NovelToon NovelToon
Annoying Wife

Annoying Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Enemy to Lovers
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Nayanika memang tidak pandai mencari kekasih, tapi bukan berarti dia ingin dijodohkan.

Sialnya, kedua orangtuanya sudah merancang perjodohan untuk dirinya. Terpaksa Naya menikah dengan teman masa kecilnya itu, teman yang paling dia benci.

Setiap hari, ada saja perdebatan diantara mereka. Naya si pencari masalah dan Sagara si yang paling sabar.

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Hari yang melelahkan.

Naya memutuskan untuk berendam sejenak. Ternyata bekerja mencari uang sangat melelahkan.

Sagara belum pulang, padahal sudah jam 7 malam. Naya tak mempermasalahkan hal itu.

Setelah selesai berendam, dia memakai piyama panjang lalu merebahkan diri ke atas ranjang. Dia menyalakan ponselnya, seketika notif langsung menyerbu. Entah itu dari sosial media ataupun pesan.

Ketika membuka sosmed, dia langsung disuguhi makanan yang begitu menggoda. Naya memang lebih sering menonton video makanan di sosmed nya.

"Bakso beranak? Banyak banget anaknya..." Mata Naya terbelalak. Seketika dia ngiler sendiri melihatnya.

Sebuah ide terlintas dalam benaknya. Mumpung Sagara belum pulang, mending titip Sagara untuk membelikan bakso beranak itu.

Naya: Send a pict

Naya: Aku pengen ini. Beliin dongg

Sagara: Di mana tempatnya?

Naya: Deket minimarket itu lohh. Beliin ya, dua hehehe

Sagara: Ya

Naya bersorak kecil. Semenjak dirinya masak bersama Sagara beberapa hari lalu, dia sudah tidak lagi bete dengan suaminya.

CTARR

Tiba-tiba suara petir mengagetkan Naya. Ponselnya terlempar begitu saja. Dia langsung menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

"Mama..." Tubuhnya gemetar ketakutan.

Naya tidak suka petir. Dari kecil ia sangat tidak menyukai petir. Setiap turun hujan bercampur dengan petir, Naya pasti akan tidur dengan Arunika. Bahkan sebelum menikah pun dia masih seperti itu.

Sekarang tidak ada siapapun yang bisa menenangkannya. Naya semakin ketakutan.

Suara gemuruh petir semakin keras dan tak lama kemudian turun hujan begitu derasnya. Naya mengambil bantal dan menutup telinganya dengan benda itu.

CTARR

Naya memejamkan matanya dengan erat, dia semakin ketakutan. Nafasnya memburu, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Dia gemetar dan menangis tersedu-sedu.

Petir menyambar hingga menimbulkan gemuruh suara yang memekakkan telinga, terus bersahutan tanpa henti, mereka seolah sengaja menakut-nakuti Naya, membuat gadis itu semakin menangis.

"Mama ... mama ..." Naya menangis kencang. Dia benar-benar takut.

Tiba-tiba tubuhnya ditarik membuat Naya semakin menjerit ketakutan.

"Sssttt, saya di sini." Sagara memeluk tubuh Naya dengan erat.

"Takut ... takut ..." Naya terisak keras. Tubuhnya bergetar ketika kembali mendengar suara petir.

"Tenang, saya di sini," bisik Sagara.

Sagara mengusap kening Naya yang basah oleh keringat dingin. Lalu dia semakin mengeratkan pelukannya, sebelah tangannya menutup telinga Naya.

Tentu Sagara tau trauma Naya. Waktu kecil, saat mereka sedang bermain dan tiba-tiba hujan deras bercampur petir, Sagara lah yang melindungi Naya. Mereka berteduh sambil berpelukan. Sekarang pun begitu, Sagara memeluk Naya dan membisikkan kata-kata penenang.

Hingga tak lama kemudian, petir sudah hilang, tapi hujan belum reda. Sagara menunduk menatap Naya yang tertidur dengan sisa isak tangis dan air mata. Perlahan, tangannya menghapus air mata itu dengan lembut penuh kehati-hatian.

Tadi, bertepatan pesanan Naya selesai dibuatkan, Sagara dibuat terkejut karena mendengar suara petir. Tanpa menunggu lama, dia langsung tancap gas pulang ke rumah. Tentunya dia mengendarai mobil dengan ugal-ugalan. Sagara seolah tidak memikirkan jika dia celaka, yang ada di pikirannya saat itu adalah Naya.

Dan ya, Naya sudah benar-benar ketakutan. Ternyata dia terlambat. Sagara menyesali hal itu.

Biasanya sehabis ketakutan seperti ini, esoknya Naya pasti demam.

