Keira hanya ingin mengejutkan pacarnya di Italia, tapi justru dialah yang dikejutkan. Dikhianati di negeri asing, Keira nekat melampiaskan rasa sakit dengan cara yang gila memesan seorang gigolo. Sayangnya, ia salah kamar. Dan pria yang menatapnya di ranjang… bukan siapa-siapa, melainkan CEO termuda di Eropa, Dean Alferoz
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10 - Keluarga Besar
“Mommy benar benar sangat terharu, selamat ya Keira kamu sudah bagian dari keluarga kami. Maafkan anak mommy,” ucap Anggun dengan drama memeluk gadis itu erat, seolah Keira adalah anaknya sendiri yang baru kembali dari perjalanan panjang. Tubuh Anggun sedikit bergetar karena terlalu emosional, sementara tangan hangatnya menepuk lembut punggung Keira, membuat gadis itu terkejut sekaligus tersentuh.
“Tidak apa-apa tante. Kei juga sedikit senang memiliki keluarga baru, jika bukan karena Dean mungkin Kei…” gantung gadis itu, matanya meredup mengingat kejadian tiga hari lalu yang masih terlalu jelas di kepalanya kejadian yang mengubah jalan hidupnya selamanya.
“Sudahlah nanti bisa drama di rumah mom, tamu yang lain masih banyak.” datar Dean kepada mommy-nya, bahkan tanpa menoleh, membuat Anggun melotot kecil ke arahnya.
“Hah dasar kau,” kesal Anggun.
Keira hanya bisa tersenyum kaku. Sejak tadi dia menerima ucapan selamat dan jabat tangan dari puluhan tamu, namun tidak satu pun wajah yang ia kenal. Semua orang tampak berada di level sosial yang tidak pernah ia sentuh seumur hidupnya. Gedung mewah, chandelier raksasa, musik orkestra, dan ratusan tamu bergaun mahal semuanya terasa seperti dunia lain.
Bahkan keluarga sendiri? Ah… dia lupa bahwa dia memang tidak memilikinya. Tidak ada ayah yang mendampingi. Tidak ada ibu yang menangis terharu. Hanya dirinya… dan takdir yang memutarnya dengan kasar.
Setidaknya, Keira berpikir, ia harus mengabari ibu panti tentang pernikahannya. Wanita tua itu pasti akan terkejut atau menangis karena anak yang ia besarkan tiba-tiba menikah tanpa kabar.
Keira menunduk sendu. Senyuman yang tadi ia paksakan perlahan hilang dari wajahnya. Dean, yang sejak tadi memperhatikannya dari ekor mata, langsung melirik Mathew dengan cepat. Tanpa perlu kata, Mathew mengangguk paham dan segera menutup akses tamu yang hendak salaman lagi agar Keira tidak semakin kelelahan.
“Kenapa kau mau menikah dengan ku? Kita kan baru kenal?” tanya gadis itu tiba-tiba, menatap Dean dengan mata memerah yang mengandung banyak kebingungan.
“Karena kau mengambil—” belum selesai Dean berbicara, Keira sudah menatapnya dengan kesal, tahu betul ke arah apa pria itu akan berbicara.
“Katakan masalah yang logis! Itu aneh, bukan kah semua orang di sini bebas melakukan hal itu, kenapa harus menikah!” tanya Keira dengan nada hampir putus asa.
“Kau masih bertanya? Mommy ku itu keturunan asia, hal seperti ini adalah tabu bagi nya, jangan remehkan dia. Jika aku tidak menikahi mu, maka kita berdua akan di seret ke altar dan di paksa berbicara.” ketus Dean, seolah semuanya adalah fakta kecil yang tidak perlu diperdebatkan lagi.
“Tante Anggun?” gumam Keira lirih sambil melirik wanita cantik itu.
Saat Keira kembali menunduk, perasaan sesak itu menyerang lagi. Dia kini resmi menjadi istri seseorang padahal orang yang lama berpacaran dengannya adalah Tom. Namun yang berdiri di altar tadi, yang mengikat janji dengannya… adalah Dean. Dunia memang lucu.
Seorang pria menepuk bahu Dean, mengalihkan perhatian keduanya.
“Selamat atas pernikahan mu tuan Alferoz. Bajingan dia mendulukan kami, benarkan Leon,” ucap Lukas sambil merangkul kembaran laki-laki di sebelahnya.
“Bukan kah dia ingin bersama Dhea?” tanya Dean datar.
“Hah kenapa? Ada yang menyebut nama ku?” tanya Dhea tiba-tiba datang dengan polos.
“Bajingan,” umpat Leon kesal kepada kembarannya.
“Apa kenapa sih?” kesal Dhea menatap semua orang dengan bingung.
