Sulastri tak menyangka kalau dia akan jadi korban pemerkosaan oleh pria yang tak dia kenal, dia sampai hamil dan dihakimi oleh warga karena merasa kalau Sulastri merupakan wanita pembawa sial. Sulastri meninggal dunia dan menjadi kuntilanak.
Wanita yang menjadi kuntilanak itu datang kembali untuk membalas dendam kepada orang-orang yang dulu membunuhnya, dia juga terus gentayangan karena mencari siapa yang sudah merenggut kesuciannya.
Jangan lupa follow Mak Othor biar gak ketinggalan up-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BD Bab 13
Logikanya, jika ada api berarti ada hawa panas. Namun, herannya yang Gunawan rasakan justru merasa dingin. Seperti ada semilir angin yang begitu kencang dan menampar tubuhnya, hawanya sangat dingin sampai menusuk tulang.
Padahal, ketika dia mengedarkan pandangannya, di ruangan itu tidak ada angin sama sekali. Kalau memang ada angin yang kencang, kasih api unggun yang ada di hadapannya sudah padam. Atau, setidaknya api itu akan bergerak dengan liar.
Akan tetapi, ada satu hal yang membuat dirinya begitu takut. Bulu kuduknya bahkan langsung berdiri semua, Itu semua terjadi karena Gunawan merasa ada yang menyandarkan tangannya pada kedua pundaknya. Rasanya begitu dingin seperti es batu.
Saat Gunawan menolehkan wajahnya ke belakang, dia melihat ada sosok wanita yang berpenampilan lusuh. Baju yang dia kenakan begitu kotor seperti baru saja jatuh ke dalam kubangan lumpur, wajahnya penuh darah. Rambutnya panjang dan berantakan.
Gunawan yang ketakutan langsung menjauh dari sosok itu, dia ingin berlari keluar dari gudang terbengkalai itu. Sayangnya, tiba-tiba saja ada kayu yang menutup jalan keluar dari gudang terbengkalai itu.
"Si---- siapa kamu? Kenapa kamu----"
Baru saja dia ingin bertanya tentang siapa wanita itu, tetapi Gunawan tidak sanggup meneruskan ucapannya. Karena dia tidak melihat kaki dari wanita itu, ternyata wanita itu mengambang di udara.
"Se---- setan!"
Gunawan berteriak ketakutan, dia bahkan berusaha menyingkirkan kayu yang menutup jalan keluar dari gudang itu. Sayangnya begitu keras dan juga berat ketika ditarik.
"Sialan!" teriak Gunawan yang merasa putus asa.
Dia berusaha untuk keluar dari sana, sekuat tenaga dia mengangkat kayu yang menutup jalannya. Namun, belum sempat dia bisa menarik kayu itu, sosok wanita yang mengerikan itu mendekat ke arahnya.
"Pergi! Jangan dekati aku! Pergi sana! Menjauhlah! Jangan berani-berani untuk mendekat!" teriak Gunawan.
Bukannya menjauh, justru sosok wanita itu semakin mendekat. Semakin dekat dan tangannya terulur untuk menyentuh wajah Gunawan, dengan cepat Gunawan bangun dan menghindar dari wanita itu.
"Jangan macam-macam!" teriak Gunawan dengan napasnya yang naik turun.
"Hahahahaha! Di saat aku hidup kamu begitu menginginkan aku, tapi setelah aku mati kamu malah mengusirku. Bukannya dulu kamu begitu menginginkan aku, hem?"
Di sela ketakutannya Gunawan langsung teringat akan Sulastri, dia jadi berpikir kalau sosok wanita yang kini ada di hadapannya itu adalah arwah dari Sulastri.
"Dulu aku menginginkan kamu karena kamu manusia yang cantik, tapi sekarang kamu bukan lagi manusia. Aku tidak menginginkan kamu, pergi saja kamu ke alam kamu."
