NovelToon NovelToon
Bodyguard Nona Muda Kaya

Bodyguard Nona Muda Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Sijack

Gabriella anashtasia

Nona muda kaya yang harus menggantikan posisi sang kakak untuk menjadi CEO Tanwarin Corp.
Dalam tugasnya, Gabriella mendapatkan ancaman dari orang orang yang ingin menjatuhkannya.

Suatu kejadian membuat Gabriella bertemu dengan Akin, seorang pria tangguh dan berani.
Pertemuan yang membuat Akin mendapat tawaran menjadi seorang bodyguard untuk menjaganya.

Karena suatu keadaan,membuat Akin harus menerima tawaran itu dengan suatu persyaratan yang dia berikan.

Akankah perjalanan Akin menjadi seorang bodyguard akan segampang itu???

Apakah dia akan sanggup bertahan menjadi seorang bodyguard dalam keluarga yang penuh ancaman???

Akankah akan tumbuh cinta diantara nona muda dan bodyguardnya???


Ikuti terus keseruan Akin, bodyguard yang harus sabar menghadapi keluarga nona mudanya.

Kisah ini mengandung perselisihan antar dua keluarga yang berbeda pendapat.


salam Sijack🥰.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sijack, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 13: Peduli

Sesampainya dirumah Gabriella pergi kekamar untuk membersihkan dirinya,dia masih teringat kejadian tadi.

Kenapa aku begitu mengkhawatirkan Akin.

Gabriella bergegas membersihkan dirinya dan berpakaian.

Dia pergi keluar kamar menuju tempat pengobatan diruang pengawal.

Sesampainya disana terlihat Akin yang sedang membersihkan lukanya. Gabriella mendekat berjalan kearah Akin.

"Akin,bagaimana kondisimu???" Tanyanya kahwatir membuat Akin menoleh kearahnya.

"Mmmm...seperti yang anda lihat" tunjuknya pada bagian yang tertembak.

Peluru yang ada dilengannya sudah dikeluarkan, tinggal membersihkan lukanya.

Gabriella mendekat dan mengambil kapas yang sudah dibasahi alkohol.

"Aku akan membantumu" ucapnya mulai membersihkan luka itu.

Akin hanya memandang Gabriella dengan tatapan yang sulit diartikan.

Gabriella yang melihat Akin menatapnya, membuatnya iseng menekan luka itu.

"Arrgghhhh..." teriak Akin kesakitan.

"Anda niat menolong saya tidak???" Ucapnya meringis kesakitan.

Gabriella terkekeh dan lanjut membersihkan luka itu dengan perlahan.

"Sudah selesai,tinggal kau perban saja!!" Gabriella membuang kapas yang dia gunakan untuk membersihkan luka Akin.

"Apa anda tidak mau memasangkan perbannya sekalian???" Ucapnya ngelunjak.

Gabriella mengangkat sebelah alisnya.

"Apa kau sedang menyuruhku??"

Akin memasang wajah memelas.

"Saya tidak menyuruh anda nona,sayakan hanya minta tolong"

"Kalau anda tidak mau tidak apa" Akin mengambil perban yang ada dimeja dan akan memakaikannya ditangannya.

Gabriella menghembuskan napasnya luluh dengan wajah memelas Akin.

"Sini, biar aku saja!!" Gabriella mengambil perban yang ada ditangan Akin dan memakaikannya dilengannya.

Akin tersenyum melihat Gabriella peduli kepadanya.

Gabriella sudah menyelesaikan perbannya dan memandang Akin.

Akin segera berekspresi seperti biasanya.

"Ada apa ???"

Akin menggeleng.

"Tidak apa apa" sambil tersenyum lebar.

Gabriella merapikan perlengkapan kesehatan yang habis dia pakai.

"Oh ya,aku dengar dengar...kau akhir akhir ini sering berlatih,kenapa????" Gabriella mendapatkan laporan bahwa Akin mulai kembali berlatih lagi.

"Aku hanya ingin membuat seseorang menyesal"

Ucapnya memandang kearah Gabriella.

Gabriella mengerutkan keningnya karena Akin memandangnya.

"Kau menyindirku???" Karena dia merasa yang dimaksud Akin adalah dirinya.

Akin mengangkat kedua bahunya.

"Saya tidak memaksudkan siapapun" ucapnya santai.

Gabriella memutar bola matanya malas.

"Yasudah,aku malas berdebat denganmu,kau jangan lupa bersihkan lukamu sampai sembuh,aku pergi dulu" Gabriella berbalik berjalan keluar ruangan.

"Nona.." panggil Akin tiba tiba membuat Gabriella berhenti dan memutar badannya.

"Apa anda tidak mengira bahwa orang yang menyuruh pria tadi adalah orang dalam??" Akin kembali mengungkit perkara si pria tua yang sudah mati tadi.

Gabriella mendekat kearah Akin.

"Apa maksudmu orang yang melakukan itu adalah orang dalam rumah ini???

