Terpaksa Jadi Suka

Malam ini Xiana tidak hadir dalam acara ulangtahun Ana, tante Dirga. Christian sudah menunggunya, ternyata Dirga tidak membawa Xiana hadir dalam acara keluarganya. Meskipun Christian sedikit kecewa, tapi dia juga senang karena hubungan Dirga dan Xiana mulai renggang.

“Xiana dimana Dirga? Tanya Ana

Dari belakang Dirga, Rini memberi kode untuk tidak menanyakan hal tersebut, Ana yang sedikit heran akan hal tersebut segera mengalihkan topik dan membawa Rini duduk di kursinya.

“Bro, mana Xiana dan adiknya”

“Dirumah”

“Ada apa? Are you okay?”

“Hmm”

Christian merasa Bahagia melihat ekspresi Dirga, kali ini Christian benar-benar akan merebut Xiana dari pelukan Dirga, lalu membawanya ke pelaminan.

Acara malam ini Ana juga mengundang keluarga Sanjaya, pesta ulangtahun sangat meriah karena kedatangan teman lama dan beberapa kolega penting.

Dirga hanya duduk menatap kearah citylight. Dengan menyesap minuman di gelasnya, Dirga terlihat sangat murung. Namun bukan karena hubungannya berakhir, melainkan karena orang-orang yang muncul dan berusaha menusuknya dari belakang.

“Chris, kenapa dia”

“Ternyata hubungan mereka hamper selesai”

“Oh ya?”

“Lihat ini”

Christian menunjukan foto yang dia ambil diam-diam ketika sedang memeluk Xiana di dalam mobil. Monic tersenyum lebar jika dia tidak perlu bertindak lebih jauh, hubungan mereka berakhir dengan sendirinya.

Monic meletakkan gelasnya, menatap kearah celana Chrstian kemudisn menatap Christian dengan sedikit menggodanya.

“Mau mencairkan suasana diluar?” Tanya Monic

“Tentu”

Christian lebih dulu keluar untuk mengambil kunci hotel di resepsionis, sedangkan Monic menyusul Dirga yang sedang duduk sendirian.

“Ada masalah?” Ucap Monic dengan membelai tangan Dirga.

Dirga yang biasanya langsung menarik tangannya ketika bersentuhan dengan Monic, kali ini membiarkan monic menyentuhnya. Lalu Dirga membelai tangan Monic dengan tatapan tetap menatap citylight.

Monic membiarkan Dirga mengusap tangannya, lalu Monic mendekatkan dirinya kearah lengan Dirga.

Cup!

Monic meninggalkan ciuman di pipi Dirga, yang membuat Dirga menoleh ke arahnya lalu menatap lekat mata Monic.

“Aku butuh pelampiasan, tapi bukan malam ini” Ucap Dirga dengan menarik tangan Monic dan menciumnya.

“Kabari aku kapanpun kamu butuh teman. Aku mau pulang”

“Hmm”

Monic dengan perasaan bahagianya, meninggalkan ruangan tersebut menuju lantai 18 untuk mencari Christian. Begitu sampai, Monic langsung masuk dan merangkak diatas ranjang Christian dengan wajah yang menggoda.

Monic meraba paha Christian, lalu mengecup bagian depan resletingnya merasakan milik Chris yang sudah keras. Dengan satu tangannya, Monic berhasil membuka gesper Chris dan membuka celananya.

Bermain dengan milik Chris begitu menyenangkan bagi Monic, hingga dia melupakan tentang status sosialnya. Yang paling penting adalah Monic bisa menuntaskan hasratnya tidak peduli dengan siapa.

Dirga masuk ke dalam ruang CCTV dan mencari keberadaan Chris dan juga Monic. Dirga menemukan rekaman Chris menuju ke resepsionis lalu naik ke lantai 18, begitu juga dengan Monic.

Dirga menunggu momen dimana Chris dan Monic keluar kamar bersama, dan benar saja tidak perlu waktu lama, Chris dan Monic keluar kamar 1802. Dengan sedikit mengumbar kemesraan, bahkan Chris dan Monik tidak ragu saling berciuman di depan lift.

Dirga mendapat rekaman tersebut lalu menyimpan di ponselnya, setelah memastikan Chris dan Monic meninggalkan hotel, Dirga segera turun untuk pulang. Dalam perjalanannya, dia menghubungi Xiana dan akan datang menjemput.

Xiana sudah menunggu di depan pintu, saat mobil Dirga datang dia segera masuk dan meninggalkan rumahnya menuju rumah Dirga.

