Inema Shalimar adalah seorang gadis yang hidup sebatang kara yang harus merelakan cinta pertamanya dan terpaksa harus menikahi lelaki yang tidak dikenalnya.
Karena merasa ini tidak adil maka Arjun dirgantara berusaha sekuat tenaga untuk lepas dari pernikahan itu. Namun orang tuanya tetep kekeh pada pernikahan anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joshin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
...🌸Happy reading 🌸...
"Ha,,, melakukan apa maksud kamu? " Tanya Inem yang menyadari ada keanehan pada tatapan mata Arjun.
Arjun menutup laptopnya dan menaruhnya dinakas samping tempat tidurnya. Dia lalu merangkak mendekati Inem.
"Hei Arjun,,, kamu mau ngapain?" Tanya Inem yang sudah mulai merasakan hawa tak enak dari Arjun.
"Menurut kamu? Apa yang dilakukan suami istri didalam kamar berduaan begini? " Ujar Arjun sambil menaikan alisnya dan terus mendekati Inem.
"Hmmmm,,,, Arjun tolong jangan begini!" Inem mulai ketakutan dan jantungnya mulai berdetak sangat kencang sekali seperti genderang peperangan.
Arjun tak bergeming, dia terus saja mendekati Inem yang sudah mulai menunjukan rasa tidak nyamannya itu.
"Arjun,,, aku bilang jangan mendekat lagi! Kembalilah kau kesana!"
Lagi - lagi Arjun tak mengindahkan peringatan Inem. Hingga akhirnya sudah tak ada lagi jarak diantara mereka.
"AAaaaaa,,,, baiklah,,, baiklah,,, aku akan tidur disofa." Teriak Inem yang langsung berdiri dan berlari ke arah sofa sambil membawa bantal dan guling.
Arjun tersenyum tipis melihat tingkahnya Inem dan lalu kembali ke tempatnya semula dengan laptop yang ditaruhnya tadi tentunya.
"Si@lan,,, dasar Arjun mesum." Gerutu Inem sambil membaringkan tubuhnya diatas sofa yang panjang dan empuk itu.
...****************...
Hari sudah berlanjut dan selama itu Inempun berada di keluarga Dirgantara. Menjalani hari - hari sebagai seorang istri dari pria yang tidak dicintainya. Ingin rasanya Inem keluar dari kehidupannya yang sekarang, namun apalah daya Inem hanya bisa pasrah menerima keadaan ini berharap hidupnya akan menjadi lebih baik dan baik lagi.
Sementara itu disisi lain ada seseorang yang merasa kehilangan dan masih mengharapkan kehadiran Inem. Ya,,, dia adalah Bimo. Lelaki yang menjadi pujaan hati Inem. Lelaki yang selama ini selalu bersama dengan Inem. Lelaki yang selalu ada disamping Inem dalam keadaan apapun.
Lelaki itu saat ini sedang duduk termenung sendiri di taman kampus. Duduk dibawah pohon rindang di tengah hiruk pikuknya penghuni kampus yang sedang berlalu lalang.
"Woe,,, ngalamun aja kamu ini, awas ntar kesambet lho baru tau rasa."
Datang seorang lelaki yang mengagetkan Bimo dan membuyarkan lamunannya.
"Apaan sih kamu ini cocomber." Bimo geram atas ulah temannya itu dan memukul bahu pemuda itu.
"Haishh kan udah kubilang yang boleh panggil aku cocomber itu hanya sayangku Inem doang. Kalau kamu sih cukup panggil nama ku aja okey,,, ! "
"Helleh,,, nggak pantes kamu tuh dipanggil Rico, bagusan emang cocomber. "
"Dih bengek,,, punya temen gini amat yak." Gerutu Rico.
"Kamu tuh yang bengek, datang - datang bikin kaget orang. Dah kayak jaelangkung aja."
"Wuiihh sekate - Kate bilang aku kayak jaelangkung. Kamu tuh yang bengong kayak dungong, awas aja ntar kesambet jaelangkung baru tau rasa."
"Haissshhh,,,, "
Bimo kembali terdiam menatap lurus kearah depan.
"Eh,,, ngomong - ngomong Inem mana sih kok belum masuk juga dia?" Tanya Rico.
"Nah itu dia yang sekarang ini lagi aku pikirin."
"Lhah,,, emang apa yang lagi kamu pikirin sih? Apa ada masalah ya sama Inem?"
"Inem udah nggak disini lagi, kata mbok Nah dia ikut keluarganya ke Jakarta."
"Hah,,, yang bener? Kok Inem nggak bilang - bilang dulu sih kalau pergi? Eh tapi kok aku baru denger dia punya keluarga dari Jakarta." Tanya Rico.
"Entahlah." Jawab Bimo singkat.
"Kamu udah hubungi dia?" tanya Rico lagi.
"Udah beberapa hari ini nomornya nggak aktif."
"Eh buset,,, tuh anak bener - bener deh ah, dia nggak nganggap kita apa yak.. Main pergi gitu aja." Gerutu Rico.
"Kamu udah coba tanya mbok Nah? Mungkin ada nomer lain yang bisa dihubungi? " Tanya Rico.
Bimo menggeleng tak bersuara. Pandangannya tertuju pada langit yang berwarna biru cerah dan penuh dengan awan. Sekilas bayangan Inem tersenyum manis tergambar jelas dipelupuk matanya.
"Sayang,,, aku sungguh merindukanmu." Batin Bimo.
"Hey Bimo,,,!? Kamu kok malah melamun lagi sih?"
Tepukan kecil tangan Rico membuyarkan lamunan Bimo. Dia menghela nafas dan lalu beranjak pergi meninggalkan Rico.
"Eh buset,,, nih anak malah ninggalin! " Rico pun pergi menyusul Bimo sambil menggerutu.
...****************...
Siang ini angin berhembus dengan kencang, menyibak helaian rambut seorang gadis yang tengah duduk di pinggiran kolam renang. Kedua kakinya diayunkan pelan memainkan air yang terasa hangat karna terkena sengatan matahari.
Seorang wanita anggun datang menghampiri Inem dan duduk di bangku santai yang beratapkan payung besar dan meletakkan 2 gelas jus dimeja.
"Kamu ngapain duduk panas - panasan disini?"
"Eh mami,,, "
Melihat mertuanya duduk, Inempun bangkit dari tempatnya dan ikut duduk bersama Selly.
"Mami bawakan jus alpukat untukmu. Kata mbok Nah kamu paling suka minum jus buah ini."
"Makasih mam."
Diraihnya gelas yang berada di atas meja bulat dan lalu meneguknya.
"Kamu bosan ya?" Tanya Selly.
Inem tak menjawab pertanyaan Selly. Dia hanya tertunduk dan terdiam.
"Yeahh,,, beginilah. Rumah sebesar ini terasa sangat sepi. Arjun dan papi selalu saja pulang malam. Kadang malah mereka tidak pulang. Ughhh mami kan jadinya kesepian. Tapi pas ada kamu disini mami merasa senang sekali. Mami jadi ada temen ngobrol seperti sekarang ini."
"Aku juga seneng kok mam. "
"Sungguh? " Tanya Selly.
Lagi - lagi Inem diam tak menjawab, namun kali ini Inem melempar senyum kepada Selly.
"Wah,,, syukurlah kalau begitu. Oh ya mami tahu bagaimana caranya agar rumah ini bisa menjadi lebih rame lagi?"
"Apa itu mam? "
...🌸 Bersambung 🌸...
suka banget sama karakternya selly,, sungguh konyol 😁😅
aku suka sama ceritanya bagus banget dan juga menghibur