NovelToon NovelToon
Alea Anastasya Dwi?

Alea Anastasya Dwi?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Fantasi Wanita
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: cucil

ini tentang alea si gadis polos keturunan mata sipit yang mencari jawaban mengenai hidupnya

tentang ketidak Adilan yang dia terima dari orang orang dekat yang dia sebut keluarga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

thirteen

Pulang sekolah, cuaca masih saja mendung seperti tadi pagi. Angin kencang berhembus membuat tubuh Alea menggigil. Dia menampung tangannya ke langit dan mendapati tetesan hujan kembali turun.

" Kenapa harus sekarang sih turun hujannya? Kenapa nggak tadi aja pas jam sekolah?"

Hati Alea bimbang. Besok seragamnya masih harus dipakai, melihat cuaca yang mendung sepertinya tidak akan kering kalau dia menerobos hujan. Kecuali... Alea melirik ke kiri- kanan, memegang tas gendong nya dengan dua tangan.

Kecuali dia kembali memakai Hoodie super mahal itu .

" Ngga apa-apa kali, ya. Lagian wiliam juga mustahil ketemu dijalan. Buktinya udah berhari-hari aku bawa kemana-mana, nggak ketemu juga sama Dia. Nanti malam aku jemur di belakang kulkas deh biar cepet kering," katanya sambil mengeluarkan Hoodie itu dan mengenakannya kembali.

Aroma wangi dari sisa parfum wiliam tercium menyegarkan. Alea sampai memejamkan mata menikmatinya. Padahal Hoodie ini sudah dicucinya, tapi aroma itu tidak juga hilang.

" Pasti parfumnya juga mahal, wanginya lengket."

Dengan hati riang, alea melangkah keluar dari gerbang sekolah menuju jalanan besar untuk memberhentikan angkot.

Hoodie wiliam yang hitam legam dan besar itu seolah menenggelamkan badannya yang kecil. Sampai rok pendek yang Alea kenakan juga ikut hilang, membuatnya seperti tidak memakai pakaian apapun selain Hoodie dan tas gendong berwarna pink dipunggung.

Alea menemukan angkot dan naik kedalamnya. Mobil berjalan melewati beberapa simpang, hanya dirinya seorang saja penumpang hari itu. Mungkin dikarenakan cuaca mendung dan gerimis, membuat orang-orang enggan keluar.

" Kita muter dulu ya, neng.cari penumpang, lagi sepi nih.butuh setoran."

" Iya bang, nggak apa-apa. Saya juga nggak buru-buru ko."

Selang beberapa lama, empat orang siswa SMA yang berdiri di pinggir jalan menghentikan angkutan umum itu. Mereka semua masuk dan membuat kondisi yang tadinya lenggang tiba-tiba menjadi sempit.

Salah satu dari keempat siswa yang ada mengenakan masker berwarna hitam menghentikan langkah sejenak saat masuk kedalam angkot. Matanya melebar dan kelihatan sedikit kaget.

Alea yang curi-curi pandang menggeser duduknya menjadi kepaling pojok . Dua tangannya mendekap erat tas gendong yang sudah beralih kedepan. Dia takut dicopet, padahal tidak ada barang berharga apa pun di tasnya selain buku-buku catatan ujian.

' kenapa sih Abang Abang ini ngeliat '? Batin alea was-was. ' aku nggak bawa apa-apa loh."

" Geser lo pada gue mau diujung.". Kata laki-laki yang terakhir masuk.

" Apaan sih, am? Bikin sempit aja deh lu ".

" Awas gue bilang!".

Tunggu suara itu, alea melebarkan matanya.jantungnya jadi deg-degan tidak karuan. Ingatan kuat milik gadis itu langsung merespon dan mengenali siapa pemilik suaranya.

Alea menatap sosok yang paling tinggi diantara siswa SMA yang ada. Duduk tepat diseberang alea.saking tingginya, dengkul mereka jadi tabrakan, dan sosok itu mengapit lutut alea yang menyatu dengan lututnya yang mengangkang.

