"Rachel dijodohkan demi mahar, lalu dibuang karena dianggap mandul. Tapi pelariannya justru membawanya pada Andrean Alexander—seorang CEO dingin yang tanpa sadar menanam benih cinta… dan anak dalam rahimnya. Saat rahasia masa lalu terbongkar, Rachel menyadari bahwa dirinya bukan anak kandung dari keluarga yang telah membesarkan nya.
Bagaimana kelanjutan kisah nya.
Mari baca!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I.U Toon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tertangkap Basah Andrean
BAB. 13
"Kenapa denganku hari ini? Biasanya juga tidak seperti ini" Gumam Rachel dalam hatinya.
Soto daging merupakan makanan kesukaan Rachel selama ini, namun baru kali ini dia merasakan hal aneh saat memakan makanan yang penuh khas rempah-rempah tersebut.
Rachel membasuh mulut dan tangannya segera keluar dari kamar mandi tersebut.
DEG..
Jantung Rachel terasa ingin copot saat mendapati sesosok pria tinggi kekar sedang berdiri di depan pintu kamar mandi tersebut.
"P-pak Andrean sedang apa disini ? Ini kan kamar mandi perempuan! " Gugup Rachel
" Kamu kenapa ? Kamu hamil?"
Rachel langsung melotot saat Andrean menanyakan hal yang menurut nya sangat sensitif itu. Dia langsung melirik ke arah Kanan dan kiri takut jika ada orang lain yang mendengarkan.
"T-tidak kok, saya tidak hamil " sanggah Rachel yang memang dia tidak merasa seperti sedang hamil.
Karena masih gejala awal belum terlalu terasa dan mencolok..
"Teruss kenapa kamu mual-mual?"
" Pak, mual-mual itu bukan berarti hamil kan! Itu bisa terjadi pada semua orang termasuk bapak sendiri.
Mungkin saja lambung saya lagi kumat aja, karena memang tadi pagi saya hanya sarapan sepotong roti saja"Rachel berusaha setenang mungkin karena dia juga lupa akan kemungkinan kecil itu.
"Baiklah, bagaimana jika kita periksa ke dokter saja. Seingat saya memang sudah satu bulan sejak kejadian malam itu kan! Jadi pasti sudah terlihat ".
"Maaf Pak saya gak mau, karena memang saya tidak merasa ada yang aneh pada tubuh saya. Saya tidak hamil!".
"Permisi Pak". Rachel mencoba menghindar dan kembali ke kantin.
Meski di dalam hatinya saat ini bertanya-tanya apa benar dia memang hamil saat ini.
Rachel kembali ke kantin perusahaan untuk menghampiri yang lainya disana. Saat memasuki kantin, tak sengaja telinganya mendengarkan sesuatu yang membuat telinga nya tersentil.
"Apa dia sedang hamil ya? Kasian banget ya, padahal kan dia masih mudah belum menikah pula". Setelah melihat kejadian Rachel yang hendak muntah Para karyawan yang sudah lama tidak menyukai Rachel langsung mencibirnya.
"Ehemm!!"
Hanya dengan berdehem bisa membuat para pembenci yang mencibir Rachel langsung pada diam.
Sedangkan Rachel sendiri di buat terkejut saat pria yang kekar yang merupakan Bos-nya tersebut sudah berdiri di belakangnya.
"Sudahlah jangan dengarkan mereka, kita harus kembali ke kantin karena mereka masih menunggu kita".
Mereka pun berjalan menghampiri Rizka dan Tissa yang sedang menyantap makanan mereka.
"Kalian kenapa lama banget" Tissa kesal
"Maaf Rika, berhubung ini jam makan siang jadi toiletnya penuh" Rachel mencoba mencari-cari alasan agar tidak membuat Tissa curiga
"Tapi kamu tidak kenapa-kenapa kan!" ucap Rizka datar.
"Saya baik-baik saja kok buk, terimakasih "
"Panggil saja Rizka, toh kita juga seumuran kan" Rizka wanita yang terus tereng tidak suka basa-basi kepada orang lain.
"Sudahlah, ayo kita lanjutkan makan siang nya. Waktu makan siang akan segera berakhir. Kita harus kembali bekerja".
"Baik pak " Sahut Rika dan Rachel barengan.
Setelah selesai makan siang, mereka kembali ke ruang kerja masing-masing.
Tissa dan Rachel kembali ke ruangan mereka untuk bekerja.
Sedangkan Andrean dan Rizka kembali keruangan Andrea.
"Kenapa anda begitu perhatian dengan Gadis itu pak Andrean yang terhormat??" Goda Rizka pada sepupunya itu.
"Ada hal yang ingin ku ceritakan padamu !"
"Apa itu?? Kau membuatku penasaran " Rizka mengernyitkan alisnya sebelah.
"Sebenarnya sebulan yang lalu aku dan Rachel telah tidur bersama"
"Apa? tidur bersama? Beo Rizka
"Hus.. Kecilkan suaramu!!"
Sebenarnya tidak direncanakan, hanya kebetulan saja kami bertemu di sebuah club malam. Entah bagaimana kami bisa bertindak sejauh itu.. Intinya sekarang aku merasa dia sedang mengandung anak ku!". Akhirnya Andrean mencoba menjelaskan pada Rizka.