"Mama ..." Naya mengigau. Dia terus memanggil mamanya. Matanya masih terpejam erat.

"Naya," panggil Sagara berusaha menyadarkan Naya. Bukannya bangun, gadis itu malah menangis pilu.

"Hiks, Mama ... mama ... takut, Mama..."

Sagara menangkup kedua pipi Naya. "Nayanika, hei." Dia meniup-niup wajah Naya.

Tubuh Naya tersentak, dia langsung membuka mata dan matanya langsung menatap wajah Sagara.

"Duduk dulu, ya?" Ibu jari Sagara mengelus kedua alis Naya, tangannya masih menangkup wajah cantik itu.

Naya mengusap wajahnya yang dibasahi keringat dan air mata. Dia pun duduk, begitu juga dengan Sagara yang langsung mengambilkan air untuk istrinya.

"Minum dulu, pelan-pelan." Sagara membantu Naya minum. Air satu gelas itu Naya habiskan, dia benar haus.

"Sudah tenang?" tanya Sagara. Tangannya mengelus punggung Naya.

Naya diam, matanya menatap ke arah jendela. Rupanya petir sudah hilang, tapi hujan semakin deras.

"Mau tidur lagi?" Sagara kembali bertanya.

Naya menggeleng dengan mata berkaca-kaca. "Takut...," lirihnya.

"Ada saya di sini," ucap Sagara. Tapi Naya tetap menggeleng.

Akhirnya Sagara mengalah, dia tidak memaksa Naya untuk tidur.

Mereka sama-sama diam. Naya yang sedang menenangkan diri, sedangkan Sagara sibuk mengelus punggung istrinya. Sekarang, mereka terlihat seperti suami istri pada umumnya.

"Bakso beranak aku mana?" Naya mendongak menatap wajah tampan suaminya.

Di saat seperti ini saja dia masih ingat dengan makanan.

"Ada di dapur, biar saya ambilkan." Sagara hendak beranjak, tapi Naya langsung mencegahnya.

"Jangan pergi, aku takut..." Mata Naya berkaca-kaca.

"Terus gimana saya ngambilnya?"

"Pake tangan. Tangan kamu aja yang ke dapur," jawab Naya makin melantur.

"Mana bisa gitu. Ya sudah, kamu ikut aja." Sagara menarik tangan Naya, untungnya gadis itu tidak menolak.

Sesampainya di dapur, Naya hanya duduk di kursi pantry dan menunggu Sagara menyiapkan baksonya. Dia lapar, meskipun masih merasa takut. Hujan yang deras seakan menekan atap rumahnya untuk menerobos masuk, hawa dingin pun mulai menusuk kulit Naya.

"Mau makan di kamar aja." Naya menghampiri Sagara dan menarik kemeja bagian pinggang pria itu. Matanya menatap was-was sekitar.

"Sebentar."

Naya diam menatap tangan Sagara yang sibuk membuat coklat panas. Tak lama kemudian mereka kembali ke kamar. Naya tak melepaskan genggamannya pada kemeja Sagara. Terlihat seperti seorang anak kecil yang mengikuti ayahnya.

Sagara mengatur suhu AC agar Naya tidak kedinginan. Sedangkan Naya sudah menyuapkan baksonya. Dia tersenyum saat merasakan betapa enaknya olahan daging ayam tersebut.

Saat Sagara duduk di sebelahnya, Naya langsung menyodorkan potongan bakso yang dia tusuk pakai garpu, tanpa menolak, Sagara menerimanya.

"Enak kan?"

Sambil mengunyah, Sagara mengangguk mengiyakan.

"Besok beliin lagi, ya?"

"Terlalu sering gak baik, Naya."

"Satu aja kok. Plissss..." Naya mengerjapkan matanya berusaha terlihat menggemaskan agar Sagara luluh.

Daripada kembali berdebat, Sagara pun memilih mengangguk saja. Dia lelah jika harus meladeni perdebatan yang dibuat oleh Naya. Mulai sekarang dia harus sering mengalah dan menebalkan kesabarannya untuk menghadapi Nayanika. Pernikahan jika terus diisi dengan perdebatan, itu bukanlah hal yang baik.

****

Seperti apa yang telah Sagara tebak, esoknya Naya demam. Bibir mungil itu terus memanggil mamanya. Sedangkan Sagara dengan sabar mengompres kening Naya. Dia sudah menghubungi Arunika tadi. Sagara juga sudah menghubungi adiknya untuk datang memeriksa Naya.

"Mama ... mama..."

Ceklek

Arunika menghela nafas melihat putrinya yang meringkuk di atas ranjang, ternyata Arunika datang bersama suaminya, Candra Alexandra.

