Jika biasanya orang yang putus cinta akan berubah sikap menjadi dingin dan cuek, tapi berbeda dengan Davion Slade. Pria tampan berusia 28 tahun itu justru berubah sikap menjadi pria paling menyebalkan dan random.
Dua tahun dia melajang setelah memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, bukan karena Davion ataupun sang kekasih saling berkhianat. Tapi, karena sang kekasih memiliki kelainan penyimpangan.
Wanita yang dia jadikan kekasih selama satu tahun itu ternyata penyuka sesama jenis. Davion yang mengetahui hal tersebut menjadi jijik dan geli sendiri.
Hingga akhirnya, Davion bertemu dengan Vynessa setelah menggantikan jabatan papanya sebagai CEO.
Rasa ingin memiliki langsung muncul begitu saja saat melihat Vynessa yang begitu cekatan dan multitalenta. Tanpa Davion tau jika status Vynessa adalah mantan istri rival bisnisnya.
Mampukah Davion meluluhkan hati Vynessa yang sudah trauma dengan yang nama nya cinta?
Simak kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 : You're Mine!
Davion menarik tangan Vynessa keluar dari hotel tersebut, suasana hatinya berubah menjadi buruk setelah kejadian itu. Vynessa juga menurut saja saat Davion menarik tangannya. Meskipun dalam keadaan hati yang buruk, Davion tetap bersikap lembut pada Vynessa.
"Tuan.." sapa Sam, ia terkejut bukan main melihat penampilan tuannya itu acak-acakan tak karuan. Padahal ia baru saja hendak menyusul masuk setelah selesai menerima telepon dari klien Davion.
"Kita pulang sekarang!" ucap Davion dingin
Ia lalu membukakan pintu mobil untuk Vynessa dan menyuruh wanita itu untuk segera masuk.
Sam mengangguk dan bergegas masuk kedalam mobil lalu duduk dikursi kemudi. Ia segera menyalakan mesin mobil nya setelah Davion masuk dan duduk dengan nyaman disamping Vynessa. Setelah itu, barulah Sam melajukan mobilnya meninggalkan area pelataran hotel Phoenix.
Sam tak banyak bertanya dan hanya melirik tuannya itu dari kaca spion.
"Sepertinya terjadi sesuatu didalam, sampai wajah tuan muda seperti cucian didalam keranjang seperti itu. Kucel sekali". Batin Sam
"Jangan mengumpati ku Sam", ucap Davion seolah dia tau jika Sam tengah membicarakan diri nya.
"Maaf tuan, saya tidak berani". Sahut Sam
Vynessa yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas nya pelan. Sepertinya ia sudah mulai paham sikap dan watak Davion meskipun baru beberapa hari menjadi sekretaris nya.
Lelaki yang duduk disamping ini memang memiliki sifat redflag, tengil juga menyebalkan. Tapi, entah kenapa dia bisa bersikap manis saat bersama Vynessa.
.
Mobil yang Sam kendarai tiba di hotel tempat mereka menginap. Davion segera turun meninggalkan Vynessa yang masih duduk didalam mobil seraya merapikan isi tas nya.
"Tuan, anda tidak turun?" tanya Sam
"Iya sebentar lagi". Sahut Vynessa, setelah itu barulah ia turun dari mobil. Lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam hotel tersebut.
Saat tiba dilobi, Vynessa mendengar ada seseorang yang memanggil nama nya.
"Vynessa?."
Vynessa menoleh mencari arah sumber suara yang memanggil nama nya, matanya sontak berbinar saat melihat siapa orang itu.
"Alex.." lirih Vynessa
Lelaki yang bernama Alex itu berjalan mendekati Vynessa lalu memeluknya.
"Apa kabar Vyn?" tanya Alex
Vynessa mengulas senyum manisnya," Seperti yang kamu lihat Lex. I'm good".
Kemudian, Vynessa mengurai pelukan itu.
"And how you?" ujar Vynessa bertanya
"I'm not good Vyn". Jawab Alex dengan raut wajah yang dibuat sendu
"oh why?"
"Aku tidak baik-baik saja setelah kamu pergi Vyn".
Vynessa tertawa renyah mendengar nya. Alex- kakak tingkat nya waktu zaman kuliah itu memang selalu begitu orang nya. Dulu dia adalah ketua BEM yang terkenal disiplin tapi juga humoris. Tak heran jika banyak yang menyukai dia tapi tidak dengan Vynessa. Ia hanya menganggap Alex sebagai teman. Tapi sepertinya berbeda dengan Vynessa, Alex menaruh rasa pada perempuan dihadapannya ini yang kini makin terlihat cantik setelah menjadi janda.