" Hai ". Dan benar saja ketakutan alea, saat sosok dihadapannya melepas masker, Alea hampir pipis di celana saking takutnya.

Itu wiliam! Sialan, mereka bertemu kembali.

___________________

"ak-akk,akkhh." Bibir alya menghasilkan suara mencicit takut. Dia menatapku sekeliling dan angkot itu terlalu dipenuhi penumpang sehingga mustahil baginya kabur.

"Bang, bang, berhenti, bang"

" Ett, mau kemana lo?"

Alya gemetaran. Air matanya sudah bendung karena cemas. Dia sungguh ingin menangis meraung-raung saat ini. Kenapa di moment yang tidak tepat dia malah bertemu orang yang paling dia tidak ingin temui.

" Gue liat-liat, bagus juga jaket lo," kata william " kayak kenal."

Alea jadi panik bukan main. Dia menatap budi yang dikenakan dan mencengkeram bagian depannya. Tentu saja william kenal, hoodie itu kan miliknya.

William sendiri memilih yang menggulung senyum. Wajah memerah yuki yang malu-malu menahan takut sangat menggemaskan di matanya. Kalau saja tidak ada tiga teman lainnya di sini, sudah william cabuli gadis di hadapannya sekarang.

" I- itu ak -aku ... Aku,ak."

Kuku-kukuan yang terlalu pekat membuat alya gagal membentuk kata-kata.

William yang ada di seberang nya semakin tidak bisa menahan senyum. Laki-laki itu menjilat bibir nya, menikmati dengan sangat wajah alea yang panik.

" Kamu apa? Hmm? Mau ngomong apa, cantik?"

Ketiga teman williams serentak menoleh saat mendengar temannya menggoda satu-satunya gadis di angkutan umum itu dengan sebutkan 'cantik'.

" Am, lo nggak usah-"

" Udah jangan ribut, ini urusan gue. Lo pada siapin diri aja," potong william galak. Dia kembali menatap kearah alya dan mengambil untuk perempuan itu dengan kaki panjangnya lebih kencang.

Alea makin gelisah. Dilirik ke kiri kanan, yang ada hanya tampang tampang siswa sma yang seperti preman. Apa mereka ini teman-temannya william? Kenapa wajahnya seram seram semua? Hanya wajah williams aja yang paling enak dipandang.

" Heh, lo denger kata gue tadi nggak? Malah melamun."

" Eh, i-iya, bang?"

" Pfft.". William tertawa. Lia makin gemas mendengar alea yang ketakutan memanggilnya dengan sebutan abang.

" Itu punya gue, kan?"

Alea menunduk, dia mengaku pelan menanggung malu. Apa yang william pikirkan mendapati gadis yang kemarin dia masuk di kamarnya mengenakan hudi miliknya yang tertinggal. Apa william akan jadi berpikir yang tidak-tidak? Tapi, kan, memang laki-laki itu selalu berpikir yang tidak-tidak.

" Hmm, bagus juga kalau lo yang pakai. Meski kegedean, tapi lu jadi imut. Gimana?"

" Gimana apanya, bang?"

" Adem?"

" Lumayan," kata Alea.

"Hihihi." William tertawa, tak dapat menahan diri untuk tersenyum. Dia mengangguk angguk bulan. " Gitu, ya. Iya sih, kelihatannya lo juga nyaman."

Alea diam, mengapa kan kedua tangannya sambil sesekali melirik ke jalan. Kenapa angkot yang membawanya hari ini merayap sangat pelan sekali. Satu menit terasa seperti satu jam saja baginya. Dia ingin cepat-cepat turun dari angkot dan kabur.

William yang melihat ke khawatir Alea menekan kembali kakinya. Alea yang merasa kesakitan meringis, gadis itu berupaya melebarkan kakinya untuk melawan tekanan kaki william.

