NovelToon NovelToon
Terperangkap Dimensi Lain

Terperangkap Dimensi Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Akademi Sihir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:621
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Elara dan teman-temannya terlempar ke dimensi lain, dimana mereka memiliki perjanjian yang tidak bisa di tolak karena mereka akan otomatis ke tarik oleh ikatan perjanjian itu itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Mira dan Elara berhenti di depan tempat terlarang yang selama ini disebut para tetua sebagai area yang tidak boleh dimasuki.

"Kita gak akan kepo kan?" tanya Mira sambil menatap Elara yang terlihat terdiam, penuh penasaran.

"Heh, maksudmu, masuk gitu?" balas Elara sambil mencondongkan badan sedikit ke depan, matanya berbinar nakal.

"Ya, seperti di drama," jawab Mira, lalu duduk di batu besar dekat tempat itu, tubuhnya menenangkan diri tapi matanya tetap awas.

"Ishhh, itu tidak bagus. Kita bukan pemain drama ya, udah tahu dilarang tapi malah kita langgar," gerutu Elara sambil ikut duduk, kakinya menyentuh tanah dengan santai tapi napasnya masih ringan bergetar karena semangat.

"Kita sudah berbeda ya?" tanya Mira, matanya menatap ke depan, jauh, seolah ingin menembus misteri yang mengintai di sana.

"Bukan kita, tapi dia," jawab Elara, suara datar tapi ada nada cemas yang tak ia sadari.

"Ya, dia sekarang berbeda. Apa karena kuasa?" Mira menoleh, mencoba mencari jawaban di wajah Elara.

"Ada hal aneh yang terjadi," gumam Elara, menunduk sambil memainkan ujung bajunya.

"Apa?" tanya Mira penasaran, mencondongkan tubuhnya.

"Di danau itu, seperti ada sesuatu yang mungkin membahayakan. Eh, kamu kan rajin mendengarkan dan membaca, kamu tahu kejahatan yang sering muncul di sini. Eh, kalau di dunia seperti ini, apa sih sebutannya... pokoknya, orang yang benar-benar jahat, yang ingin menghancurkan kita dan menguasai akademi ini," jelas Elara, suaranya bergetar tipis tapi tetap santai, berusaha menjelaskan dengan cara panjang lebar khasnya.

"Sebenarnya yang jahat itu orang terdekat Elara," jawab Mira, matanya menatap Elara dengan serius.

"Ya, memang. Walau hanya satu kata, tapi menyakitkan," ucap Elara pelan, seolah kata itu menempel di dadanya.

"Apa kamu memikirkan Selena?" tanya Mira lembut, menatap mata Elara yang tampak sedikit jauh.

"Ya, siapa lagi? Arsen, Maria, Jesika, Dorion, atau si Brian itu. Gak mungkin yang lain kan?" jawab Elara sambil menghela napas panjang, melepaskan sedikit ketegangan.

"Tapi jujur, Selena berbeda. Semalam aku tidur dulu tapi kebangun, dan aku mendengar Selena bercerita dengan Jesika dan Maria tentang Arsen. Apa dia menyukainya?" Mira terdengar sedikit ragu.

"Ya, mungkin. Tapi walau suka, juga gak mungkin kan melakukan itu?" jawab Elara sambil tersenyum tipis, menatap Mira.

"Maksudnya?" tanya Mira, sedikit bingung dengan logika Elara.

"Sepertinya dia mendorongku, bukan karena gak sengaja tapi sengaja. Karena hanya aku yang jatuh. Kalau dia memang tidak bisa mengendalikan kekuatannya, pasti aku sama Brian yang jatuh, atau enggak, kita semua. Karena kamu tahu kan, energi sihir di sini itu berbeda, maksudnya terlalu lemah kalau tidak bisa dikendalikan. I mean..." Elara berhenti sebentar, matanya menatap danau yang berkilau, lalu menunduk.

"Aku mengerti, walau penjelasanmu belibet," sahut Mira sambil tersenyum tipis, mencoba mencerna semua kata-kata Elara.

Kress…

"Dorion!" teriak Elara tiba-tiba, suaranya memecah keheningan hutan.

Dorion muncul secepat refleks, wajahnya terkejut.

"Kenapa bisa tahu?" tanya Dorion, matanya awas, reflek jika ada panggilan langsung.