“Tidak ada, Leon mengatakan sebelum pulang apakah kau sibuk dan ingin mengajak mu pergi naik bianglala bersama,” ucap Lukas sambil merangkul Leon erat.
“Benarkah Leon? Mau mau!” teriak Dhea penuh semangat.
“Baiklah,” jawab Leon singkat.
Semua orang di sana seketika tertawa. Dhea hanya mengerutkan kening, tidak mengerti kenapa ia jadi bahan candaan. Sementara Keira… hanya bisa menyaksikan interaksi orang-orang kaya itu yang memancarkan aura nyaman namun elit. Mereka terlihat seperti kelompok keluarga besar yang sudah saling mengenal bertahun-tahun. Bahkan gadis cantik yang tampak masih muda itu pun terlihat seperti bagian tak terpisahkan dari lingkaran tersebut.
“Keira selamat ya, perkenalkan aku Shasa istri nya Luis,” bisik Shasa dengan senyum lembut.
“HAH LUIS WILLIAM?!” Keira hampir menjerit, menatap Luis dan Shasa yang ternyata sejak tadi berdiri di belakang.
“Kenapa kau sekaget itu?” tanya Dean datar.
“Dia itu CEO nomor satu, apa kau lupa? Duit nya sangat banyak, bagaimana aku tidak kaget. Kenapa kalian bisa berteman?” bisik Keira dengan suara tercekat.
“Kenapa ya? Mungkin karena dia kasihan,” jawab Dean santai sambil mengangkat bahu.
“Kei, kenapa kau kaget. Dean mengatakan kalau kita seumuran, tapi Dean lebih muda dari suami 3 tahun,” senyum Shasa manis.
“Kau orang indo juga? Aku sangat senang,” jawab Kei sambil menggenggam tangan Shasa.
“Iya tentu, kita akan sering bertemu karena kita tiga keluarga besar,” jawab Shasa.
Setelah banyak mengobrol dan menerima ucapan, akhirnya acara selesai. Keira benar-benar lelah. Kakinya bahkan terasa mati rasa karena heels yang sejak tiga jam lebih menempel di kakinya. Mereka akhirnya kembali ke mansion, meskipun Anggun beberapa kali menyuruh anaknya menginap di hotel saja untuk bulan madu.
Tapi Dean… dengan polos dan tanpa malu mengatakan bahwa dia sudah melakukannya bahkan sebelum menikah. Keira hampir tenggelam di lantai karena malu.
Mereka masuk ke kamar bernuansa abu-abu dengan interior mahal dan elegan.
“Ini kamar ku, sebenarnya aku benci berbagi kasur dengan orang lain. Tapi sekarang kau istri ku, mau tidak mau, kita harus berbagi, pergi lah mandi aku akan menunggu di sini,” ucap pria itu santai sambil duduk di sofa dan membuka laptop.
“Hah mandi?” kaget gadis itu.
“Kenapa kau kaget? Kau tidak gerah, bahkan bau seperti kandang babi, bogel,” jawab Dean.
“Apa kau bilang? Bogel! Aku tidak bogel!” kesal gadis itu.
“Kau memang bogel. Jika kau dapat menyentuh tangan ku di atas baru kau tidak bogel, itu nama nya bogel,” jawab Dean tanpa mengalihkan pandangan dari laptop.
“Ah tau deh! Ga ada abis nya berdebat sama tu orang!” kesal Keira dan masuk ke kamar mandi.
Kamar mandi itu… lebih besar dari kamar kosnya dulu. Lantainya marmer mengkilap, kaca transparan lebar, dan rak penuh sabun mahal. Keira memandang dirinya di cermin besar.
“Astaga gaun nya sangat cantik…” gumamnya.
Namun gaun itu sangat sulit dibuka. Ia berusaha beberapa menit hingga frustrasi. Akhirnya Kei mengintip dari pintu.
“Ini baju nya ga bisa di buka… apa kau bisa membantu ku…” gumamnya.
Dean masuk. Ia mencoba menariknya dan malah merobeknya.
Krak.
“Kau bisa ga sih?!” kesal Kei.
“Yaudah kalau sobek jadi gampang tuh ke buka nya,” jawab Dean santai.
“HAH MESUM!!! JANGAN MEMBUKA NYA!!”
“Sakit, padahal aku sudah melihat nya juga…”
“BEDA!! SANA KELUAR!!”
“Aneh banget padahal udah nikah juga,” gumam Dean sambil keluar.
...----------------...
Terima kasih sudah mengikuti cerita ini! Yuk bantu dukung dengan tekan like atau share ke favorit kalian. Dukungan kalian sangat berarti.
lagi manja kepada istri
sadar gak tuch
kalau suaminya CEO...
lanjut Thor ceritanya
di tunggu updatenya
aku sudah mampir ya🙏