NovelToon NovelToon
TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

TERJEBAK DALAM LUKA DAN HASRAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reetha

Sudah 12 tahun sejak Chesna Castella Abram tidak lagi pernah bertemu dengan teman dekatnya saat SMA, Gideon Sanggana. Kala itu, Gideon harus meninggalkan tanah air untuk melakukan pengobatan di luar negeri karena kecelakaan yang menimpanya membuat ia kehilangan penglihatan dan kakinya lumpuh, membuatnya merasa malu bertemu semua orang, terutama Chesna. Di tahun ke 12, saat ia kini berusia 27 tahun, Gideon kembali ke tanah air, meski kakinya belum pulih sepenuhnya tapi penglihatannya telah kembali. Di sisi lain, Alan saudara kembar Chesna - pun memiliki luka sekaligus hasrat mengandung amarah tak terbendung terhadap masa lalunya sejak lima tahun silam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reetha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Dentuman musik jazz dari ruang pesta masih terdengar lembut, bercampur dengan riuh tawa dan gemerincing gelas sampanye. Lampu-lampu kristal berkilauan di langit-langit, namun di luar ballroom, di koridor yang panjang dan lebih redup, suasananya terasa jauh lebih tenang.

Gideon berdiri di dekat balkon terbuka, jas hitamnya sedikit longgar di bahu. Malam itu ia terlihat berwibawa, meski langkahnya agak berat karena tongkat yang selalu menemaninya. Haruka sedang berbincang dengan salah satu investor dari Tokyo di dalam, sementara Gideon memilih menjauh sejenak untuk menarik napas.

Udara malam menyentuh kulit wajahnya yang mulai memanas setelah terlalu lama di bawah lampu pesta. Ia menatap langit kota yang gelap berkilau cahaya, menenangkan dirinya dari sesuatu yang belum bisa ia beri nama.

Lalu… suara langkah hak tinggi terdengar dari arah belakang.

Pelan. Ragu. Tapi cukup membuat tubuh Gideon menegang tanpa alasan.

Ia menoleh.

Dan pandangannya langsung bertaut pada sosok itu.

Chesna.

Gaun biru muda yang ia kenakan tampak kontras dengan kulitnya yang pucat diterpa cahaya lampu koridor. Rambutnya tergerai lembut, sedikit berantakan oleh angin dari balkon. Tangannya menggenggam gelas anggur setengah penuh.

“Sepertinya kau juga butuh udara,” ucap Chesna pelan, mencoba tersenyum.

Gideon menatapnya tanpa ekspresi. “Pestanya cukup ramai. Aku butuh tempat tenang.”

Nada suaranya datar, tapi ada sesuatu di balik itu, dingin yang terasa dipaksakan.

Chesna melangkah lebih dekat, berdiri di sisi balkon, berjarak hanya beberapa langkah darinya. Dari kejauhan, musik dan lampu pesta masih menari di antara mereka, tapi di sini, hanya ada ketegangan yang tak terlihat.

“Sudah lama sejak terakhir kita bicara,” katanya akhirnya, menatap jauh ke arah langit.

“Benarkah?” balas Gideon singkat. “Kupikir kita tidak pernah punya urusan pribadi yang perlu dibicarakan.”

Chesna menelan ludah, menunduk. “Jadi itu maksudmu sekarang? Kita orang asing?”

Gideon menoleh padanya, rahangnya mengeras. “Bukankah begitu lebih mudah? Setidaknya tidak akan ada yang salah paham lagi.”

Keheningan menggantung.

Dari dalam ruangan, terlihat tawa Arion saat berbincang dengan tamu lain dan itu cukup membuat dada Gideon kembali bergejolak.

Chesna menyadarinya, menatapnya dengan lembut. “Gideon, apa tidak ada yang ingin kau katakan atau tanyakan? Aku akan menjelaskan apapun padamu.”

“Aku hanya mempercayai apa yang kulihat.”

Suara itu keluar lebih tajam dari yang ia inginkan.

Tatapan mereka bertemu. Ada kilatan amarah, tapi juga luka yang belum sembuh.

“Aku datang ke sini karena menggantikan Alan, bukan untuk-”

“Aku tidak peduli,” potong Gideon cepat. “Kau bebas datang dengan siapa pun. Aku tidak berhak mencampuri hidupmu.”

Kata-kata itu dingin, tapi nada suaranya bergetar di akhir.