"Kalau menurutmu begitu, orang yang pertama kali aku curigai adalah..." Gabriella menatap wajah Akin.

"Nona,apa kau tidak liat kondisiku??? Bagaimana bisa anda menuduh saya,lagipula saya tidak mengenal siapa saja rekan bisnis anda"

Gabriella terkekeh mendengar jawaban Akin.

"Akin, apa kau tau,jika kau berada diposisiku,kau aman mencurigai siapapun itu." setelah mengucapkan itu Gabriella melenggang pergi meninggalkan Akin.

Akin hanya terdiam ditempatnya.

*********

Jimmy pergi menemui seseorang disebuah apartemen kelas atas,dia mengetuk sebuah pintu kamar yang ada dilantai teratas di apartemen itu.

Tokkkk...tokkk

"Siapa???" Terdengar suara dari dalam.

"Saya Jimmy,nona Evelyn"

Ternyata penghuni kamar itu adalah anak ketiga dari tuan Anton,Evelyn Tanwarin.

Dia memang memilih untuk pergi dari rumah utama dan hidup mandiri didunia luar.

"Masuklah!!!" Ucap Evelyn dari dalam.

Jimmy membuka pintu itu pelan dan menghampiri Evelyn yang sedang berdiri dibalkon.

"Apa kau salah orang,kenapa kau datang kemari???"

Ucap Evelyn tanpa berpaling kearah Jimmy.

Jimmy menunduk.

"Saya diperintahkan ayah anda untuk mengawasi anda,nona"

"Kenapa kau tidak menjaga Ella???"

"Saya sedang mengalami cedera sehingga tuan Anton menggatikan saya dengan pengawal baru untuk Nona Gabriella" jelasnya.

"Siapa orang itu??" Evelyn penasaran dengan pengawal baru yang diberikan untuk kakaknya.

"Dia hanya seorang pria yang pernah menolong nona Gabriella"

"Kenapa ayah merekrutnya???" Tanyanya penasaran. Karena setahunya,ayahnya tidak pernah asal memilih pengawal.

"Maaf nona,saya kurang tau untuk hal itu"

"Tapi,biasanya jika tuan Anton memilih pengawal baru ,beliau akan mencari latar belakang orang itu,tapi untuk ini tidak ada sama sekali" jelasnya.

Evelyn mulai memikirkan sesuatu.

Jimmy yang melihat Evelyn hanya berdiam izin pamit untuk pulang.

"Saya kesini hanya untuk melihat keadaan anda, nona,kalau begitu saya pamit" Jimmy menundukkan kepalanya pamit untuk pergi.

"Jimmy,siapa namanya???" Evelyn masih penasaran dengan pengawal baru kakaknya.

"Namanya Akin,Nona"

"Saya permisi" Jimmy pergi keluar dari kamar itu.

Evelyn mulai memikirkan tentang pengawal baru Gabriella.

**********

Malam minggu adalah waktu bagi orang orang untuk menghabiskan malam mereka untuk berlibur.

Malam ini Noah mengajak para pengawalnya untuk pergi keluar.

Semenjak malam itu Noah sudah tidak takut untuk pergi keluar asalkan bersama para pengawalnya.

"Tuan,kenapa anda membawa kami kesini"

Akin bingung karena Noah membawanya ke kafe tempatnya bekerja dulu.

"Uyyyy...akukan ingin bersenang senang makanya membawa kalian kesini"

"Ayo kita turun" Noah turun duluan dari mobilnya diikuti oleh Akin,Paul dan Gerry.

Ketika mereka turun dari mobil ,mereka melihat ada sebuah mobil yang berhenti tepat disebelah mobil mereka.

Betapa terkejutnya mereka melihat siapa yang keluar dari mobil.

"Ella,kau mau apa kesini???" Ucap Noah kaget melihat kedatangan adiknya.

"Jangan bilang kau mau membawaku pulang???aku tidak mau" tebak Noah.

Gabriella terkekeh mendengar tebakan Noah.

"Noah,tenang saja,aku kesini ingin ikut bersenang senang bersamamu"

Gabriella datang bersama Pete dan kedua temannya,Deandra dan Lea.

"Noah kami tidak apakan bergabung bersama kalian"

Tanya Lea melihat Noah mengerucutkan bibirnya kesal.

Noah menghela napasnya kesal.

"Hmm....baiklah,tapi Ella jangan menyuruhku pulang"

Syaratnya kembali lagi ke Gabriella.

Gabriella mengangkat dagunya

"Baiklah,baiklah"

"Ayo semuanya masuk,aku akan membuat kalian mersa senang" teriak Akin pada semuanya membuat yang lain bersorak.

Mereka semua masuk kedalam kafe itu.

Akin melotot kaget melihat pemandangan kafe yang tiba tiba berubah seperti bar.

Lampu disko menghiasi seluruh ruangan dan banyak orang orang sedang meminum bir.