Alex terkekeh gemas melihat tawa Vynessa, ia mengangkat tangannya mengacak-acak pucuk kepala Vynessa.
"Kamu semakin cantik Vyn", puji Alex tak berbohong
"Thank you". Balas Vynessa tulus
Tanpa kedua nya sadari jika ada sepasang mata tajam yang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya. Ia mematri dalam-dalam wajah Alex sambil mengepalkan kedua tangannya. Tak lama kemudian, Vynessa segera berpamitan pada Alex untuk kembali ke kamarnya.
"Alex, aku harus kembali ke kamar ku". Kata Vynessa
"Baiklah. Tapi sebelum itu bolehkah aku meminta nomor ponsel mu ?", ujar Alex
"Tentu, berikan ponsel mu".
Ales segera merogoh saku celana nya tuk mengambil ponsel pintar miliknya, kemudian ia memberikannya pada Vynessa. Perempuan itu langsung mengetikkan nomor telepon nya setelah selesai ia mengembalikkan lagi ponsel itu pada pemiliknya.
Alex melihat sejenak nomor telepon milik Vynessa, ia segera menyimpannya. Kemudian, ia kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celana nya.
"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu". Pamit Vynessa
Alex mengangguk, "Hati-hati".
Vynessa lantas bergegas melangkahkan kakinya menuju lift. Alex terus memperhatikan punggung Vynessa yang mulai berjalan menjauh hingga suara dering ponsel miliknya mengalihkan atensi.
Vynessa menekan tombol disamping pintu lift, sembari menunggu pintu lift terbuka Vynessa dikejutkan dengan suara bariton seseorang dari arah belakangnya.
"Apa lelaki itu lebih tampan dariku ?",
Suara bariton yang terdengar begitu berat berasal dari belakang Vynessa berdiri pun sontak membuat perempuan itu langsung membalikkan badan nya. Ia membulatkan matanya menatap lelaki yang baru saja berucap kalimat itu.
"T-tuan muda Davion?".
"Yes, i'm baby.."
"K-kenapa anda masih ada disini, ku pikir anda sudah masuk kedalam kamar", kata Vynessa terbata-bata gugup
Davion tersenyum menyeringai tipis, ia melangkah lebih dekat dengan Vynessa. Bersamaan dengan itu pintu lift terbuka. Dengan cepat Davion langsung mendorong pelan Vynessa masuk kedalam lift tersebut.
"Aaahhh.. " Vynessa memekik terkejut
Tanpa membalikan badannya, Davion menekan tombol disamping pintu. Seketika itu, pintu lift tertutup dan mulai bergerak membawa mereka naik kelantai atas tempat kamar mereka berada. Davion mendorong pelan tubuh Vynessa hingga membentur dinding lift yang dingin. Tangan besar nya langsung menarik pinggang ramoing Vynessa sampai tubuh kedua nya saling menempel dan hanya terhalang oleh kain.
Vynessa gugup setengah mati, bukan... Bukan lagi gugup melainkan takut serta was-was. Apalagi dalam lift itu hanya ada mereka berdua dan tindakan yang Davion lakukan ini sangat intim sekali. Vynessa mencoba mendorong tubuh tegap nan tinggi itu menjauh dari nya. Tapi sayangnya, Davion justru semakin erat merangkul pinggangnya.
"T-tuan anda m-mau apa ?" ujar Vynessa terbata-bata ketakutan.
Davion tak menggubrisnya, ia mengangkat sebelah tangannya mencubit lembut dagu Vynessa dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Ia dongakkan kepala perempuan itu agar menatapnya. Sesaat, tatapan mata kedua nya saling bertemu. Mata tajam Davion menatap netra teduh milik Vynessa.
"Listen to me, sweetheart... I don't like women who are easily tempted by other men. Be a valuable women, hm... ". Davion mengucapkannya dengan lembut tapi penuh penekanan.
Vynessa yang mendengar itu, seketika langsung membulatkan matanya. Apa maksud Davion berkata seperti itu? Dia tengah menyindir nya kah ? Tapi, Davion tidak tahu yang sebenarnya.
"Jaga mulut anda tuan, saya bukan perempuan yang seperti itu. Alex itu kakak tingkat saya saat masih kuliah", sangkal Vynessa, tiab-tiba saja ia merasa geram dengan Davion.
"I don't care.. Aku hanya tidak suka melihat perempuan yang mudah sekali tergoda dengan lelaki lain. Terutama diri mu.. " Ucap Davion
Vynessa mengerutkan dahinya bingung. "Apa maksud anda?"
"Because You're mine Vynessa.. You're MINE!"
.
.
.
To Be Continue..
bru jg d tolak,udh stres aja....mkin gila mlah.....nkah sm patung sna,vyn ga mau nkah sm km....😝😝😝