Chesna bisa mendengarnya, ia bisa merasakan ada sesuatu yang ditahan mati-matian oleh pria itu.

Ia menatapnya dalam-dalam. “Memang, kau tidak punya alasan untuk peduli denganku.”

Pertanyaan itu membuat Gideon terdiam. Tangannya mengepal di sisi tubuh, tapi ia tidak menjawab.

Udara malam terasa semakin berat di antara mereka.

“Gideon…” bisik Chesna, ia bahkan mendekat. Semakin dekat, tepat di belakang punggung pria itu. Lalu dengan gerak yang sangat pelan dan hati-hati, tanpa peringatan, kedua lengannya melingkar di dada Gideon dari belakang.

Gideon terhenyak. Tubuhnya menegang spontan, seolah napasnya tertahan di tenggorokan.

Aroma parfum lembut yang begitu ia kenal menyeruak di antara jarak mereka, bersama kehangatan tubuh yang begitu nyata.

“Chesna…” suaranya rendah, serak, nyaris seperti gumaman tertahan.

Namun lengan itu justru semakin erat.

“Biarkan seperti ini…” bisik Chesna dengan suara bergetar.Ia pun tak tahu tindakan macam apa ini.

Suaranya patah di udara. Ia tidak berani melanjutkan.

Sementara di dalam ballroom, musik berganti lebih lembut, Haruka baru saja menolak tawaran dansa dari seorang tamu asing dengan alasan klasik: “Maaf, saya cuma bisa dansa dengan spreadsheet keuangan.”

Ia keluar dari keramaian itu sambil membawa segelas jus jeruk, bukan sampanye, karena ia tahu, kalau sampai mabuk, Gideon bisa khotbah tiga babak keesokan harinya.

Namun langkahnya terhenti ketika dari kejauhan ia melihat dua sosok di koridor sisi balkon.

Lampu di sana temaram, tapi cukup untuk membuat mata Haruka yang super tajam menangkap sesuatu yang… mengejutkan.

“Oh Tuhan…” bisiknya pelan, matanya membulat.

Itu beneran Gideon dan gadis cantik yang disukainya...

“Gadis itu?! Apa aku lagi nonton drama romantis jam sembilan malam?”

Ia langsung menunduk sedikit di balik dinding, matanya melotot ke arah pemandangan yang kalau bukan dilihat sendiri mungkin tidak akan ia percaya Chesna berdiri sangat dekat di belakang Gideon, lalu… memeluknya.

Dari belakang.

Erat.

Haruka menutup mulutnya cepat, menahan suara teriak yang nyaris keluar.

“Oh no no no... Gideon kakakku yang super cool itu... DIP-E-LUK?!”

Ia panik sebentar, tapi kemudian ekspresinya berubah jadi geli bercampur terkejut.

“Ya ampun, mereka beneran kayak drama Korea, lengkap sama angin malam dan tatapan pilu. Harusnya ada OST sedih di background-nya nih,” gumamnya lirih sambil menahan tawa kecil.

Refleks, Haruka mengeluarkan ponsel dari clutch-nya, membuka kamera pelan-pelan seperti agen rahasia.

“Bukan buat gosip... bukan buat gosip... ini cuma... dokumentasi pribadi, hehe.”

Tapi sebelum logika sempat mencegahnya, klik!

Satu jepretan berhasil.

Dan tanpa pikir panjang, jari Haruka yang terlalu cepat bereaksi mengirimkan foto itu pada kontak bernama “Nyonya V” — alias Vera Sanggana, ibu Gideon.

Begitu notifikasi terkirim muncul, wajah Haruka langsung memucat.

“Oh no no no no—!!! Aku cuma bercanda! Kenapa jempolku cepet banget sih, ya Tuhan!?”

Ia panik, nyaris menjambak rambutnya sendiri.

“Kalau Mama Vera lihat ini, bisa-bisa kak Gideon dikiranya udah dapet calon istri!”

Namun sesaat kemudian, ponselnya bergetar.

Pesan masuk. Dari Nyonya Vera.

📩 “Menarik sekali, Haruka. Kau boleh jelaskan padaku nanti. Detailnya.”

Haruka langsung menatap langit-langit hotel, wajahnya antara mau nangis dan ketawa.

“Ya ampun, gawat! Kak Gideon bakal nyuruh aku ngitung laporan laba rugi sambil plank kalau tahu ini…”

Ia menutup wajahnya dengan tangan, tertawa kecil di sela rasa bersalah.

