My Husban Perfect Imam

Dafi menoleh, begitu juga Nabila yang ikut meritasikan padangannya ke arah Ciara yang sudah berganti dengan pakaian santai serta tak lupa cadarnya yang menutupi sebagai wajahnya.

“Lo ? si cewek alim” Kata Nabila terkejut dengan kehadiran Ciara di sana

Ciara kemudian menghampiri Dafi yang terlihat sangat panik, entah apa yang membuat Dafi panik saat ini mungkin saja dia takut akan mendapatkan omelan pamungkas dari Ciara.

“Dafi, kamu berduaan sama yang bukan mukhrimnya ?” Tanya Ciara saat jarak mereka sudah mendekat

Dafi melirik ke arah Nabila yang tengah mengamati Ciara dan Dafi, kemungkinan besar Ciara sedang berpikir hal yang negative saat ini.

“Lo gak usah bawel bisa gak sih ?” Tanya Dafi dengan suara pelan agar suaranya tidak terdengar oleh Nabila

“Tapi apa yang kamu lakukan akan menimbulkan fitnah, aku sebagai istri kamu harus mengingatkan” Jawab Ciara

“Jangan ikut campur urusan gue, urusin aja hidup lo dan perbanyak amal ibadah. Dari pada lo ngurusin hidup gue, gak berguna. Pokoknya kalau ada teman-teman gue ke sini, lo jangan pernah keluar dan menampakkan atau cari-cari gue. Ngerti gak lo ?” Ucap Dafi berdecak kesal

“Tapi Dafi …” Ucapan Ciara terpotong

“Kalau lo berani nentang gue, siap-siap mala mini gue akan grepe-grepe lo” Ancam Dafi dan berhasil membuat Ciara ketakutan

Ciara pergi begitu saja tanpa berpamitan kepada Dafi atau pun Nabila yang masih merasa bingung. Melihat Ciara yang pergi dari hadapannya, Dafi pun berniat untuk pergi juga namun gerakannya terhenti saat Nabila menahan lengan Dafi.

“Dafi” Panggil Nabila

“Apa ?” Tanya Dafi

“Maafin aku aku janji gak akan bikin kamu kesal lagi” Lirih Nabila

“Lo selalu bikin gue kesal, Bil. Lama-lama gue bosen sama lo” Jawab Dafi jujur

Nabila menggelengkan kepalanya

“Jangan putusin aku, Daf aku sangat sayang sama kamu. Aku janji gak akan menggoda kamu lagi aku juga gak akan banyak tanya sama kamu” Ucap Nabila

“Bagus, sekarang kamu pergi. Gue mau istirahat” Jawab Dafi

Nabila menganggukan kepalanya, lalu meninggalkan Dafi dengan wajah menunduk lesu. Melihat itu, Dafi merasa tidak tega walau bagaimana pun juga Nabila adalah pacar terlamanya.

“Bila” Panggil Dafi

“Iya Daf ?” Tanya Nabila seraya menoleh ke arah Dafi

“Besok pagi gue jemput lo” Jawab Dafi

“Beneran ?” Tanya Nabila dengan mata berbinar, wajahnya seketika sumringah

“Iya, tapi hanya besok. Hari-hari berikutnya lo di antar sama supir aja” Jawab Dafi

“Oke setuju, kalau begitu aku tunggu besok ya sayang” Ucap Nabila

“Iya” Jawab Dafi

Kemudian Nabila berjalan sambil melompat-lompat kecil karena kegirangan, ini pertama kalinya Dafi mau menjemputnya untuk pergi ke sekolah bersama. Hal itu tidak akan dia sia-siakan oleh Nabila, bagi Nabila hubungannya bersama Dafi sudah mulai ada perkembangan.

“Dafi, lo gak akan bisa lepas dari gue. Gue akan melakukan berbagai cara agar lu selalu menjadi milik gue” Gumam Nabila

*****

Di sisi lain, Ciara saat ini sedang berjalan di area komplek. Melihat Dafi bersama Nabila membuat hatinya memanas karena cemburu. Ciara menendang kerikil kecil dengan ekspresi cemberut.

“Gak mungkin kan kalau aku merasa cemburu ?” Batin Ciara

“Jelas gak mungkinlah, dia kasar dan galak. Aku gak mungkin jatuh cinta sama dia” Ucap Ciara sambil menggelengkan kepalanya

Ciara menendang kerikil itu lagi

“Akkkhhh” Suara rintihan seseorang

Ciara clingak-clinguk mencari sumber suara matanya terus menelisik, hingga pandnagannya tidak sengaja melihat siluet seseorang yang dia kenal.

