Tuntutan Keluarga, Membuat Anya Harus Melanjutkan Kuliahnya. Sebenarnya dia ingin bekerja saja atau membangun bisnis. karena dia sudah sangat lelah berurusan dengan tugas terutama belajar.
Dia yang suka kebebasan, namun takut membangkang pada orang tua. Akhirnya memutuskan untuk Kuliah.
Dan disana lah, dia bertemu dengan seorang laki-laki tampan. Rangga, dosen yang sekaligus menjadi pembimbing akademiknya.
Anya selama perkuliahan sering bolos dan tidak pernah mengerjakan tugas. Hal inilah yang membuatnya mau tidak mau harus bertemu Rangga setiap hari.
Hingga muncul benih-benih cinta dari sisi Rangga. Tapi Anya sangat membenci dosen itu, karena selalu mengganggu dan menggagalkan kenakalannya. Lalu Bagaimana kisah mereka? Cari tahu di Novel ini ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Person S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf
Rangga masih terdiam di posisinya. Dia melihat Anya yang saat ini masih terlelap.
"Kau bermimpi apa gadis nakal, sampai-sampai kau menciumku seperti tadi" batin Rangga.
"Nak Rangga" panggil Nadin yang tiba-tiba datang, yang membuatnya langsung Rangga langsung tersadar.
Dia mendekati Nadin.
"Biarkan saja buk. Oya, saya pamit pulang dulu buk. Saya harus ke cafe habis ini" ucap Rangga.
Nadin pun mengiyakan.
"Maaf ya nak Rangga" ucap Nadin dengan wajah menyesal. Dia merasa tidak enak pada Rangga karena Anya tertidur saat les.
"Nggak apa-apa buk. Saya mengerti kok. Oya buk, saya bisanya kesini satu kali seminggu. Nggak apa-apa ya buk" ucap Pak Rangga.
"Tentu saja Nak. Tidak apa-apa. Ini saja saya sudah sangat bersyukur" ucap Nadin.
Rangga mengangguk kemudian pamit pulang.
Saat di perjalanan pulang. Rangga tidak bisa fokus. Kejadian tadi terus menghantuinya.
Itu pertama kali ni ya dia sedekat itu dengan seorang wanita.
Dia tiba-tiba memegang hidungnya sambil tersenyum.
"Itu bocah bener-bener ya. Bisa-bisa aku gila kalau seperti ini terus" ucap Rangga, namun tersenyum setelahnya.
***
Setelah hampir 2 jam tertidur, Anya akhirnya bangun.
Dia memegang bibirnya.
"Kenapa aku merasa mimpi itu sangat nyata ya. Dan siapa laki-laki itu. Aku tidak bisa mengingatnya. Haaaaa" ucap Anya kesal.
Rasanya dia ingin tidur lagi, mengulang mimpi itu sekali lagi. Namun mustahil. Karena mimpi indah tidak datang dua kali.
"Astaga, bukannya tadi aku sedang les" ucap Anya kemudian bangun dari posisinya. Dia langsung berlari ke bawah. Entah siapa yang dia cari.
Dia tidak menemukan sosok yang dia cari di bawah. Dia pun langsung ke taman belakang.
"Maamaaa, pak Rangga mana?" Tanya Anya.
"Sudah pulang lah. Kamu tertidur, ya kali dia mengajari orang tidur" ucap Nadin.
"Astaga, maaf ya ma" ucap Anya merasa bersalah.
"Jangan minta maaf sama mama. Minta maaf sama pak Rangga sana" ucap Nadin.
Anya pun langsung berlari ke kamarnya lagi. Dia mengambil Hpnya dan menelpon seseorang.
Dering pertama, dering kedua, hingga suara operator.
"Maaf nomor yang Anda tuju tidak bisa menerima panggilan"
"Astaga, apa pak Rangga marah ya. Bagaimana ini?" Tanya Anya. Dia terlihat uring-uringan. sampai dia tiba-tiba diam sendiri.
"Kenapa aku peduli ya. Masa bodoh deh, masa bodoh" ucap Anya kemudian melempar Hpnya sembarang.
"Drrrrtttt" hpnya tiba-tiba bunyi. Dia pun langsung mengambilnya. Respon yang sangat cepat.
"Hallo" ucap Anya.
"Hallo, bukannya tadi kamu menelpon. Ada apa?" Tanya Rangga dari seberang telpon.
"Saya hanya ingin minta maaf pak. Bapak kenapa tidak membangunkan saya tadi. Saya benar-benar tidak sadar tertidur" ucap Anya menjelaskan panjang lebar.
"Tidak apa-apa. Bukannya kamu sudah biasa tertidur saat jam pelajaran saya" ucap Rangga.
"Iya juga sih. Tapi kan ini beda pak. Bapak jadi tamu di rumah saya. Saya seharusnya tidak tidur" ucap Anya. Entah kenapa dia merasa sangat bersalah sekarang.
"Sudah tidak apa-apa. Aku tahu kamu pasti sangat lelah. Ya sudah, saya matikan dulu ya. Saya sedang ada rapat dengan pegawai cafe" ucap Rangga.
Anya pun mengiyakan dan panggilan telpon pun terputus.
"Ada apa ini. Kenapa aku peduli bagaimana perasaannya. Tidak-tidak. Ini tidak benar. Ingat Anya kamu harus membuatnya tidak betah menjadi guru lesmu" ucap Anya mantap.
Disisi lain, Rangga sedang tersenyum sambil menatap layar Hpnya.
"Ternyata dia tidak seburuk yang aku pikir" ucapnya.
-Bersambung-
d kmpng hlmnq ada stasiun radio antarez, duluuu