NovelToon NovelToon
Tuan Valente Dan Tawanan Hatinya

Tuan Valente Dan Tawanan Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Nikah Kontrak / Obsesi / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pelakor jahat
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Saskya

"Pasar tidak mengenal itu, hutang tetaplah hutang"

"Kalau anda manusia, beri kami sedikit waktu"

"Kau terlalu berani Signorina Ricci"

"Aku bukan mainan mu"

"Aku yang punya kendali atas dirimu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Saskya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hati-hati?

Aurora melangkah pelan keluar dari ruang makan yang dipenuhi cahaya lampu kristal, gaung percakapan keluarga masih samar terdengar di belakangnya.

Langkahnya bergema di lantai marmer yang mengilap, dingin menyusup ke telapak kaki meski ia bersepatu.

Lorong panjang membentang, dindingnya dihiasi lukisan-lukisan klasik yang dibingkai emas, sementara lampu gantung besar menggantung di langit-langit tinggi yang penuh ukiran detail.

Aurora mendongak sejenak, kagum, seakan setiap sudut ruangan itu bercerita tentang kejayaan keluarga Valente.

Ia melewati ballroom yang luas dengan lantai kayu mengilap, kursi merah berjejer rapi di sisi kanan dan kiri.

Kristal-kristal chandelier memantulkan cahaya, membuat ruangan tampak seperti berkilau dalam keheningan.

Menarik napas panjang, ia kembali melangkah menaiki tangga besar dengan pegangan berukir.

Suara hak sepatunya menggema pelan di lorong lantai atas yang panjang, karpet tebal meredam langkah-langkah berikutnya.

Aurora sampai di depan pintu kamarnya. Jemarinya meraih gagang pintu, memutarnya perlahan.

Begitu pintu terbuka, ia terhenyak ketika seekor kucing berwarna putih keemasan langsung menyelinap keluar, mendusel manja di pergelangan kakinya.

Aurora terdiam sejenak, lalu berjongkok. Jemarinya ragu mengusap bulu lembut hewan itu. Kucing itu mengeong kecil, seolah menyapa tamu baru di mansion megah ini.

“Bagaimana kamu bisa disini hmm?” bisiknya lirih, seakan sedang bicara pada teman lama.

Ada rasa hangat yang aneh merayap ke dalam dadanya.

Di tengah segala kekakuan, tatapan orang-orang asing, dan tekanan yang ia rasakan, hewan kecil ini seperti satu-satunya hal normal di dunia barunya.

Aurora tersenyum samar. Ia mengusap kepala si kucing sekali lagi sebelum perlahan melangkah masuk.

Hewan itu mengekorinya hingga ke dalam kamar, lalu melompat naik ke kursi dekat jendela, bergulung santai seolah ruangan itu juga miliknya.

“Kelihatannya dia nyaman sekali di sini,” suara lain tiba-tiba terdengar, membuat Aurora hampir terlonjak.

Ia menoleh cepat dan menemukan Aureliany bersandar santai di ambang pintu yang belum benar-benar tertutup rapat.

Rambut panjang Aurel jatuh di bahu, wajahnya dihiasi senyum samar yang sulit ditebak apakah tulus atau penuh sindiran.

“Aurel…” Aurora memanggil pelan, jantungnya sedikit berdegup.

Ia masih belum terbiasa dengan kehadiran sepupu Kairos itu yang selalu tampak tahu lebih banyak dari yang seharusnya.

Aurel masuk beberapa langkah, membiarkan pintu menutup di belakangnya.

Tangannya terlipat di dada, matanya mengamati Aurora.

“Jangan hanyut dengan kondisi seperti ini aurora. Kau terlihat terlalu tenang untuk seseorang yang mampir di hidup Kairos."

Suaranya ringan, tapi ada nada tersembunyi di baliknya.

“Aku hanya mencoba untuk berdamai dengan semuanya.” Balas Aurora.

Aurel terkekeh pelan, lalu mendekat, pandangannya sekilas beralih pada kucing yang kini menguap malas.

“Hati-hati, Kairos bukan tipe pria yang mudah dimengerti. Kadang dia bisa terlalu berlebihan dalam hal-hal tertentu.”

Aurora mengerutkan kening, bingung.

“Maksudmu?”

Aurel menatapnya lebih dalam, seolah ingin memastikan Aurora menangkap pesannya.

Lalu dengan nada sedikit lebih lembut tapi tetap menusuk, ia menambahkan.

“Kalau suatu hari kau merasa Kairos menuntut terlalu banyak darimu, jangan diam saja. Ingat, bahkan singa pun bisa lupa bahwa mangsanya juga bisa menggigit.”

Aurora terdiam, matanya membesar sedikit. Ia tidak tahu apakah Aurel sedang bercanda, memperingatkannya, atau justru menguji reaksinya?.

Aurel lalu tersenyum tipis, berbalik menuju pintu.

Pintu menutup dengan suara klik pelan, meninggalkan Aurora berdiri kaku di tengah kamar. Pandangannya beralih ke arah kucing yang kini menatapnya dengan mata hijau berkilat, seakan hewan itu pun menyimpan rahasia.

Aurora menggenggam ujung rok gaunnya erat, dadanya bergemuruh.

tbc🐼

1
lollipop_lolly
🥰
lollipop_lolly
gimana mansion keluarga Lendro Valente guyss?☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!