Alana, Rekha, Chyntia, Aurora, Tiara, Salsa, Shea, 7 orang gadis cantik yang harus berhadapan dengan 7 orang kating mereka yang sangat terkenal di kampus.
Jay, Jake, Owen, Gerry, Niko, Satria, Dewa, kating yang paling terkenal di semua kalangan mahasiswa, hingga membuat mereka menjadi wajah kampus untuk mewakili kampus dalam beberapa kegiatan terpaksa berhadapan dengan 7 orang mahasiswi baru yang ternyata cukup membuat mereka kewalahan dengan segala jawabannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13
Jake langsung mencari keberadaan Alana setelah bicara dengan papinya. Bagaimana bisa gadis itu memberikannya nomor ponsel sang papi hingga membuatnya harus berurusan dengan laki-laki itu. Astaga, rasanya Jake ingin tenggelam saja saat ini.
"Alana?" panggil Jake ketika melihat gadis itu yang hampir masuk ke dalam mobilnya.
Alana yang merasa namanya di panggil langsung melihat ke arah sumber suara dan ternyata ada Jake di sana.
"Alana," panggilnya dengan nafas yang terengah-engah.
"Ya, kak ada apa?" tanya Alana ketika melihat Jake menghampirinya.
Melihat Alana dalam jarak sedekat ini membuat Jake benar-benar terpesona. Sungguh, kecantikan gadis ini membuatnya diam membisu di tempatnya.
"Halo, kakak kenapa, kak? Kok bengong?" tanya Alana yang membuat Jake langsung tersadar.
"Hehehe, sorry. Hem, sebelumnya cuma mau tanya nih. Plis jangan marah ya. Maksud gue mau tanya, nomor yang kamu kasih itu nomor siapa? Aku wa gak pernah di bales dan tadi waktu aku telpon-"
"Oh my God? Kakak telpon nomor itu? Sorry banget kak, ith nomor papi aku. Terus kakak gimana? papi marah ya sama kakak?" tanya Alana panik setelah mengetahui Jake menghubungi nomor itu. Bahkan yang lebih parahnya lagi Jake sampai bicara dengan papinya.
Alana merasa sangat bersalah karena hal ini. Sungguh, dia tidak bermaksud seperti ini.
"Eh, gak usah minta maaf gak apa-apa sih. Aku paham kok maksud kamu. Lagian baru kenal juga langsung minta nomor WhatsApp kan? Konyol sih, memang." jawab Jake yang mencoba memahami Alana. Mungkin jika dia jadi Alana, dia juga akan melakukan hal yang sama.
"Kak, beneran deh aku minta maaf. Aku nggak bermaksud berbuat jahat gitu sama kakak. Aku-"
"Hey, sttt... gue baik-baik aja kok. Sekalian latihan ketemu calon mertua. Kali aja kita jodoh kan? doa baik boleh dong?" ucap Jake yang berusaha mencairkan suasana karena dia yakin, jika saat ini Alana benar-benar merasa bersalah atas perbuatannya.
"Aku bener-bener minta maaf sama kakak. Hem, gimana ya? sebagai gantinya dan tanda maaf aku, nanti malam aku undang kakak ke rumah ya? temen-temen aku ngadain barbeque di rumah, jadi sebagai tanda maaf aku kakak boleh kok datang ke rumah."
"What?!" Jake sangat terkejut dengan hal ini.
Benarkah dia di undang datang ke rumah Alana? Astaga, ini namanya bencana membawa berkah.
"Sini hp kakak." pinta Alana.
"Untuk apa, Al?" tanya Jake sambil memberikan ponselnya.
"Nah, ini beneran nomor aku. Kali ini aku gak bohong dan ini buktinya." ucap Alana setelah memberikan nomor ponselnya dan dia juga langsung menghubungi nomor itu.
Bahkan dia juga menunjukkan pada Jake jika kali ini itu benar-benar nomornya, karena ponselnya langsung berdering dan Jake melihat itu.
"Oh oke." jawabnya bengong karena dia belum percaya bahwa dia mendapatkan nomor ponsel Alana.
"Yaudah, aku balik dulu ya kak. Nanti aku shareloc alamat rumah aku ya. Once again, I apologize to you."
"Hahaha, no problem. I'm oke." jawab Jake yang membuatnya mendapatkan sebuah senyuman manis dari Alana sebelum gadis itu masuk ke dalam mobilnya.
"Bye, Al. Sampai jumpa nanti malam." Jake melambaikan tangannya yang di balas lambaian tangan juga dari Alana.
"Oh my God! she is absolutely perfect." gumam Jake setelah kepergian Alana dengan mobilnya.
Sedangkan di sisi lain, ada Gerry yang melihat hal itu. Dia melihat bagaimana interaksi antara Jake dan Alana yang membuat sesuatu dalam dirinya bergejolak.
"Makanya gentle jadi cowok. Jangan bisanya diem dan nuduh orang Mulu!" sindir Rekha yang melewati Gerry begitu saja, hingga membuat cowok itu langsung menatap tajam ke arahnya.
Merasa dirinya di rendahkan oleh gadis itu membuat Gerry pun langsung menyusulnya.
"Berhenti!" seru Gerry yang berusaha menghentikan Rekha.
Rekha berdiri tegak di depan Gerry dan menatapnya tanpa rasa takut sedikitpun.
"Apaan? Mau marah lagi? See, udah terbukti bukan? Lagian aku kasih tau ya ke kakak, but ini mau percaya atau gak. Kalau Alana itu gak suka cowok kaku. Alana itu suka cowok yang humoris dan pastinya itu bukan kakak! Kalau Alana bisa ngasi nomor hpnya sama tuh cowok, itu artinya tuh cowok masuk dalam kriteria Alana. Ups, sorry." ujar Rekha yang sengaja mengatakan kebenaran tentang Alana.
Barulah dia masuk ke dalam mobil miliknya dan meninggalkan Gerry begitu saja.
***
np ft gk bs di bk
next my