“Maaf ya, Kak Gideon... tapi demi Tuhan, adegan tadi terlalu dramatis buat nggak direkam!”

Sambil meneguk sisa jusnya, Haruka berjalan kembali ke arah ballroom, bergumam, "Katanya bukan miliknya lagi tapi kenapa senang dipeluk? Hihi..."

+

Gideon menutup mata, menahan napas panjang.

Tubuhnya ingin berbalik, ingin menarik gadis itu ke dalam pelukannya juga, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang menolak, sedikit luka yang belum kering, gengsi, rasa takut, semua bercampur menjadi satu.

“Jangan seperti ini, Chesna,” ucapnya akhirnya, suaranya berat.

Chesna menggeleng di belakangnya, air matanya jatuh di punggung jas hitam pria itu.

“Biarkan dulu sebentar, Gideon,” katanya lirih.

Hening.

Hanya suara angin malam dan detak jantung mereka yang terasa berdekatan.

Lalu perlahan, Gideon meraih tangan Chesna yang masih melingkar di dadanya. Ia menahannya sejenak, genggamannya kuat tapi gemetar sebelum akhirnya melepasnya pelan, seperti seseorang yang memaksa dirinya untuk kehilangan sesuatu yang sudah lama ia genggam.

Chesna menatapnya, matanya mulai berair, tapi sebelum sempat berkata lagi, suara seseorang dari arah dalam memanggil:

“Chesna, ayo, orang itu mencarimu!”

Gadis itu menarik napas panjang, berusaha tersenyum walau matanya mulai kabur.

“Ya,” Gideon menjawab tanpa menatap.

Chesna menatapnya lama sekali sebelum berbalik.

Dan saat langkahnya menjauh, Gideon baru sadar ia bahkan belum bisa memutuskan, apakah kepergian membuat lega… atau justru hampa.

Dan saat Chesna akhirnya pergi meninggalkan koridor itu, Gideon hanya bisa berdiri diam, jemarinya masih merasakan hangatnya pelukan yang belum sempat ia balas.

1
RaveENa
aku kira neneknya chesna sama kek neneknya gideon/Grin/
Reetha: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
RaveENa
ini kenapa sihh para nenek2 kepo bgt,ikut campur bgt.
bukannya nikmatin hr tua,ehh malah ikut campur urusan cucu2 nya/Left Bah!/
thor lidya biang gosip ya,apa2 selalu aja tau/Facepalm/
Reetha: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Dar Pin
haduh bangun tidur dibuat spot jantung 😄💪
Nurminah
sudah bau tanah aja bikin rusuh ceptin mati aja Thor nenek peot nya nyusahin aja
RaveENa: bikin emosi ya kak tu nenek2
total 1 replies
Dar Pin
haduh ada aja yg ngalangin 🤣
Nurminah
lanjutkan makin seruuuu
Eva Karmita
so sweet nya 💓💓💓💓💓💓💓😍
Mela Nurmala
slalu ingin baca... utk alan diperbanyak jg ya thor. penisirin pengen alan cepet2 tau klo di pny anak ternyata😄
Dar Pin
meleyot Thor hatiku tunggu gebrakan Alan nih ayo jangan kalah dengan pasangan satunya 👍😄
Ophy60
Alan....kerahkan orang² mu untuk mencari. Shenia sudah didepan mata.
Dar Pin
ayo Alan berjuang semoga cepetan ketemu titik terang biar bisa kumpul menjadi keluarga 💪😄
Dar Pin
deg deg hatiku Thor lanjut 💪
Umi Kolifah
ayo Thor pertemukan keduanya agar si kembar bisa sama2 membina keluarga yang bahagia
Nurminah
aku kira bakal kehamilan simpatik biar alan tambah gencar nyari sherina tau bakal jadi ayah
tari
ayo thor pertemukan alan dan shenia
tari
bacanya sambil senyum senyum nih thor😀🥰
RaveENa
meleyot aq bacanya...seneng bgt kl disuguhin yg manis2 kek gini.
thor kapan giliran alan??
Dar Pin
ketawa terus bawaannya thor JD semangat nunggu lanjutannya kawal sampai halal chesna Gidion 💪😄
Iin Wahyuni
lanjut thor💪
Dar Pin
mudah mudahan cepet ketemu Alan dan shenia ya JD ikut gregetan nih lanjut Thor 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!