Suara tawa dari bibir hantu itu menggema di dalam gudang terbengkalai itu, Gunawan sampai duduk terjatuh dan memeluk kedua lututnya. Dia ketakutan, dia cemas dan juga putus asa.
"Sekarang juga bisa, ayo."
Baju lusuh yang dikenakan oleh hantu Sulastri itu lepas dengan sendirinya, tubuh indah Sulastri langsung terlihat dengan jelas. Gunawan sampai melotot melihat pemandangan yang begitu indah di depan matanya.
"Buset! Walaupun sudah jadi hantu, tapi badan kamu tetap oke!"
Padahal pria itu tadi ketakutan setengah mati, tetapi setelah melihat kemolekan tubuh Sulastri, kemesumann pria itu datang kembali. Terlebih lagi kini wajah Sulastri berubah cantik seperti saat hidup, rambutnya yang tadi berantakan juga kini terlihat begitu rapi.
Tak ada darah seperti tadi, tak ada luka lebam sama sekali. Gunawan bahkan sampai meneteskan air liurnya, seperti Anjing yang melihat daging empuk untuk disantap.
"Katanya mau, ayo. Aku siap, jangan sungkan."
Arwah Sulastri semakin mendekat, tak lama kemudian Gunawan berusaha untuk berdiri. Arwah Sulastri tersenyum dan menempelkan tubuhnya pada tubuh Gunawan.
Nyes!
Rasa dingin seperti membekukan tubuhnya, Gunawan tidak bisa bergerak sama sekali. Tak lama kemudian dia berteriak dengan begitu histeris karena melihat perubahan wajah Sulastri.
"Argh! Tolong!" teriak Gunawan ketika melihat perubahan dari Sulastri.
Di seluruh tubuhnya terdapat luka lebam, ada darah yang mengering. Bahkan, ada kulit yang sobek dengan dagingnya yang terlihat. Gunawan takut dan mual dalam waktu bersamaan.
"Hoek! Hoek!"
Pria itu muntah-muntah, arwah Sulastri tertawa-tawa cekikikan. Gunawan ketakutan, karena arwah Sulastri kini memeluk tubuhnya dengan tubuh yang polos.
"Ayo, aku siap. Aku tak tahan, cicipi aku."
"Nggak! Lepas! Lepas!" teriak Gunawan.
Berkali-kali pria itu berusaha untuk melepaskan diri dari arwah Sulastri, tetapi sayangnya tidak bisa. Semakin dia berusaha untuk melepaskan diri, semakin kuat pelukan dari Sulastri. Bahkan, terasa begitu menyesakkan.
"Nanti aku lepaskan, sekarang kita main-main dulu."
Arwah Sulastri mendekatkan bibirnya pada bibir Gunawan, bau amis begitu menyengat. Gunawan sungguh tidak kuat dan langsung muntah-muntah kembali.
"Jangan dekati aku, pergi saja sana. Aku tak kuat," ujar Gunawan memelas.
"Baru segitu saja sudah tak kuat, Cemen!"
Sulastri menggoyangkan tubuhnya sambil memeluk Gunawan, bukannya keenakan, justru pria itu semakin ketakutan. Bau amis yang keluar dari tubuh arwah Sulastri membuat dirinya pusing setengah mati.
Dia berusaha menahan bau yang tidak sedap itu, hingga pada akhirnya Gunawan tidak sanggup dan jatuh pingsan.
"Cemen! Baru segitu saja sudah pingsan, tak asik. Padahal ini baru permulaan, masih ada permainan mengasikan lainnya."
Arwah Sulastri tersenyum penuh kepuasan, setelah itu dia menghilang dari pandangan.
ternyata begitu ceritanya... dasar laki-laki...
jahat pula...
kalo ada udaku geplek pala abg syahdan 🤣
syahdan ini udah termakan omongan ibunya.. kasihan juga sih.. nggak tau apa-apa, malah dimanfaatkan ibunya..