Hanya ada di noveltoon, bila ada yang lain maka plagiat.
Desa pandan Arum mendapatkan teror yang amat mengerikan selama satu tahun terakhir anak anak atau pun remaja, banyak yang meninggal dalam keadaan mengerikan dan itu hanya untuk berjenis kelamin laki laki saja.
Mereka di temukan dalam keadaan anus rusak parah, semua nya sudah tidak bernyawa ketika sudah kembali pada keluarga nya.
siapa yang sudah membunuh mereka?
siapa pula yang membuat teror mengerikan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Dapat uang
Erni cepat membuka isi nya karena dia sangat penasaran dengan isi kaleng ini, karena di dalam kaleng maka mungkin saja apa yang ada di dalam nya menjadi utuh dan hanya kaleng luar yang banyak mengalami gosong gosong. maka dengan rasa penasaran yang amat tinggi langsung lah di buka, siapa tau saja isi nya rahasia pikir Erni.
Namun begitu kaleng di buka maka langsung lah Erni kaget karena ada uang yang di ikat rapi bertuliskan nominal sepuluh juta dan semua nya merah, ini pasti nya uang Darma sehingga di simpan dalam kaleng ini. entah dia dapat dari mana uang sebanyak ini, Erni jadi gembira karena akan jadi milik nya.
Tidak mungkin juga di biarkan begitu saja oleh nya karena nanti malah akan di ambil oleh orang lain, karena dia juga yang dapat pertama maka dia lah merasa berkuasa. sepuluh juta tidak sedikit, dia sudah bisa sedikit membangun teras rumah nya yang belum siap semua itu.
Dengan uang ini maka akan dapat bantuan dan ini tanpa kerja keras pula, Erni cepat memasukan kedalam kantong karena bagian lain menunjukan sebuah foto. tampak di sana Darma dan seorang pria terlihat sangat bahagia, perut Darma yang buncit besar memakai daster warna biru muda dan sang pria memegang perut nya.
Wajah bahagia kedua nya tidak bisa di pungkiri dalam foto itu, tak lupa juga ada foto pria tersebut merangkul dan juga sedang sendirian. semua nya foto yang sama, tidak ada beda nya sama sekali karena memang itu adalah pria yang sudah menghamili Darma saat di kota, maka nya terlihat ada di mana mana.
"Apa yang kau masukan kedalam kantong mu?" Mustofa mendekati istri nya.
"Eh kau lihat ini, seperti nya ini pria yang menghamili Darma ya?" Erni menunjukan foto.
"Kelihatan bersih dan mungkin saja orang kaya." gumam Mustofa.
"Kalau kaya nya seperti nya sih iya, tapi bisa jadi dia ini suami orang." ujar Erni.
"Ah kau ini pikiran buruk selalu kemana mana!" sergah Mustofa pada istri nya.
"Ya pikir dulu lah, Mas! kalau dia bukan suami orang, maka tidak mungkin Darma di buang kembali di desa ini." Erni kekeh sekali menilai bahwa ini suami orang yang sudah Darma ambil.
Mustofa cuma geleng geleng kepala saja karena dia kurang paham kadang kala dengan pikiran nya wanita soal hal hal begitu, sebab dia selalu berpikir positif saja tidak ada kemana mana otak nya. beda dengan wanita yang sekali lihat saja sudah sampai ujung ke ujung, apa bila melihat sesuatu.
Erni sendiri malah mengambil satu foto itu dan yang lain nya ia bakar di atas bara bara yang masih tertinggal karena ada sebagian masih membara, mana angin juga meniup kencang sehingga tidak mudah mereka mau padam. foto tersebut langsung habis, Mustofa sendiri segera pergi dari sana malas mau berpikir macam macam.
"Mas kita besok belanja beli seng sama besi nya ya." ajak Erni sambil jalan pulang.
"Uang nya mana? aku tidak mau kamu ambil pinjaman ya!" ujar Mustofa.