Perang tekan tekanan kaki terjadi. Dua orang itu sibuk ber gulat untuk saling menyalahkan. William sendiri hanya santai saja, tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk mengalahkan upaya Alea.

Dia menyandarkan punggung, sikut tangan ditaruh di atas pekerti bagian belakang mobil sambil menopang pipinya. William menikmati dengan sangat wajah aulia yang berusaha keras agar tidak ditekan kaki panjang william.

Tak lama, salah satu dari teman william berkata." Udah mau dekat nih. Keluarin semua peralatan lo pada, nanti kita turun langsung kumpulin rombongan dan serang

geng sebelah."

" Eh?". Alea melotot. Matanya menatap ngeri pada pedang panjang. Gear motor yang diikat ikat pinggang, sebuah tongkat best ball, dan juga pisau whipped yang keluar dari tas sekolah masing-masing orang.

" Aaaa..." Cicit Alea pelan, tidak bisa membayangkan benda se mengerikan itu jika mengenai daging manusia, pasti akan berakibat fatal.

Alea sangat ketakutan. Siswa sma yang entah darimana itu kelihatannya jelas akan tawuran. Alea sudah mau menangis menahan ngeri, tapi berusaha memainkan suara agar tidak memancing perhatian.

William melihat reaksi Alea yang terperagah jadi ikut melirik pada teman-temannya.

"Am,lo siap-siap juga. Bentar lagi kita turun nih."

Laki-laki itu menjilat bibir, tampak tenang sebelum bicara, " lo pada dulu deh. Gue ada yang mau diurus, ntar gue nyusul."

" lo mau ke mana?"

" Ada pokoknya, gue balik kok. Dicamp biasa, kan. Lagian anak-anak juga belum semuanya ada."

" Ya udah, oke. Hati-hati aja. Rombongan Blackwolf kayaknya masih berkeliaran buat ngincer lo soal yang terjadi sama riko kemarin. Tuh anak masih kritis gara-gara tebasan pedang lo."

" Gitu, ya.?". William mengangguk angguk sambil menipis kan bibir. Tak ada sedikitpun rasa takut di wajahnya, " lagian dia so iya banget nantangin gue, giliran diladenin malah ciyut. Mental bawa teman, nggak asik ah."

" Ya, lo juga nyerang riko brutal banget. Dendam apa ama dia?"

" Kayak lo nggak tahu aja sama dia. Anak-anak yang lain kan juga udah pada jengkel tuh sama serigala hitem. Makanya gue tebas aja sekalian ketuanya sampai kritis. Biar mereka tahu rasa ".

Alea yang menguping pembicaraan 4 siswa sma di hadapannya langsung pias.

' kritis? Gara-gara disabet pedang?'. Batin alea ngeri. Dia makin mendekap tas merah muda nya di paha, sekolah itu bisa melindungi alea dari rasa takut.

Angkot tak lama kemudian berhenti. Tiga orang teman william turun dan menyisakan dua orang lagi sebagai penumpang. Setelah angkot kembali jalan. William mencondongkan tubuhnya mendekati Alea lagi.

" Hai, kangen nggak lo sama gue?"

" Kamu habis bikin orang kritis?".

" Omongan teman gue jangan lo dengerin semua. Mereka berlebihan, gak sampai mati kok. Cuma dedenya aja ke belek dikit."

" Liam. Kenapa Kamu nyakitin orang? Ini kamu mau tawuran lagi, ya? Aku kan udah bilang buat jangan-"

" Shhttt." William mengapit bibir Alea dengan telunjuk dan jempolnya. " Cerewet banget sih lo. Emang kapan video yang gue akan ngelakuin apa yang Lo bilang? Omongan bokap gue aja gue bantah, apalagi lo yang bukan siapa-siapa. Emang lo Presiden? Hah!"

Nyali alea menyusut, melihat wajah serius william dia jadi takut. Alea mengerutkan bibirnya dan menunduk menatap jemari tangan yang saling berkait di atas paha.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!