“Kamu …” Ciara lupa siapa namanya, wajahnya mirip seperri Ihsan siapa lagi kalau bukan Ahsan

Ahsan mengerutkan dahinya

“Cia ?” Tanya Ahsan dengan tangan yang masih memegangi keningnya yang masih terasa perih

“Astagfirulloh, maafkan aku. Aku gak lihat ada orang” Lirih Ciara merasa tidak enak

Ahsan tertawa kecil

“Iya gak papa, karena yang melukai gue itu lo. Gue bakal maafin lo” Jawab Ahsan

“Terima kasih, sekali lagi maafin aku ya. Aku lupa nama kamu” Ucap Ciara

“Gue Ahsan, lo tinggal di daerah sini ?” Tanya Ahsan

“I-iya” Ujar Ciara

“Sama dong, rumah bokap gue juga di daerah sini. Lo mau mampir ke rumah gue ?” Tanya Ahsan

Ciara melongo, ini suatu kebetulan yang tidak terduga. Ciara yakin har-harinya akan semakin rumit, bagaimana tidak ? rumah Ahsan ada di sekitar rumah milik Riza. Itu artinya dia akan selalu bertemu atau berpapasan dengan Ahsan atau pun Ihsan. Sedangkan dia tinggal di rumah yang sama dengan Dafi dan ini sangat gawat, pikir Ciara.

“Hey, kenapa lo melamun ? ada masalah ?” Tanya Ahsan

”Nggak kok, akum au pulang aja” Tolak Ciara

“Kenapa gak mampir dulu, sekalian kenalan sama mama gue. Beliau orangnya humble, apalagi bokap gue. Tenang aja, gue gak akan macam-macam kok. Ada nyokap geu di rumah” Ucap Ahsan

Ciara terdiam, dia juga tidak enak menolak tawaran Ahsan, apalagi dirinya sudah membuat kening Ahsan memar akibat krikil yang di tendangnya.

“Malah melamun lagi” Ujar Ahsan

“M-maaf maaf, aku bingung” Jawab Ciara

Ahsan terkekeh

“tidak apa-apa kalau lo gak bisa, lain waktu aja. Lo sama geu kan tinggal di komplek yang sama, kita bakal ketemu” Ucap Ahsan

“Iya, kalau begitu aku pergi dulu ya. Lain kali aku akan main ke rumah mamah kamu” Jawab Ciara

“Ok, aku tunggu ya” Ucap Ahsan

Ciara dan Ahsan pun berpisah, Ciara menghela nafasnya merasa lega. Ciara kemudian melangkahkan kakinya untuk pulang ke rumah, dia takut bertemu dengan Ihsan atau teman-teman Dafi yang lainnya.

Baru beberapa langkah, tetapi Ciara merasa dirinya terus di awasi oleh seseorang. Ciara melirik dari sudut matanya, rupanya Ahsan masih memperhatikannya dengan lekat.

“Aduh… kalau dia terus memperhatikan aku, aku bisa ketahuan kalau aku tinggal di rumah Dafi” Gumam Ciara

Ciara kemudian membalikkan badannya, sehingga Ciara dan Ahsan saling berhadapan beberapa meter.

“Kenapa Cia ?” Tanya Ahsan

“San, a-aku mau mampir ke rumah kamu. Aku mau bersilaturahmi dengan ibu kamu” Jawab Ciara

“Kalau begitu ayo” Ajak Ahsan tersenyum senang

Ciara mengangguk cepat, lalu berjalan dengan langkah lebar menyamai langkah Ahsan yang ada di depannya.

*****

Tak butuh waktu lama, mereka sampai di mansion milik orang tua Ahsan. Ahsan kemudian mempersilahkan Ciara masuk yang tengah malu.

“Mama kamu beneran ada kan di rumah ?” Tanya Ciara takut

“Ada, nyokap gue biasanya ada di rumah kaca palingan sedang menyiram tanamannya. Nyokap gue suka banget tanaman” Jawab Ahsan

“Oh ya ?, wah aku gak sabar mau lihat juga. Pasti pemandangannya sangat cantik” Ucap Ciara

Ahsan tersenyum tipis saat melihat Ciara tersenyum terlihat dari matanya yang menyipit, Ahsan tahu jika Ciara sedang tersenyum senang di balik cadarnya.

“Iya, sangat cantik” Balas Ahsan dengan pandangannya masih terjutu pada Ciara