Seandainya....

Semenjak Arga KKN di kota kecil sebelah. dia selalu merecoki gue, dengan cerita tentang cewek yang katanya paling cantik di sekolah itu. Kata Arga cewek itu, cantik, imut, badannya tinggi langsing tapi pipinya cabi kayak bakpao, entah lah gue tidak perduli.

Tapi Arga. astaga... hampir setiap malam dia telfon gue bertanya tentang trik menarik perhatian cewek SMA. Katanya dia. cewek itu, tidak cuek, cukup humble di ajak kenalan tapi. Tidak terlalu perduli dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, sehingga Arga yang selalu berseliweran di sekitarnya seperti hantu transparan tidak terlihat. kecuali orang yang mencuri perhatian nya atau teman akrab.

Aneh sih menurut gue, ada cewek yang tidak tertarik sama Arga, Abang gue itu dari SMA sudah jadi idola para cewek, sampai sekarang di universitas masih banyak cewek-cewek ngirim kado sama Abang gue.

Sama sih seperti gua. kita sebelas dua belas lah bedanya sifat Abang gua anaknya humble, dan rajin dari SD dia sudah sering ikut olimpiade atau OSN gitu dan dia selalu juara, sehingga dia menjadi kesayangan semua orang. Sedangkan gua suka nya otomotif dan males belajar. Untung nya bokap sama nyokap gak pernah membedakan kita. Selalu mendukung bakat dan minat kita di bidang apapun.

Kalau cuma penilaian keluarga besar, gak pernah gue hiraukan, anggap aja angin lalu, biarlah Arga menjadi kesayangan semua orang, yang penting ayah, bunda dan Arga selalu ngedukung gua. Itu sudah lebih dari cukup.

Arga bercerita awal mereka bertemu. Kata dia uang cewek itu jatuh dan Arga mengejar cewek itu dan mengembalikan nya. Gue pikir uangnya banyak eh ternyata cuma 5 ribu perak, gue ngakak guling-guling di kasur waktu itu ngapain Arga uangnya yang sudah berjibun itu mungutin uang 5 ribu punya orang. Gue yakin itu pertama Arga pegang uang receh seperti itu. Bukan nya sombong tapi dari awal masuk SMA gue sama Arga sudah di beri kepercayaan sama ayah untuk mengelola usaha sendiri, gue punya bengkel otomotif cukup terkenal di sini kalau Arga dia punya toko perlengkapan olahraga juga cukup terkenal dan Arga juga suka bermain saham sehingga walaupun masih mahasiswa dia sudah tajir.

Yang buat gue tidak habis pikir, yang buat dia jatuh cinta kata nya. Ekspresi cewek itu kaget yang di sodorkan uang oleh Arga, ekspresi malu-malu waktu Arga bertanya namanya yang di barengi gombalan receh Arga yang biasanya selalu buat cewek-cewek meleleh. Tapi semua itu tidak mempan untuk cewek itu. sehingga Arga seperti mahluk transparan ketika selalu di dekatnya .

Mulai saat itu Arga selalu merecoki hidup gue, selalu bercerita tentang dia, dan minta solusi agar mereka lebih dekat, Arga pikir gue penasehat cinta apa. Sehingga selalu ngerecokin malam-malam gue. Gue sudah ngasih solusi agar dia bertanya ke yang lebih berpengalaman. tapi arga tetep kekeuh katanya karena kita seumuran, jadi sifatnya tidak akan jauh berbeda.

Ohhh Arga kenapa dia bisa jatuh cinta sama cewek kampung seperti Nirina, ya... Nirina namanya, cewek ceria dan sangat polos.cantik sih tampa dempul seperti cewek-cewek di sekolah gue.

Sore ini waktu gue baru sampai di rumah, rumah gue sudah ramai banyak orang keluar besar gue sudah berkumpul, mereka mempersiapkan seperti mau ada lamaran, siapa yang mau lamaran,? Sepupu-sepupu gua masih SMA paling besar, apa mungkin Arga??. Ahh abang gue itu bukannya dia lagi galau karena waktu yang dia minta sudah mau habis sedangkan hubungan dengan nirina tetap tidak ada kemajuan.

Kemarin saja hari Minggu pulang kerumah mulutnya monyong terus dan dia hanya tertawa waktu melihat handycam nya. gue tau semua isi handycam itu. Isinya cuma tentang nirina, tentang sekolah yang sudah tergerus oleh usia, di desa terpencil, tidak ada yang menarik sesungguhnya di sekolah itu, tapi gue tau di sana tempat orang-orang yang tulus mencari ilmu dengan segala keterbatasan yang ada dan di sana semua nya sama tidak ada kasta sosial, ya walaupun kata Arga ada juga yang kecakepan dan sok kaya tapi masih di batas wajar.

Oke kembali lagi ke situasi rumah yang ramai. Gue celingukan mencari bunda ternyata hanya ada oma yang lagi memerintah seseorang untuk membungkus seserahan itu dengan rapi. Aku langsung menghampiri oma dan mencium pipinya

"Ada apa oma kok rame banget." tanya ku karena semua orang lagi sibuk dengan urusan masing-masing.

