Di khianati adik tiri dan pacar nya, Airin langsung memilih seorang Pria secara acak hari itu. Tanpa ia tahu, Pria itu adalah seorang narapidana yang sedang menghadiri sebuah acara penting. Airin pun terjebak. Ia tak bisa menghindar dan terpaksa menikah dengan laki-laki itu.
Bagaimana kah kehidupan Airin setelah menikah dengan seorang narapidana? Akan kah ia bertahan atau kah ia harus menyerah?
Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan komentar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Pernikahan Leo dan Airin akhir nya terjadi juga. Pernikahan spektakuler dan mewah itu, di hadiri oleh seluruh orang besar dan ternama.
Pelaminan seperti apa putri raja. Dan pakaian milik pengantin pun tak kalah mewah. Nyonya Lina memang tidak main-main dalam menghabiskan uang nya.
Seluruh tempat itu, dijadikan tempat acara. Mulai dari gerbang masuk gedung, hingga halaman belakang. Semua nya di manfaatkan oleh Nyonya Lina.
Apalagi di halaman belakang, ada mobil kontainer yang terbungkus pita besar. Entah apa yang ada di dalam mobil itu.
Setelah Airin dan Leo sah menjadi suami dan istri, mereka pun berganti pakaian setelah berfoto. Hari itu, Airin dan Leo akan memakai beberapa pakaian pilihan Nyonya Lina.
"Paman Leo."
"Kita sudah jadi suami istri. kenapa kamu memanggil paman."
"Lalu, aku harus memanggil mu apa?"
"Ya terserah kamu."
"Kalau gitu, suami ku Leo?"
Leo pun hanya diam dan tak menjawab lagi. Setidaknya Airin tidak memanggil nya Bang Napi.
"Ada apa? Kamu tadi memanggil ku."
"Aku senang karena kita tidak menikah di penjara."
"Siapa juga yang mau menikah di penjara. kamu ini, jangan punya pikiran yang buruk."
"hHmm,, iya deh. Oh ya, Ibu mu kenapa sih memesan banyak sekali pakaian untuk kita pakai. Dua pakaian saja sudah sangat lelah."
"Kalau tidak mau di pakai, ya tak perlu."
"Terima kasih, suami ku."
Akhirnya Airin bisa tenang karena tak perlu memakai pakaian itu lagi. Mereka pun keluar kembali menyambut para tamu.
Tamu-tamu sangat ramai. Airin bahkan tak kenal mereka. Namun, ia tetap saja tersenyum saat bersalaman dengan mereka semua.
"Ada apa?" Tanya Leo saat melihat wajah Airin.
"Tidak ada. Aku lihat, para tamu itu apa tidak langsung pulang setelah makan dan bersalaman dengan kita?"
"Untuk apa mereka buru-buru pulang? Hiburan saja belum mereka nikmati. Mereka akan pulang setelah semua acara selesai."
"Acara selesai? Tapi kan kita sudah sah. Terus mereka juga sudah makan dan bersalaman dengan kita. Kenapa mereka tidak langsung pulang saja."
"Kalau memang kamu tidak terima, kenapa tidak kamu turun ke sana dan tanyakan langsung pada mereka."
"Ah, kamu ini. Apa kamu mau mempermalukan Istri mu ini. Saran mu selalu tak pernah bisa di pake."
"Airin. Ini hari pernikahan kita. Ingat. Kamu yang mengajak ku untuk menikah. Jadi, kamu harus terlihat bahagia. Kamu tidak boleh tantrum dan merajuk. Kamu itu pengantin hari ini." Ucap Leo panjang lebar.
Airin tidak menyangka jika Leo mengatakan hal itu pada nya. Airin yang kesal, langsung mencu-bit perut Leo.
Bukan nya kesa-kitan. Airin malah merasa heran. Mengapa ia tidak bisa menemukan lemak yang enak untuk di cu-bit.
Biasa nya, kulit perut akan sedikit kendur. Tapi ini, perut nya Leo begitu rata dan tak ada celah untuk Airin melakukan hal itu.
"Apa kamu sudah tidak tahan lagi, Airin? Mengapa kamu terus mencolek perut ku."
"Aku bukan mencolek. Tapi mau mencu-bit mu." Ucap Airin dengan mata melotot. Leo berusaha menahan senyum nya sejak tadi.
Di mata nya, Airin begitu imut. Apalagi ketika Airin hampir saja mengeluarkan biji mata nya itu.
"Kenapa kamu mau mencu-bit ku? Aku bahkan tidak nakal. Airin. Ini di atas pelaminan. Jangan sampai kita malu di lihat oleh para tamu undangan yang datang."
"Iya deh. Iya. Aku diam ini."
Saat perdebatan antara Airin dan juga Leo berakhir, Arman datang bersama keluarga nya. Tak lupa Meta pun menggandeng Arman dengan mesra.
Melihat hal itu, entah mengapa tiba-tiba saja Leo bergeser ke samping Airin dan duduk lebih dekat ke arah istri nya itu.