Sagara memberi ruang agar kedua orang tua Naya melihat keadaan anaknya.

"Masih aja manja," gumam Arunika.

Candra menempelkan punggung tangannya ke pipi anaknya, ternyata demamnya tinggi. Dia pun beralih menatap Sagara.

"Kamu sudah telpon dokter?"

Sagara mengangguk. "Sudah," jawabnya.

"Mama ..."

"Mama di sini. Buka matanya, jangan tidur terus, nanti kamu pusing," ujar Arunika.

Mendengar suara mamanya, Naya pun membuka mata perlahan. Matanya sedikit buram dan terasa panas saat dibuka. Hal itu membuat dirinya tersiksa.

"Sudah makan? Obatnya udah diminum?" tanya Arunika sembari mengelus kepala putrinya.

"Sudah, Ma." Sagara yang menjawab.

"Bangun, Naya. Jangan manja dong kamu, masa udah punya suami masih manja." Aru berusaha membangunkan anaknya. Tidak baik juga kalau dibiarkan tidur terus, saat bangun, Naya akan merasakan sakit kepala nantinya.

Aru menurunkan selimut yang membungkus tubuh putrinya. Ternyata Naya juga memakai jaket tebal milik Sagara, bahkan dia juga memakai kaos kaki. Sagara benar-benar merawat Naya dengan baik.

Naya berusaha bangkit dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang. Sagara menghela nafas melihat istrinya yang begitu lemas tak berdaya. Dia pun duduk di sebelah Naya dan menyandarkan kepala Naya ke pundaknya, tangannya merangkul pundak Naya lalu mengelusnya pelan.

"Mau di infus aja, Nak? Biar cepet sembuh," tawar Candra.

Naya menggeleng. "Nggak mau. Naya mau bakso, Papa..."

Mendengar itu, Arunika langsung melotot. "Kamu ini, sakit-sakit masa mau makan bakso?!"

Naya malah merengek, dia menyembunyikan wajahnya di dada bidang Sagara.

"Mau bakso, mau bakso..." Suaranya terendam dada Sagara.

Candra tak tega melihat putrinya seperti itu. Tangannya terulur mengelus punggung Naya.

"Tunggu sebentar, Papa belikan, ya? Mau bakso apa?" tanya Candra.

Arunika menghela nafas, suaminya itu memang sangat memanjakan Naya. Inilah yang membuat Naya tumbuh menjadi gadis manja dan pemalas, ya karena Candra sering memanjakannya. Berbeda dengan dirinya yang selalu mengerasi Naya, tapi itu semua juga demi kebaikan Naya. Lihat, saat menikah pun Naya masih manja dan tidak bisa diandalkan untuk memasak.

Semoga saja, nanti ada keajaiban yang membuat putrinya itu berubah.

bersambung...

Suara petir itu gimana sih, ctar, jeder, atau apa😭 aku bingung nulisnya. Semoga aja feel nya dapat yahh heheehh

1
vj'z tri
🐰 putih sedang menyerahkan diri 🤣🤣🤣🤣🤣
Iren Nursathi
lanjuuuuut thor semangaaaaaaat
Iren Nursathi
lanjut thor kurang nih he he
vj'z tri
ega jadi tumbal 🤭🤭🤭 siap siap di labrak nanay 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
😱😱😱😱 malah ketemu juga dah di jaga ketat.... semoga gak DA niat buruk ke nanay
erma irsyad
aq nggk bisa koment2 cuma bs ksih kopi😉
Iren Nursathi
makasih thor aku cukup cukupin deh ya
dyarryy
jangan lupa tinggalkan jejak 😗
Iren Nursathi
lanjut thor aku penasaran nih ceritanya bagus bikin senyum² terus ngakak dej
azh
semoga sampai happy ending ya ka author
dyarryy
yuk kasih bintang dan ulasannya
yourheart
Luar biasa
erma irsyad
mksih thor Upnya
vj'z tri
di tunggu loh beneran ini 🥰🥰🥰🤩
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣 sama aja itu nama nya Gerry salut 🤣🤣🤣🤣ngeledek gara 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
aduhhhhh meleleh hati adek mas gara 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
vj'z tri
sorry ya nay gak bakal cemburu ,cuman kesel ajj ya nay liat gara sama sapii ngobrol 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
erma irsyad
part nya kurang panjang😁,tambahin lgi ya thor,nggk berasa bacanya udh hbis🤭
dyarryy: iya nanti ditambahin, agak siangan yaaa
total 1 replies
awesome moment
bisa klepek2 tu mas bojo. nay3x kmu hobby bgts bikin saga klenger
vj'z tri
kalau gara liat nay pake ni baju di pastikan langsung hilang konsentrasi nya 🤣 🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!