"Ya karena Lo suka ngagetin, setan laknat," ucap Elara sinis, menatap Dorion dengan senyum nakal.

"Dia ngikutin kita?" Mira bertanya pelan, suaranya nyaris terdengar seperti bisik.

"Ya, dia kan penguntit," jawab Elara santai, tanpa menoleh ke belakang.

"Gak ada harga dirinya perasaan," Dorion menambahkan datar, wajahnya serius tapi masih ada sedikit kesan kesal.

"Mira, belum kenalan kan? Dia Dorion, dari klan iblis, bukan dari belahan batu," ucap Elara, sedikit malas tapi menyinggung fakta yang penting.

"Aku Mira," Mira menjulurkan tangan, tersenyum canggung tapi ramah.

"Dori...on!" ucap Dorion sedikit terbata saat menyentuh tangan Mira, matanya sedikit merah karena kaget.

"Kenapa Lo?" tanya Elara, matanya memicing.

"Enggak ada," jawab Dorion cepat, lalu beralih ke mode serius, tapi wajahnya tetap ada sedikit sisi lawak yang sulit ditutupi.

"Kenapa ada yang berbeda?" pikir Mira, menatap kedua orang itu dengan rasa penasaran bercampur waswas.

"Kita gak kesekolah?" tanya Mira.

"Libur, ada yang perlu dibahas dan sangat penting," jawab Dorion tegas.

"Apa?" tanya Mira, matanya melebar.

"Kenapa matanya mengajak untuk menikah?" Dorion berpikir dalam hati, menatap Mira sekilas.

"Ada penghianat dan juga musuh lama keluar kembali," jawab Dorion, suaranya serius, membuat suasana sedikit tegang.

"Asyik, bisa libur," seru Elara ceria, sambil melompat-lompat kecil.

"Ayo, kita jalan-jalan!" Mira mengajak, mencoba meredakan ketegangan.

"Dorion, Lo harus ikut? Traktir makan," ucap Elara sambil melangkah duluan, setengah menggoda.

"Kapan kita akrab?" tanya Dorion, sedikit kikuk.

"Sekarang, nanti kalau lo baik, kalian bisa menikah berdua," balas Elara santai, melangkah lebih dulu.

Mira dan Dorion saling bertatapan, sama-sama kikuk tapi tersenyum tipis.

Di Akademi Agatha, pertemuan tengah berlangsung. Ibunya Arsen, Sherapina, duduk di kursi utama, tatapannya dingin tapi penuh kewibawaan.

"Kapan kalian merasakannya?" tanya Sherapina, menatap para murid dan tetua yang hadir.

"Malam tadi," jawab Nicky cepat.

"Bukankah area terlarang itu selalu dijaga oleh klan iblis?" tanya Selena, matanya tajam.

"Tidak dijaga. Hanya saja tempat itu memang tidak bisa dimasuki sembarangan orang, kecuali orang itu keturunan klan iblis," jawab Sherapina.

"Kapan terakhir dia muncul?" tanya Selena lagi, penasaran.

"20 tahun lalu, dan sekarang mereka keluar lagi," ucap Sherapina dengan nada serius.

"Tepat saat Elara pergi ke klan iblis," komentar Profesor Lyra, membuat semua kepala menoleh.

"Apa hubungannya?" tanya Marco.

"Tidak ada, hanya kebetulan saja," jawab Lyra, mencoba menenangkan suasana.

"Kita harus buat mereka meningkatkan kekuatannya, karena hanya mereka yang bisa mengurungnya," tegas Sherapina, suaranya dingin dan jelas.

"Kenapa mereka gak bisa dimusnahkan?" tanya Arsen datar, tanpa ekspresi.

"Kita sudah mencobanya dan itu tidak berhasil," jawab Sherapina, menatap Arsen singkat tapi penuh makna.

"Tapi, apa mungkin bisa dimusnahkan?" tanya Marco, ragu.

"Bisa, dengan penyatuan energi," jawab Lyra.

"Penyatuan energi?" tanya semua orang dengan bingung.

"Ada sebuah kisah di mana kekuatan dari klan berbeda bisa dipadukan..."

1
Flynn
Ngakak!
Melanie
Romantis banget!
Android 17
Jlebbbbb!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!