NovelToon NovelToon
Istri Warisan Adik

Istri Warisan Adik

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Obsesi / Naik ranjang/turun ranjang / Tamat
Popularitas:830.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Noor Hidayati

Seorang kakak yang terpaksa menerima warisan istri dan juga anak yang ada dalam kandungan demi memenuhi permintaan terakhir sang Adik.

Akankah Amar Javin Asadel mampu menjalankan wasiat terakhir sang Adik dengan baik, atau justru Amar akan memperlakukan istri mendiang Adiknya dengan buruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Sesuai Harapan

Meskipun masih siang hari, Amar yang terus merasa resah, memutuskan untuk pulang. Amar ingin supaya keresahan dihatinya cepat hilang dan kembali melakukan pekerjaannya dengan tenang.

Sesampainya di rumah, Amar merasa lebih ingin melihat Mahira terlebih dahulu daripada baby Emir seperti hari-hari biasanya.

"Bibi... dimana Mahira?" tanya Amar begitu masuk ke rumahnya.

"Nyonya Mahira sedang ke supermarket Tuan, katanya susu formula baby Emir habis."

"Dengan siapa dia pergi, kenapa tidak meminta izin dariku!?" Amar yang merasa kesal mengambil ponsel di sakunya lalu menghubungi nomor Mahira.

Cukup lama Amar menunggu sampai Mahira mengangkat panggilan teleponnya.

"Mahira kenapa pergi sendiri!?"

"Aku tidak sendiri, ada Supir yang mengantarku." saut Mahira dengan santai, sangat berbeda dari Amar yang nada bicaranya terdengar kesal.

"Tetap saja, Supir hanya mengantar mu kan, tidak menemanimu berbelanja?"

"Iya, tapi..."

"Sekarang katakan kamu di supermarket mana, aku akan menyusul mu."

"E-tidak usah, masih banyak yang harus ku cari nanti kamu bosan kelamaan."

"Katakan saja kamu di supermarket mana!" tegas Amar yang langsung menutup panggilan telponnya setelah Mahira memberitahu di supermarket mana Ia berbelanja. Tapi sebelum Amar pergi, Amar menyempatkan untuk melihat baby Emir yang tengah berada di penjagaan baby sitter.

"Ayah jemput Ibu dulu ya sayang." ujar Amar setelah cukup lama bermain dengan baby Emir.

Baby Emir yang sudah begitu lengket dengan Amar, menangis tidak mau di tinggal, tapi Amar tetap pergi dan meminta Mbak Lia untuk menenangkannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kurang dari tiga puluh menit, Amar sampai di supermarket yang Mahira katakan. Amar kembali menghubungi Mahira untuk memberitahu dimana posisinya saat ini. Setelah mendapat jawaban, Amar bergegas masuk menuju lokasi dimana Mahira berada. Namun begitu Amar melihat Mahira, seketika menghentikan langkahnya karena kembali merasakan keresahan di hatinya.

Ragu-ragu Amar memutuskan apakah Ia harus tetap maju menemani Mahira berbelanja atau mundur dan kembali pulang.

Cukup lama Amar memutuskan apa yang harus Ia putuskan sampai akhirnya Amar memilih mundur. Namun baru beberapa langkah, Mahira yang melihat Amar menghentikan langkahnya.

"Kak Amar..."

"E-iya..." Amar yang berpura-pura baru melihat Mahira, berbalik badan dan melihat Mahira yang melangkah kearahnya.

"Stok makanan dan beberapa keperluan rumah pada habis." ujar Mahira yang bersikap biasa saja, sangat berbeda dari hari-hari kemarin.

"E-eum... maaf jika aku tidak meminta izin terlebih dahulu kepada mu, dan maaf juga karena aku mengambil tugas Bibi, aku hanya merasa bosan dirumah jadi aku bilang sama Bibi biar aku saja yang berbelanja."

Amar hanya diam menatap Mahira yang terus berbicara tanpa henti. Entah kenapa kali ini hatinya merasa senang melihat Mahira banyak bicara, Padahal sebelumnya Ia paling tidak suka menghadapi orang banyak bicara.

"Kak Amar... Kak Amar..." Mahira melambaikan tangan di depan wajah Amar yang langsung tersentak mengalihkan pandangannya.

"E-ya." saut Amar singkat.

"Kak Amar kenapa, Apa kak Amar marah padaku?"

"E-tidak. Kamu bebas melakukan apapun, aku hanya merasa khawatir jika kamu pergi sendirian."