Airin dan Leo masih saja duduk saat keluarga itu datang dan ingin bersalaman dengan mereka. Saat Airin ingin bangun, Leo pun menggeleng.
"Kak Airin. Selamat, ya. Akhirnya ada juga laki-laki yang mau menikah dengan kakak." Ucap Meta sambil berpura-pura memeluk Airin.
"Terima kasih."
"Kok kakak gitu? Apa nggak senang aku datang? Kakak tenang aja. Aku sudah menikah dengan Arman. Aku sudah menjadi istri nya. Jadi, kakak tidak perlu khawatir."
"Bagus kalau begitu." Ucap Airin biasa saja. Ia pun sama sekali tak ingin banyak bicara.
Namun yang nama nya Meta. Mana bisa jika ia diam tanpa melakukan hal aneh. Ia terus saja berkata yang tidak-tidak hingga Leo pun tak sanggup lagi mendengar ucapan wanita itu.
"Jika kau masih banyak bicara, jangan salah kan aku jika lidah mu akan ku po-tong dan ku berikan pada an-jing."
"Leo. Ini hari pernikahan mu. Tak baik kamu mengatakan hal ini."
"Diam lah. Jika sudah selesai, silahkan makan. Dan jika ingin pulang, ya pulang saja. Jangan ganggu kenyamanan istri ku. Pakaian nya ini saja sudah membuat nya gerah. Apalagi emas yang ia pakai di kepala nya ini." Leo pun berusaha untuk memijit kepala nya Airin saat itu.
"Oh, kau mau pamer?"
"Tante, kepala ku pusing mendengar dan melihat kalian. Apa kalian tidak bisa menghilang saja?" Airin pun berkata sambil mengusir.
"Sayang, jika kamu tak ingin melihat mereka, aku bisa membuang mereka ke hutan atau ke pulau terpencil." Ucap Leo lagi. Tapi kali ini, ia bangun dan mengambil kan segelas air putih untuk Airin.
"Suami ku. Terserah kamu saja. Semua nya aku serahkan pada mu."
Airin pun minum dari gelas yang sudah di minum oleh Leo. Arman yang melihat hal itu seperti terbakar api cemburu.
Tidak mungkin ia tidak memiliki rasa sedikit pun pada Airin selama bertahun-tahun. Hanya saja, sisi lain dari diri nya menolak hal itu.
"Kalian berdua sungguh menjijikan!"
Arman dan keluarga nya pun turun dan pergi entah kemana. Setelah keluarga itu pergi, baru lah Airin bisa bernafas lega.
Ia melihat ke arah Leo yang terus memegang gelas itu sambil tersenyum. Airin sama sekali tak mengerti apa yang membuat sang suami itu terus tersenyum.
Namun, satu hal yang membuat Airin terus memperhatikan nya.
"Suamiku, kamu sangat tampan ketkak tersenyum." gumam nya....
********
Di malam hari, setelah Airin dan Leo berganti pakaian. Mereka pun akan masuk ke acara akhir. Sebenarnya Airin sudah tidak sanggup lagi.
Untung lah ada Leo yang menggendong nya dan membawa nya ke acara tersebut. Leo dan Airin jadi bahan omongan.
Tapi, Leo tak peduli. Ia senang menggendong Airin. Toh saat ini Airin adalah istri nya. Jadi, suka-suka dia mau melakukan apa.
"Airin, acara malam ini khusus untuk mu." Ucap Ibu mertua nya.
Nyonya Lina pun menyuruh para pelayan untuk membuka kontainer yang ada di depan mereka. Setelah di buka, ternyata itu adalah mobil mewah.
Bukan itu saja. Airin juga mendapatkan banyak sekali mahar yang tak bisa di hitung dengan matematika.
"Bu, ini banyak sekali."
"Tidak banyak. Semua ini sudah Ibu siapkah untuk mu. Dan, masih ada satu hadiah lagi."
"Bu, sudah lah. Ini saja sudah cukup."
"Ibu janji. Ini yang terkahir."
Nyonya Lina langsung membawa beberapa berkas untuk di tandatangani oleh Airin. Airin yang sudah lelah, langsung saja tandatangan. Ia mengira, pasti lah Ibu mertua akan memberi nya rumah lagi.
Tapi ternyata, ia salah.
"Selamat, Ibu Airin. Mulai besok, anda adalah pimpinan perusahaan kami."
"Apa? Pimpinan perusahaan?"
Dan Airin pun langsung pingsan di tempat....
dlu pembacamu bnyk lho kk dr nopel pertama mu itu ayok kk smgt dong
ohh airin rontok.sudah rasa malu mua kek mana pun dia suami mu lho wkwkwk
mkne kau liaht dlu baik2 siapa lawan mu kali ini gooo
nahh kann ayo nyonya lina
kek di ibutiri ku agen kusgus keren
saiki rasak no wae
teus nikmati wae hasil.pilihan mu ya kann
wkwkk
benerw bodoh macam itu pun jadi sekertaris ohh ya ampum jadi apa coba nnti
akal.licik sudah berjalan
ohh demi harta smpe mengorbN kan sodara
wow keren dehh