Ayuna Sekar, gadis yatim piatu yang tulus dan pekerja keras, dikhianati oleh tunangannya sendiri—pria yang selama ini ia biayai hidup dan kuliahnya. Di hari pernikahan yang seharusnya menjadi hari bahagianya, ia justru dipermalukan dan dihina hingga mengalami serangan jantung.
Namun takdir memberinya kesempatan kedua—kembali tiga hari sebelum hari itu. Kali ini, Ayuna membalikkan takdir. Ia membatalkan pernikahan dan nekat menikahi seorang satpam tampan bernama Arjuna.
Tanpa ia tahu, Arjuna adalah seorang miliarder yang menyamar. Pernikahan sederhana mereka penuh tawa, cinta, dan kejutan. Dan Ayuna akan membuktikan bahwa cinta sejati tak pernah butuh harta... tapi hati yang setia.
Ayo ikuti keseruan ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Rumah Arjuna terlihat lebih tenang setelah serangan malam itu, tetapi di balik ketenangan itu, penjagaan diperketat. Tim keamanan pribadi Arjuna berpatroli bergantian, dan kamera pengawas diperbarui hingga ke area paling tersembunyi.
Di dalam rumah, Ayuna duduk bersama ibunya dan Maria, mencoba bersikap normal sambil menyeduh teh.
“Kalau aku boleh jujur, Na,” ujar Maria sambil memandangi bekas luka kecil di tangan Ayuna, “kamu jauh lebih kuat dari kami.”
Ayuna tersenyum lemah. “Aku dipaksa kuat, tante… Tapi jujur, sekarang aku takut kehilangan lagi. Takut kehilangan Ibu, kehilangan Arjuna… semua yang baru saja aku temukan.”
Amalia menggenggam tangan putrinya. “Kita nggak akan ke mana-mana. Sekarang kamu tidak sendirian lagi.”
Dari kejauhan, Arjuna melihat mereka, lalu berbalik menuju ruang kerjanya.
Di Ruang Kerja Arjuna – Tengah Malam
Pak Hendra duduk di hadapan Arjuna, membawa hasil penyelidikan awal dari rekening bayangan yang digunakan untuk membayar para penyerang.
“Nama aslinya belum bisa dilacak penuh. Tapi aliran dana terakhir mengarah ke yayasan fiktif atas nama… Anton Wiraputra.”
Arjuna mengepalkan tangan. “Jadi dia tak lagi pakai perantara. Sekarang dia berani bertindak langsung.”
Pak Hendra mengangguk. “Dia kepepet. Dia sadar waktu berpihak pada kita. Tapi kita harus hati-hati. Informan kita bilang, Anton punya file rahasia. Kalau dia jatuh, dia siap menyeret banyak orang bersamanya, termasuk pejabat dan pengusaha besar yang dulu ikut menikmati hasil penggelapan Cempaka Group.”
Arjuna menarik napas panjang. “Kita harus selangkah lebih cepat. Selamatkan bukti itu. Biar dia jatuh bukan karena kita menjatuhkan—tapi karena kebenaran bicara lebih keras.”
Esok Hari – Markas Rahasia Anton
Anton duduk bersama seseorang yang belum pernah muncul sebelumnya seorang pria tua dengan rambut putih rapi dan tongkat kayu.
“Aku akan gunakan kartu terakhirku,” ujar pria tua itu. “Kalau Ayuna tetap bertahan, maka kita hancurkan reputasinya. Kita bikin publik berpikir dia anak hasil skandal. Kita tarik semua simpati publik dari dirinya.”
Anton tampak sedikit ragu. “Itu bisa berbalik ke kita.”
Pria tua itu tertawa dingin. “Kalau kamu ingin bertahan… kamu harus berani menjatuhkan siapa pun, termasuk keponakanmu sendiri.”
Anton mengangguk pelan, tapi matanya menunjukkan keraguan. Untuk pertama kalinya, wajahnya tidak yakin.
Di Rumah Arjuna – Dua Hari Kemudian
Surat kaleng mulai dikirimkan ke media: fitnah terhadap Ayuna, foto-foto editan masa lalu, bahkan dugaan palsu soal Amalia sebagai wanita simpanan.
Media sosial mulai memanas. Berita clickbait menyebar:
"Siapa Sebenarnya Ayuna? Putri Sah atau Hanya Simpanan Cempaka?"
"Skandal Masa Lalu yang Mengancam Pewaris Cempaka Group!"
Ayuna gemetar saat membaca salah satunya. “Mas… aku nggak kuat. Aku udah bertahan sejauh ini, tapi ini terlalu kotor…”
Arjuna berdiri dan menatap matanya. “Sayang, kamu harus percaya… kebenaran akan selalu menang, tapi tidak selalu dengan cepat. Kita lawan ini. Kita ajukan gugatan balik soal pencemaran nama baik. Aku punya semua timku, dan kamu punya aku.”
Ayuna mengangguk. “Aku nggak akan lari.”
Amalia ikut duduk bersama mereka. “Dan kamu juga punya Ibu.”
Beberapa Hari Kemudian – Konferensi Pers Mendadak
Arjuna dan Ayuna berdiri di depan kamera, didampingi pengacara mereka.
“Kami ingin meluruskan fitnah yang beredar,” ujar Arjuna. “Kami telah mengantongi bukti siapa dalang di balik penyebaran berita palsu ini. Kami akan melaporkan secara hukum dan meminta penyidikan menyeluruh.”
Ayuna kemudian maju, suaranya mantap, “Aku bukan sempurna. Tapi aku tidak diam saat keluargaku dihancurkan. Ini bukan tentang kekayaan, ini tentang kebenaran. Dan aku tidak akan mundur.”
Tepuk tangan perlahan muncul dari hadirin yang hadir beberapa dari mereka adalah pengusaha yang pernah kenal dekat dengan almarhum Tuan Cempaka.
Malam Hari – Di Tempat Rahasia
Salah satu mantan staf keuangan Anton muncul di rumah Arjuna, mengaku siap menjadi saksi jika diberi perlindungan.
“Aku punya backup file. Semua aliran dana ilegal, bahkan siapa saja yang menikmati hasil korupsi perusahaan. Termasuk pejabat-pejabat itu.”
Arjuna menatapnya serius. “Kamu siap masuk ke program perlindungan saksi?”
Pria itu mengangguk. “Aku lebih baik hidup dalam kejujuran daripada terus bersembunyi dalam kebohongan.”
Beberapa Jam Kemudian – Lokasi Rahasia
Arjuna, Ayuna, Pak Hendra, dan tim IT tepercaya berkumpul di sebuah vila yang jauh dari pusat kota. Mereka membuka satu per satu file yang dibawa oleh saksi. Nama-nama besar bermunculan: politikus, pengusaha, bahkan aparat penegak hukum.
Pak Hendra menghela napas panjang. “Ini… bisa mengguncang negara.”
Ayuna menatap layar dengan ngeri, tetapi juga keberanian. “Kalau memang ini kebenarannya, maka biarlah semua terbuka.”
Arjuna berdiri, menatap seluruh tim. “Kita tidak bisa kembali sekarang. Tapi kita bisa maju bersama. Untuk kebenaran, untuk masa depan yang lebih bersih.”
Di tempat lain, Anton menatap layar monitornya yang menunjukkan berita terkini soal konferensi pers Ayuna. Tangannya bergetar. Ia sadar waktu dan kekuasaannya semakin habis.
Bersambung...
lanjut