"Eaalaikumsalam" sindir oma. Gue cengengesan

"Assalamualaikum oma paling cantik "

"Waalaikumsalam, ingat salam kalau masuk rumah. Seperti abangmu itu." omelnya

"Maaf oma, ini ada apa kok rame??"

"Tuh.. Abang tiba-tiba pulang. Trus merengek besok mau lamar anak orang,"

Gue cengo, kok bisa wong kemarin dia masih galau cinta nya belum di terima. Apa Abang gue frustasi sehingga mabuk dan jebolin gawang anak orang. Sehingga di minta tanggung jawab, pikiran-pikiran kotor sudah memenuhi otak gue, gak bisa gue harus tanya abang.

Gue berlari menaiki anak tangga,

"Ehh belum salim tante" sapa adis, adek bunda.

"Nanti tante, masih ada yang darurat, " jawab gue.

Tante sudah ngomel

"jauh benget dengan Arga yang sopan kalau ketemu " itu yang gue denger tapi gue tidak perduli. Gue harus ketemu abang gue dulu..

Setelah sampai di kamar Abang. gue langsung buka pintu tampa permisi, yang gue liat dia sedang tiduran di kasur king size nya, sambil senyum-senyum gak jelas.

Gue langsung melompat ke sebelah nya,

"Apa sih dek ganggu." kata nya

"Lho yang kenapa bang. kemarin lho masih galau tapi sekarang, tiba-tiba buat heboh seisi rumah yang katanya mau lamar anak orang."

Abang tertawa, langsung memeluk gue, otomatis langsung gue singkirkan lah, geli gua di peluk sama-sama cowok.

"Tadi pagi dia nerima cinta Abang dek. Akhirnya perjuangan abang gak sia-sia " jawabannya dengan binar mata bahagia

Gue memutar bola mata jengah.

"Trus langsung mau lho lamar gitu??"tanya gue ragu.abang langsung mengangguk antusias sambil berkata.

"Iya.. Kamu kan tau, kalau di desa itu,biasanya lulus SMA langsung di nikahkan sama orang tuanya."

"Terus apa hubungannya bang dia masih SMA " tanya gue.

"Dek dia cantik. Sudah banyak orang ngelamar dia, tapi rina gak mau, Abang takut suatu saat dia lamar orang lain. Sia-sia dong usaha Abang."

"Ehh Abang gua yang paling pinter. Tapi bisa jadi oon kalau urusan Nirina." abang hanya tertawa.

"Dengerin gue bang, nirina masih kelas 2 SMA dan Abang masih punya cita-cita melanjutkan kuliah S2 di Harvard university . Apa akan abang kubur semua cita-cita abang hanya demi cewek itu." tanya gue tidak habis pikir gue dengan keinginan abang gue yang satu itu, sangat jauh dari rencana hidup nya selama ini.

"Ya tetep sih dek, semua yang abang rencana kan. Tapi nambah satu di rencana itu. ada rina di dalamnya, kita sudah bahas semua nya. Rina masih ingin kuliah, dan Abang masih mengejar cita-cita Abang. Setidaknya ada ikatan yang tidak bisa memisahkan kita dan tujuan akhir nya kita akan tetap bersama"

Gue tertawa, tidak habis pikir dengan jalan pikiran Abang, bagaimana bisa sudah memikirkan sejauh itu dan hubungan mereka baru berjalan sehari ini. Bagaimana jika suatu saat Abang atau nirina bosen, itu masih panjang cuy.. Tidak seharusnya Abang membuat keputusan gegabah ini.

"Bang gue tau ya.. Kalau lho sudah cinta mati sama Nirina tapi Abang gua sayang, bagaimana jika suatu saat ketika kalian LDR an dia suka cowok lain. Kan berabe tuh Abang patah hati, dia belum sepenuhnya dewasa bang. Dia mungkin masih ingin mencoba hal-hal lain. Contoh nya jatuh cinta sama cowok yang lebih cakep dan tajir dari Abang??" tanya gue sambil memainkan mata, Abang tertawa, terbahak.

"Dek . Makanya Abang selalu cerita semua hal tentang Rina sama kamu, biar kamu tau seperti apa karakter Rina, jika suatu saat dia suka laki-laki lain, Abang tidak masalah asalkan tidak melakukan hal di luar batas, tapi Abang jamin sejauh apapun Rina ber petualang mencari jati diri. Tempat berpulang hanya kita. Akhirnya dia akan tetap berada di rumah ini menjadi menantu bunda. Kalau Abang pergi. maka pengawasan terhadap Rina akan Abang serahkan sama adek"

kata abang serius

"Dih ogah. Gue bukan body guard Rina. Dan lagian apa maksud nya tujuan akhir Rina adalah kita. Abang ingin kita sama-sama nikah sama Rina gituu?? Kayak gak ada cewek lain aja "

Abang tertawa, "bukan gitu.. Ya maksudnya menikahnya sama Abang, tugas kamu menjaga kakak ipar selagi Abang tidak ada"

"Ogah gak mau gue bang.."

Kata gue sambil beranjak dari kamar Abang. Lama jengah gue, selalu di recokin tentang Rina setiap hari. Terserah mau Arga gimana lah yang penting gue sudah memberikan pendapat. Mau nikah Besok kek terserah, pusing gue mikirin percintaan Abang gua.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Terimakasih yang sudah berkenan membaca 🙏🤗