuat laura semakin kesal dengan kayden.
"Nyebelin banget tuh cowo, percuma punya wajah ganteng tapi kelakuan kaya bocah mematikan. Jangan sampe gue punya pacar atau suami kaya dia." Ucap laura sambil mengetuk kepala nya.
_________
Dikedai charles kedatangan teman lama, awal nya dia tak ingin bertemu dengan teman nya itu.
Rasa malu karena perusahaan yang dia bangun bangkrut dalam semalam, membuat charles trauma dengan investasi.
"Gimana kamar lo les?" Tanyanya dengan ramah.
"Lo bisa lihat sendiri, gue sangat baik dan bahagia." Jawab charles dengan senyuman.
"Kenapa lo gak datang ke gue kalau lagi ngalami masa-masa terpuruk charles!"
"Gue gak mau ngerepotin siapa pun lagi, dan gue juga malu ketemu lo padahal dulu. Gue pernah sombong bisa membangun perusahaan tanpa backingan orang tua kaya." Charles tersenyum getir merasa malu, dulu dia selalu mengejek teman nya meski itu hanya candaan.
"Seharusnya lo jangan pernah berpikir seperti itu charles, gue ini sahabat lo dan bisa dibilang kita kaya saudara." Ucap william dengan nada sedih.
"Justru karena kita kaya saudara, gue gak mau terlihat menyedihkan dimata lo will."
William sebenarnya sangat kecewa dengan sikap sahabatnya itu. "Jujur gue kecewa sama lo, mungkin gue bisa maklumi lo gak dateng minta bantuan gue. Tapi lo keterlaluan ibu lo meninggal sama sekali gak hubungi gue charles" ucap william dengan suara sedikit tinggi karena rasa kecewanya.
Charles mendudukan kepalanya merasa malu dan bersalah, memang tindakan dia sangat keterlalu semua teman nya tak ada yang dia kabari. Mengenai wafat nya sang ibu.
"Siapa yang mengurus pemakaman ibu lo?" Tanya william dengan wajah sangat kecewa.
"Cuma gue dan juga laura putri kecil gue." Jawab charles dengan suara bergetar.
"Astaga charles! Otak lo dimana? Bisa-bisanya putri lo harus ikut mengurus pemakan beliau." William sangat marah pada charles dengan tindakan nya itu.
"Gue gak meninggalkan laura will, setelah tau gue bangkrut audrey langsung pergi. Dan setelah itu dia mengirim surat cerai melalui pos." Charles menahan tangis nya dia masih tak lupa bagaimana mantan istrinya meninggalkan dia dan laura.
Apa tak lebih kurangnya sakit mental ya begitu? 🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️🤷🏻♀️