"Khawatir?" tanya Mahira memastikan.

"E-iya tentu saja aku merasa khawatir, kamu adalah Ibu Emir, bagaimana dengan Emir jika sesuatu terjadi kepada mu?"

Mendengar jawaban Amar, Mahira yang sebelumnya bersikap biasa saja. Kembali merasakan nyeri dihatinya karena lagi-lagi Amar mengkhawatirkannya karena baby Emir. Bukan dirinya secara pribadi.

"Mungkin aku yang terlalu banyak berharap." batin Mahira yang kemudian melanjutkan pencariannya dalam berbelanja.

Bersambung...

1
yuning
akhirnya dilanjut
yuning: ceritanya dan ceritanya tentunya 😁
Itsmenoor (Author Gragas): dilanjut apanya nih? 😁
total 2 replies
Sutarwi Ah
smg witing tresno jalaran soko kulino. tumbuhnya cinta karna biasa.
Sutarwi Ah
dari zaman baholak lambe turah pasti tukang nyinyir.
Sutarwi Ah
yg namanya wasiat wajib hukumnya tuk dilaksanakan.
TS
ini Amarnya yg bodoh ap gimana ya
Airin Mukherjee
sabar ya amar tahan dulu sampe mules🤣🤣🤣
Fera Damayanti
Luar biasa
Sutarwi Ah
baru 1episod kok banyak banget bawang merahnya.
Heryta Herman
waaahh...klo melihat kondisi tuan Rustam..yg kurang sehat....dpt di pastikan si nyonya Rustam rupanya jadi tante girang...Rian jadi piaraan nyonya Rustam nih...
Rian diam diam menghanyutkan...istri orang mau di embat juga...
yg jadi musuhndlm selimut di rmh Amar,mungkin baby sitter Lia..
Heryta Herman
baca parti ni di siang hari yg panas...eeehhh semakin panasa sekujur tubuh ku thor..
harreeeuudaang.../Facepalm/
Itsmenoor (Author Gragas): hahaha... coba dini hari bacanya 😆
total 1 replies
Heryta Herman
hahaha...Amar amar...akhirnya merasakan surga dunia,sdh di rasa sekali mau lagi dan lagi...bikin nagih yaaa...
Airin Mukherjee: amar malah ketagihan 🤣🤣
total 1 replies
Heryta Herman
akhirnya...apa yg harus teradi sejak lama,terlaksana...aaaa...ikutan panas dingin bacanya thor../Chuckle/
Airin Mukherjee: akhirnya amar unboxing juga🤣🤣🤣😝
total 1 replies
Heryta Herman
hihihi...bener thor..malu" tapi mau.. ga cinta tapi nyosor terooos...
Airin Mukherjee: alaahhhh mar mar bilang aja mau
total 1 replies
Heryta Herman
harus ada kejadian yg tdk menyenangkan sprti ini, barulah kamu menyadari betapa berharganya istrimu,Amar...
Heryta Herman
sungguh miris nasibmu Mahira..rmh yg harusnya tmpt ternyaman untuk tinggal malah menimbulkan trauma...
Heryta Herman
beri pelajaran pada Amar..abaikan keberadaan nya di sekitarmu..egois banget jadi laki"...
klo sllu bertengkar hanya krna mslh yg sengaja di caei" sama Amar..untuk apa menikah?mau di bawa sampai kemana peenikahan ga sehat itu yg akhirnya hanya menyakiti kalian berdua...
Airin Mukherjee: enaknya tinggalin aja dulu si amar biar mampus to kesepian baru nyaho
total 1 replies
Heryta Herman
Kau sendiri yg mengajak istrimu ke pesta,kau sendiri yg cari masalah,sdhnya kau salahkan istrimu krna trauma mu...maumu apa Amar..klo tdk bisa menjalani pernikahan itu krna trauma mu,jngn paksakan dirimu...bebaskan Mahira..biarkan dia bahagia dgn caranya...
Airin Mukherjee: makanya amar punya istri itu di perhatiin bukan di cuekin
total 1 replies
Heryta Herman
karena trauma masa lalu??klo begitu...jngn ksh harapan yg tak pasti pada Mahira.. lepaskan mahira...biar mahira bahagia bersama emir si buah hati...
Heryta Herman
Mahira cuma mimpi...mimpi mengharap yg tak pasti...
Heryta Herman
hadduuuh si author...bikin gemes bacanya...kita teebawa suasana yg di ciptakan author nih.../Curse/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!