NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Anak Haram

Istri Kontrak Sang Anak Haram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: NABABY

Kiara terpaksa menikahi Orion karena satu tujuan yaitu untuk balas dendam. Dirinya merasa dipermainkan oleh Leonard Arven Hadinata, anak sulung sebuah keluarga konglomerat Hadinata. Kiara dan Leo sudah menjalin hubungan cukup lama dan dijanjikan akan dinikahi suatu hari nanti. Namun sang pria justru menghilang tanpa satu alasan. Kiara hingga merasa sedih dan kecewa.

Kiara melakukan sebuah pernikahan kontrak dengan Orion Alaric Hadinata, sang putra tidak sah alias anak haram Hadinata. Dari Aditya Pramana Hadinata, sang kepala keluarga dengan seorang wanita yang tak diketahui siapapun. Sekaligus adik tiri dari sang putra sah yaitu Leonard.

Orion menyetujui pernikahan itu karena ia juga ingin menghancurkan keluarga yang selama ini merawatnya dari kecil. Juga untuk mencari tau dimana keberadaan ibu kandungnya sekarang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NABABY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perseteruan

Minggu telah berlalu. Hari ini adalah hari senin, seperti biasa, Orion pergi bekerja. Pagi itu kantor terasa lebih sibuk dari biasanya. Para pegawai mondar-mandir, bisik-bisik kecil terdengar di setiap sudut sambil melihat Orion yang baru saja tiba di kantor. Dia tak memperdulikan pandangan-pandangan tersebut, ia sudah terbiasa dipandang sinis maupun rendah oleh orang-orang. Baginya, ia harus tetap bekerja dengan benar.

Orion baru saja menyelesaikan laporan ketika notifikasi dari divisi HR muncul di layar: “Meeting pengumuman pimpinan baru pukul 10.00. Wajib hadir.”

Orion mengernyit. Belum lama ini CEO lama pensiun mendadak, dan belum ada kabar pasti soal penggantinya. Ia berjalan menuju ruang pertemuan dengan ekspektasi samar.

Ruangan itu sudah hampir penuh ketika ia tiba. Detik demi detik berlalu hingga pintu terbuka, dan masuklah seorang pria berjas abu-abu, langkahnya tenang namun penuh wibawa. Senyumnya tipis saat berdiri di depan para karyawan. Orion terdiam seketika saat melihat wajah itu.

“Selamat pagi. Saya Leonard Arven Hadinata. Mulai hari ini, saya dipercaya sebagai pemimpin baru perusahaan ini.” Ucap Leo dengan suara tenang dan tegas.

Semua orang bertepuk tangan atas kedatangan CEO baru. Lalu mereka memberi salam pada Leo dengan sopan dan segan.

“Saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik.”

Seketika itu juga, detak jantung Orion meningkat. Nama itu bukan sekadar familiar. Ia masih bertanya-tanya mengapa Leo berada di sini? Memimpin anak perusahaan yang baru berdiri, alih-alih bekerja di perusahaan utama Hadinata?

Leo masih dengan senyum di wajahnya menghampiri Orion.

"Bagaimana adikku? Apa kamu senang bisa bekerja satu tempat dengan kakakmu?"

"Apa yang kakak lakukan di sini? Bukankah kakak seharusnya memimpin di kantor pusat?"

"Kenapa? Apa kau takut setelah berhasil mengambil wanitaku? Orion, Orion... kau pikir, kau bisa bekerja dengan tenang disini?"

Orion menghela nafas. Ia tak mau memperpanjang masalah. Apalagi jika berurusan dengan Leo. Ia tak mau berakhir seperti dulu, dimana selalu Leo yang diperhatikan dan menganggap Orion salah. Dirinya masih ingat saat dia harus pindah dari perusahaan utama menuju tempatnya sekarang. Apalagi, kalau bukan gara-gara Leo.

"Bawakan aku dokumen-dokumen soal perusahaan ini. Mulai dari susunan pegawai, analisis perusahaan, dan kinerja beberapa bulan terakhir ini" Leo tampak puas melihat sang adik penuh dengan tekanan.

"Baik, akan aku siapkan" Orion pun undur diri untuk menyiapkan segala berkas yang Leo minta.

Orion mengetuk pintu kantor atasan barunya. Leo menyuruhnya masuk tanpa menoleh dari jendela. Kantor itu luas dan rapi, dengan rak buku dan hiasan minimalis.

Orion memberikan beberapa dokumen yang Leo minta. Leo pun membuka satu per satu dokumen itu.

Leo menatapnya dalam. “Bagaimana rasanya tinggal dengan wanita bekas kakakmu?"

Orion tidak langsung menjawab. Ia hanya menunduk sebelum membuka mulutnya.

"Kami berdua merasa senang. Dia sering memasakkanku sarapan dan membelaiku saat ingin tidur. Tubuhnya sangat pas dalam pelukanku. Dan juga rasa tubuhnya sungguh nikmat." Jelas yang dikatakan Orion itu sebagian besar adalah kebohongan. Tapi ia puas melihat sikap Leo yang berubah.

Tangan Leo mengeras, urat di lehernya juga terlihat jelas. Namun ia tak bisa melampiaskan emosinya begitu saja. Kiara, wanita yang seharusnya menjadi miliknya kini telah diambil oleh Orion, yang tak lain dan tak bukan adalah adik tirinya sendiri.

"Hah! Kau ingin membuatku cemburu?! Ingat Orion, aku dan Kiara lebih lama bersama dibandingkan denganmu. Aku yakin Kiara pasti bisa aku dapatkan kembali."