"Aku ada kok, tapi memang selama ini agak ragu mau pakai karena itu tabungan." dusta Erni.
"Kalau ada sih aku tidak masalah, itu sekitar delapan juta habis nya." ujar Mustofa sudah menghitung semua nya.
"Aman, aku akan membayar semua nya." Erni tersenyum tenang.
"Dapat dari mana sih kamu uang?" Mustofa jadi penasaran.
"Udah di bilang ini tabungan aku, jadi nya baru bisa di pakai lah sekarang." ujar Erni agak menyentak kasar.
Mustofa cuma mengangguk saja karena kalau terus di tanya nanti nya malah jadi masalah serius, jadi terserah saja istri nya itu mau apa, dia tidak ingin lagi banyak tanya karena memang seperti itu lah ya tabiat Erni saat sudah punya sesuatu, bisa di bilang kadang angkuh dan kadang juga rendah hati.
...****************...
"Jadi kalian dari desa itu untuk mencari hantu nya?" tanya Nana.
"Ini dia ngeyel sekali kesana, terus ku ikuti lah dia." jawab Maharani.
"Ran, gelang ku jatuh di sana seperti nya." ujar Purnama melihat tangan nya yang sudah kosong.
"Kok ya bisa, gelang emas sangat mahal loh!" seru Maharani kaget.
"Coba cari dulu di sekitar sini." suruh Nana.
Purnama mencari nya susah payah karena harga emas memang sangat mahal sehingga kalau sampai hilang maka bisa tantrum ratu ular ini, jadi lebih baik segera di temukan sebelum hati nya tambah kesal dan marah marah tidak jelas pada semua orang yang ada di sana.
"Tidak ada, mungkin jatuh pas aku jambak dia itu loh." ujar Purnama.
"Kau sih tidak hati hati, ini masa mau cari lagi kesana." Maharani merutuk.
"Ya di cari lah, gila itu besar uang nya!" teriak Purnama.
"Maka nya lah kau itu kalau lasak tidak usah pakai gelang mahal." Nana balik memarahi Purnama.
Purnama sudah mau menangis rasa nya karena itu bila di hitung maka sekitar dua puluh enam juta harga nya, mana bisa mau di buang begitu saja walau sudah jatuh entah di mana. bisa tidak bisa memang harus di temukan agar segera tenang, ini malah jadi tugas baru untuk para member nya.
"Gila kau memang, tidak di suruh cari hantu malah kau suruh pula kami cari emas!" rutuk Maharani.
"Lah ya gimana, itu mahal sekali loh." rengek Purnama.
"Edan kau memang, awas saja kalau tidak ada imbalan untuk ku!" rutuk Maharani.
"Ada, nanti aku akan memberikan kamu sesuatu pokok nya! tapi cepat cari lah dulu emas ku itu, nanti keburu di temukan orang." desak Purnama.
"Kalau ketemu orang maka bukan rezeki lah nama nya, salah sendiri sok pakai emas mahal." Nana pun juga merutuk saja.
"Aku tidak ikut cari, karena aku sudah ada tugas." Xiela angkat tangan.
"Bertiga lah dengan ku." Arini maju karena dia mau membantu.
"Nah cukup lah itu, sana cepat temukan gelang ku." Purnama sudah tidak sabar lagi.
"Sabar lah, kau kok ya banyak tingkah dan tidak sabaran!" Maharani merutuk karena dia sungguh malas mau kembali lagi di desa itu.
"Ayo, Lam!" Arini menatap Nilam yang mau kabur.
Nilam mengeluh karena dia harus kena juga, padahal tadi sudah mau melarikan diri agar tidak ketahuan dia ada di sini dan dia malas akan tugas begini, mencari gelang emas ratu nya yang jatuh dan kata Maharani ada di dekat sawah pula lokasi mereka main tadi malam.
Selamat pagi embeb ku, jangan lupa like edan komen kalian ya.