Menjadi istri mafia apa enaknya? istri kedua pula. itulah yang di alami Isabella gadis cantik yang terpaksa menikah dengan bos mafia musuh keluarganya, pria itu adalah Marvel Cruise. ia sudah beristri tapi masih juga memaksa Bella untuk menjadi istri keduanya dan menghancurkan hidup Bella menyeretnya dalam bahaya sekaligus juga memberi ketulusan dan cinta. lalu bagaimana dengan istri pertama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Perasaan Bella
Sejak kejadian pertengkaran yang berakhir ciuman itu, Marvel tidak tidur di kamarnya ia memilih mengurung diri semalaman di ruang kerjanya hingga pagi tiba.
Pagi ini setelah membuka mata Marvel teringat kembali kejadian romantis dan menantang itu. ia sedang membayangkan andai ia bisa membuat Bella jatuh cinta padanya. Marvel ingin menyentuh Bella, wanita yang membuatnya jatuh cinta. rasanya Marvel sampai frustasi jika membayangkannya.
tuk tuk
Pintu ruang kerja Marvel di ketuk membuatnya tersentak dari lamunan liarnya.
"Ada apa?" tanya Marvel tanpa memandang Bella yang berdiri di ambang pintu ruang kerjanya.
Bella melihat Marvel sedang merakit senjata, pria itu mengusap komponen senjata dengan saputangan sebelum mulai merakitnya.
Marvel sengaja sibuk dengan senpi yang ia rakit agar matanya tidak perlu memperhatikan Bella. gadis itu terlihat sangat cantik dan menggoda dengan rambut coklat bergelombang yang tergerai.
"Aku ingin menemui papa di rumah sakit, aku ingin tahu apakah papa sudah sadar" kata Bella berhati-hati agar jangan sampai memancing amarah Marvel.
Marvel tidak menjawab, ia menodongkan senpi ke arah Bella. senpi yang baru saja selesai ia rakit. Bella memundurkan langkahnya karena takut.
"Hahaha lihat wajah mu Isabella sayang, kau selalu saja tegang dan ketakutan jika berada di dekat ku" Marvel bangkit dari duduknya dan menyelipkan senpi di pinggangnya.
"Baiklah kau boleh bertemu papa tercintamu tapi aku akan mengantar mu" kata Marvel.
Bella mengangguk setuju, ia sungguh ingin tahu kabar ayahnya sekaligus Bella ingin tahu apakah Eric sudah menemukan cara untuk membebaskan Bella dari Marvel.
***
Siang ini Bella tiba di rumah sakit untuk melihat kondisi ayahnya. ia tidak melihat Eric di depan kamar perawatan ayahnya. Bella terlihat panik, ia bertanya pada perawat yang bertugas di kamar itu.
"Dimana pasien yang di rawat disini?" tanya Bella.
"Sudah di bawa pulang oleh keluarganya"
Bella lega rupanya Eric telah membawa pulang ayah mereka. itu artinya kondisi ayahnya sudah membaik. Bella khawatir jika Marvel berbuat sesuatu pada ayah ya.
"Sudah puas?" Marvel yang sejak tadi hanya diam mengawasi Bella akhirnya membuka suara.
"Diam kau! jika sampai terjadi sesuatu dengan papa kau orang pertama yang aku salahkan dan akan sangat aku benci!" Bella berjalan pergi dari ruanga itu.
Marvel seperti pecundang ia takhluk pada gadis galak itu, Marvel sembari tersenyum bodoh mengikuti langkah Bella.
"Hai Marvel kau kemari untuk melihat Vivian?" Seorang pria yang mengenakan jas berwarna putih menghampiri Marvel. tertera Nic name dokter Luca Carter di bagian dada kirinya. keduanya terlihat sudah saling mengenal dengan dekat. Bella mengamati percakapan Marvel dengan dokter Luca karena reaksi wajah Marvel memegang saat dokter Luca berbicara sesuatu tentang Vivian.
Ada apa dengan Vivian? kenapa Marvel terlihat begitu marah?
"Dimana dia?" tanya Marvel dengan suara dingin.
"Dengar Marvel bersabarlah Vivian mengalami luka ringan di wajahnya, dia ada di ruangan ku" kata dokter Luca.
Marvel tanpa mempedulikan Bella langsung mengikuti langkah dokter Luca. sementara Bella yang bingung ia mengekor setengah berlari mengejar langkah dua pria itu.
Marvel terlihat berbeda dari sebelum bertemu Vivian, kali ini wajahnya serius dan Bella bisa merasakan kemarahannya.
Pintu ruangan kerja dokter Luca dibuka terlihat Vivian sedang duduk diam dengan wajah terluka lebam dan sembab.
Vivian terkejut sekali saat melihat Marvel ada di hadapannya. ia segera menghampiri dan memeluk Marvel. pria itu hanya mematung tidak membalas pelukan Vivian wajahnya datar memandang dinding ruangan entah apa yang sedang di pikirkannya Bella sampai merinding melihat sorot mata Marvel. ia hanya bisa menduga apa yang sebenarnya terjadi. kenapa Vivian bisa terluka, siapa yang berani melukai istri seorang bos mafia.
"Duduklah" dokter Luca setengah berbisik pada Bella mempersilahkannya untuk duduk dan melihat pemandangan suaminya sedang di peluk oleh istri pertamanya.
"Marvel..." Vivian menatap Marvel sembari menggeleng perlahan seperti melarang sesuatu yang pasti akan di lakukan oleh Marvel.
"Aku akan menembak kepalanya jika kau memberi ku izin Vivian!"
Vivian menggenggam lembut tangan Marvel untuk meredakan amarahnya. ia kembali memeluk Marvel membuat Bella memalingkan wajahnya.
Untuk apa aku melihat mereka bermesraan disini?
Bella bangkit dari duduknya dan memilih menunggu di luar ruanga. wajah Bella terlihat bad mood sampai dokter Luca mendekatinya dan mengajak mengobrol.
"Hai aku dokter pribadi sekaligus teman Marvel" kata dokter Luca memperkenalkan dirinya.
"Hai aku Bella, Isabella Calegaro" Bella malas memakai nama Marvel di belakang namanya.
Luca tersenyum, ia tahu Bella adalah istri kedua Marvel. ia sudah mendengar cerita dari Matteo.
"Aku dengar dari Matteo kau juga seorang dokter? kenapa tidak bekerja saja di rumah sakit ini?"
Tawaran bagus, Bella terlihat antusias hingga melupakan rasa cemburu yang tadi tidak ia sadari. ia ingin bekerja di rumah sakit itu.
"Bisakah kau membantuku untuk mendapat pekerjaan disini? dan tolong bantu aku membujuk Marvel"
Luca terkekeh, ia bisa membayangkan nasib Bella hidup dengan Marvel menjadi istri kedua pula.
"Baiklah kau bisa ikut tes dan jika lolos kau mungkin akan di terima, soal Marvel memang siapa yang bisa membujuknya? hanya kau sendiri yang bisa"
Ditengah obrolan itu Marvel muncul dari ruangan dokter Luca. Bella melihat Vivian yang menggamit lengan Marvel sembari berjalan pergi. sementara Bella ia mengikuti langkah suami dan istri pertamanya itu dari belakang. memandangi kemesraan kedua orang yang ada di hadapannya dengan jengah.
udah baca dari chapter 1 mpe 7, cerita nya bagus sekali thor, jadi penasaran nasib bella 😔