Orion hanya berdiri tegap dan tenang. Ia tak terlalu meladeni sikap Leo. Justru sikap inilah yang dia inginkan. Sikap akan keinginan pada Kiara tetap ada. Sikap yang membuat pria di depannya menjadi dilema antara memilih cinta ataupun keluarga.

"Apa kau takut istrimu aku ambil?" Senyuman Leo begitu mengintimidasi.

"Terserah kakak mau berbuat apa. Kiara adalah istriku sekarang. Aku penasaran, apa istriku masih mau denganmu atau tidak." Balas Orion tak mau kalah.

Hening mengisi ruangan beberapa detik sebelum Leo kembali bersikap profesional.

“Hahaha! Baiklah. Mari kita lihat siapa yang akan dipilih oleh Kiara nanti. Kau atau aku."

Orion mengangguk lalu pergi meninggalkan ruangan Leo. Senyum licik Orion terukir. Ia sudah memberikan umpan pertama dengan lancar. Dan saatnya menuju rencana kedua, yaitu membuat Kiara untuk selalu berada di sisinya.

......................

"Kau sungguh ingin menggoda Kiara agar dia bisa mencintaimu?" Albert geleng-geleng dengan sikap Orion yang tiba-tiba berubah.

"Aku harus melakukannya. Aku tidak ingin kalah dari Leo, Albert!" Nada tegas Orion terdengar jelas sesaat setelah ia meneguk satu gelas minuman berakohol.

Albert menghela nafas frustasi. Melihat Orion terus minum-minum membuatnya sedikit kebingungan.

"Hei, hentikan. Kau sudah mabuk berat. Bagaimana kau pulang nanti." Albert langsung menjauhkan botol dan gelas itu dari Orion.

Orion yang sudah mabuk hanya mencoba meraih-raih kecil tak berdaya. Albert memegang kepalanya pusing. Sudah lama ia tak melihat temannya mabuk berat seperti ini. Bagaimanapun ia harus mengantar Orion pulang.

"Dasar menyusahkan." Albert mulai mengangkat dan menopang Orion yang sudah mulai kehilangan kesadarannya. Ia mau tak mau harus mengantar pria mabuk ini sampai rumah.

Ting! Tong! Albert terus memencet bel pintu rumah Orion dengan tak sabar. Perlahan pintu terbuka, dan Kiara terlihat berdiri dibaliknya.

"Ya ampun Orion?!"

Kiara dengan cepat membantu Albert merebahkan Orion di sofa. Ia melihat Orion sudah tertidur dengan nyenyak.

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Kiara melihat kearah Albert.

"Entahlah, sepertinya dia frustasi. Dia cerita jika hari ini Leo menjadi CEO baru di tempatnya bekerja. Aku tau dia adalah mantanmu. Tapi tidak bisakah kau melupakan pria yang sudah meninggalkanmu itu? Sepertinya Orion masih takut jika harus berhadapan dengan Leo." Jelas Albert menatap kasihan pada temannya.

"Dia sudah banyak melewati waktu yang keras bersama Leo. Aku harap kau bisa meyakinkannya kalau semuanya akan baik-baik saja." Tambah Albert yang kali ini tatapannya menuju Kiara.

Kiara mengangguk paham. Albert mulai pamit, meninggalkan Kiara dan Orion sendirian. Kiara mengamati sejenak wajah pria itu. Ia duduk, mengelus rambut Orion yang berantakan.

"Sebenarnya, apa saja yang sudah Leo lakukan padamu sampai kau sangat takut padanya?" Sorot mata Kiara begitu dalam. Rasa simpati menjulur kesetiap relungnya.

"Nghhh... Kiara?" Orion tersadar meski masih dalam pengaruh alkohol.

"Hai rekan, kau sudah bangun?" Kiara tersenyum hingga mampu membuat Orion terpana sejenak.

Tangan Orion meraih tangan Kiara yang masih mengelus rambutnya. Membawanya ke pipi dan menangkup dengan kedua tangannya yang dingin.

"Kiara, kau harus memilihku ya. Kau tidak boleh memilih kak Leo. Kau satu-satunya yang kupunya sekarang." Orion menyurukkan pipinya pada tangan Kiara manja. Kemudian menggesekkan pipinya pelan.

Kiara tersenyum. Tangannya yang lain membelai pipi sebelah milik Orion.

"Kau sangat takut aku pergi ya?"

Orion mengangguk pelan. Matanya kembali menutup. Kehangatan dadi tangan Kiara sanggup membuat dirinya tenang. Hati yang sedari tadi gundah kini sirna tergantikan ketenangan.

"Ibu... Aku rindu..." Gumam Orion dalam tidurnya.

Kiara tersenyum, perlahan air matanya menetes. Entah mengapa hatinya terasa sakit saat mendengar kata ibu. Mungkin karena keduanya tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu?

"Tidurlah Orion. Bermimpilah yang indah. Akupun juga merindukan ibuku." Suara Kiara lirih. Tangannya masih terus mengelus pipi Orion berusaha memberikan kehangatan yang menenangkan.

1
Eka Rahma
nungguin aku thorr
NABABY: iya...
total 1 replies
Eka Rahma
semangat
Eka Rahma
lanjut thor
Eka Rahma
lanjut thor💪
NABABY: siap kakak
total 1 replies
Hoa thiên lý
Nggak sabar lanjutinya.
Celty Sturluson
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
NABABY: Bentar kak ya, hari ini aku usahain.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!