Dirumah Dirga segera membawa Xiana ke kamarnya, dan menuntaskan apa yang dia lakukan siang tadi saat berada di mobil.

“Mpphhh” Dirga mencium bibir Xiana dengan sangat agresif, hingga membuat Xiana memukul dada bidang Dirga.

Dirga mengangkat kedua tangan Xiana berada diatas kepalanya lalu mengunci tangannya, Xiana hanya bisa pasrah ketika Dirga sudah mulai agresif, karena melawan pun akan percuma.

Xiana mendorong tubuh Dirga, dia mengambil kendali permainan tersebut, dengan tetap mencium bibir Dirga, dan sambil membuka pakaiannya.

Dirga yang tidak sabar dengan permainan Xiana, segera bangun dan membuat Xiana membelakangi tubuh Dirga, lalu Dirga mengarahkan miliknya ke dalam inti Xiana dan memasukannya dengan agresif hingga mmebuat Xiana mengerang kesakitan.

“Ahhh ahhh ahhh”

Xiana berteriak ketika Dirga memompa dengan cepat, bahkan membuat miliknya sangat basah karena perbuatannya. Dirga mencabut miliknya lalu menarik Xiana duduk di hadapannya, Dirga melu-mat lagi bibir Xiana, kemudian mengarahkan miliknya ke mulut Xiana.

Bagi Xian aini adalah pertama kali menikmati milik pria masuk kedalam mulutnya, bahkan Dirga mengocoknya di dalam mulut Xiana dan membuatnya hamper muntah karena ukurannya terlalu besar.

Dirga mencabut dari mulut Xiana lalu merebahkan tubuhnya, menarik Xiana untuk berada diatas dan mengambil alih permainan.

Xiana yang masih sangat kaku membuat Dirga tidak sabar, Dirga memegangi pinggang Xiana lalu memompa dari bawah dengan kencang hingga dia mengeluarkan di dalam Rahim Xiana tanpa mencabutnya.

Dirga memeluk tubuh Xiana yang sudah ambruk diatas tubuhnya, tanpa mencabut miliknya dari intim Xiana.

“Sepertinya ada yg terjebak dalam permainannya sendiri” Ucap Xiana

“Aku gak bisa tahan lagi sayang, harusnya kita bermain dulu di mobil baru minta Xiera datang”

“Semakin liar sekali Pak Dirga”

“Hahaha. Jangan pulang sayang, aku hanya perlu istirahat 15 menit, lalukamu harus siap menerima ini masuk ke milik kamu”

“Masih belum puas?”

“Aku gak pernah puas sayang, aku mau lagi dan lagi”

“Hmm begitu ternyata”

Xiana memeluk tubuh Dirga, lalu memejamkan matanya. Tapi Dirga tidak membiarkan itu terjadi, dia kembali memancing Xiana untuk melanjutkan ronde ke duanya.

.

.

.

Pagi ini Xiana kembali kerumah pukul lima, sebelum matahari terbit dan sebelum Xiera bangun, Xiana harus lebih dulu sampai. Karena masih terlalu pagi, Xiana melanjutkan tidurnya dan akan bangun pada pukul tujuh pagi untuk bersiap kerja.

“Kak, kata kak Dirga kita harus bawa mobil ini ke kantor”

“Oke, kita berangkat”

Xiera mengemudikan mobil tersebut, dia memakirkan sesuai dengan perintah Dirga, yaitu tepat di samping mobil Christian. Begitu sampai mobil yang menjadi targetnya sudah terparkir rapi, dengan kondisi mesin masih nyala.

Xiana dan Xiera turun bersama, kemudian Chris juga turun dari mobil untuk menghampiri Xiana.

“Xiana!”

“Pak Chris, selamat Pagi”

“Pagi Xi, mata kamu kenapa?”

“Oh gak apa-apa Pak, begadang semalam. Oh iya Pak, kenalkan adik saya”

“Hai, Christian” Ucap Chris sambil mengulurkan tangannya.

“Xiera”

“Cantik sekali namnaya, Xiana dan Xiera”

“Terimakasih pak, saya duluan soalnya harus setor berkas Pak Chris”

“Silahkan Xi”

“Mari Pak Chris”

“Oke Xi, ah Xiera”

Xiera memutar bola matanya menandakan dia sangat muak dengan Christian yang sok akrab dengannya dan dengan kakaknya. Xiera menghindari Chris dengan cara menelfon ibunya, lalu membiarkan Chris naik lebih dahulu.