Akin menghampiri Jun yang sedang berada dimeja barista.

"Bos,apa yang terjadi???" Masih tidak percaya dengan perubahan ini.

Jun tersenyum.

"Seperti yang kau lihat,aku merubah sedikit suasana dikafe ini agar tidak membosankan"

"Lagipula,ini hanya untuk malam minggu saja,selain malam ini kafe berjalan seperti biasa"

"Waawwww,kafemu sangat indah sekali,aku semakin senang berada disini"

Pekik Noah yang sudah berdiri disamping Akin.

Jun tersenyum senang karena idenya berjalan dengan baik.

"Baiklah aku akan membuatkan kalian minuman dulu" Jun meninggalkan Akin dan rombongan yang dia bawa.

Malam itu semua orang menghabiskan bir mereka dan berjoget mengikuti irama lagu.

Gabriella maupun teman temannya juga mengikuti apa yang dilakukan Akin dan pengawal lain.

Noah mulai menggila berjoget,sampai manjat keatas kursi.

Semua orang menikmati malam itu seperti lupa bahwa mereka adalah atasan dan bawahan.

1 jam mereka habiskan untuk minum dan berjoget dan sekarang mereka sudah tepar dikafe itu atau lebih tepatnya bar dadakan.

Akin membawa Gabriella kebelakang kafe dan terdapat sungai disitu.

Akin merebahkan dirinya diatas tanah disitu dan menepuk tempat sebelahnya untuk Gabriella.

"Kemarilah!!!"

Gabriella menatap tempat yang ditepuk Akin dengan pandangan yang tentu dipahami Akin.

"Tenang saja,itu tidak sekotor itu" sambil menghilangkan debu yang ada disitu,meskipun sebenarnya tidak akan hilang.

Akin merentangkan tangannya untuk dipakai Gabriella.

"Ayolah,Kau bisa menggunakan tanganku untuk alas"

Gabriella berpikir sejenak dan mengikuti keinginan Akin.

Gabriella meletakkan kepalanya diatas tangan Akin.

Akin tersenyum Gabriella mau menurutinya.

Gabriella memejamkan matanya seperti mengeluarkan seluruh isi pikirannya.

Mereka terdiam dengan pikiran masing masing.

Gabriella tiba tiba bangkit dari duduknya membuat Akin mengikutinya.

"Ada apa???" Tanya Akin.

Gabriella terdiam menikmati udara malam.

"Menurutmu ,kapan terakhir kali kau merasa bahagia???"

Akin tersenyum mendengar pertanyaan Gabriella dan mulai berpikir.

"Mmmm...terakhir kali aku merasa bahagia.... "

"Saat ini" ucapnya sambil tertawa.

Gabriella iku tertawa mendengar jawaban Akin.

"Baiklah..."

Akin menyenderkan kepalanya dilengan Gabriella sambil tertawa.

*Jangan lupa Akin sedang dalam keadaan mabuk,kalau tidak mana mungkin dia akan melakukan itu.*

Gabriella tersenyum salting melihat Akin bersender dilengannya.

"Kau tau nona,hari ini aku sangat merasa berdosa sekali" ungkapnya menyesal.

Akin mengangkat kepalanya dari lengan Gabriella dan menatap Gabriella.

"Hari ini aku sudah menagih hutang,membunuh seorang ayah yang memiliki seorang anak yang selalu menunggunya pulang"

"Aku tau rasanya bagaimana perasaan anak itu,pasti berat sekali" Akin tertunduk menyesali apa yang sudah terjadi.

"Aku pernah diposisi itu,disaat orang tuaku meninggal saat aku kecil"

Gabriella iba melihat Akin yang menyesali perbuatannya.

Gabriella memegang sebelah pipi Akin,membuat Akin menatap Gabriella.

"Akin,itu semua bukan kesalahanmu,jadi jangan bebankan itu kedirimu" jelas Gabriella.

"Lagipula,kematian itu diluar dari rencana,jadi berhenti menyesali semua itu" lanjutnya.

Akin terdiam,Gabriella mengelus lembut pipi Akin guna menenangkannya. Mata mereka bertemu disatu poros yang sama,entah dorongan darimana wajah mereka semakin mendekat sedikit demi sedikit.

Hingga akhirnya....

Cuppp...

Bibir mereka menyatu meluapkan segala emosi yang ada.

Akin yang mabuk dan Gabriella yang sudah hilang setengah kesadarannya, membuat mereka terhanyut dalam ciuman yang menenangkan.

Malam itu ditutup dengan ciuman yang mereka ciptakan tanpa ada hubungan apapun.

********

1
Amy Carissa
bagus nih ceritanya 😍 salam hangat dari "my Unspoken Goodbyes" jangan lupa mampir juga🤗
BodySnatcher
Tidak ada kata lain selain "woah"!!! 😱😍
Sijack
siap ditunggu yahh
Talklesswinmore
Beberapa hari sudah bersabar, tolong update sekarang ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!