NovelToon NovelToon
Jadi Ibu Susu Bayi Mafia

Jadi Ibu Susu Bayi Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: ingflora

Nabila Fatma Abdillah yang baru saja kehilangan bayinya, mendapat kekerasan fisik dari suaminya, Aryo. Pasalnya, bayi mereka meninggal di rumah sakit dan Aryo tidak punya uang untuk menembusnya. Untung saja Muhamad Hextor Ibarez datang menolong.

Hextor bersedia menolong dengan syarat, Nabila mau jadi ibu ASI bagi anak semata wayangnya, Enzo, yang masih bayi karena kehilangan ibunya akibat kecelakaan. Baby Enzo hanya ingin ASI eksklusif.

Namun ternyata, Hextor bukanlah orang biasa. Selain miliarder, ia juga seorang mafia yang sengaja menyembunyikan identitasnya. Istrinya pun meninggal bukan karena kecelakaan biasa.

Berawal dari saling menyembuhkan luka akibat kehilangan orang tercinta, mereka kian dekat satu sama lain. Akankah cinta terlarang tumbuh di antara Nabila yang penyayang dengan Hextor, mafia mesum sekaligus pria tampan penuh pesona ini? Lalu, siapakah dalang di balik pembunuhan istri Hextor, yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ingflora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24. Kabur

Dilihatnya jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit. Kemungkinan ia bisa melihat Enzo, tapi ... apa ini tidak berlebihan?

"Ah, sudahlah. Nanti bikin perkara sama perempuan itu, nanti masalah lagi. Ahh ... sudahlah, tidur saja." Hextor masuk ke dalam selimut dan mencoba tidur. Awalnya sulit, dan ia gelisah tapi ia berusaha untuk tidak menelepon Nabila yang pada akhirnya berhasil setelah satu jam kemudian.

***

"Pak."

"Nabila?" Hextor terperangah.

Gadis itu berdiri di hadapan dengan pakaian seksi. Pakaian tertutup tapi tembus pandang dengan cahaya terang di depan dan gelap di belakang. Ia bergaya genit di depan Hextor.

Kini Hextor bisa melihat bentuk tubuh wanita itu yang sebenarnya. Sebelumnya ia selalu menduga-duga, apakah tubuh wanita itu, besar di dadda dengan pinggang kecil dan ternyata perkiraannya benar.

"Kamu ... kenapa di sini?" Hextor masih tak percaya dengan penglihatannya. Tubuh wanita itu sesuai dengan khayalannya? Ia bahkan tak mampu berkedip.

"Pak, jangan gitu ...." Nabila datang dengan manja. Bibirnya tampak bercahaya.

"Oh, dia pakai lips balm dari ibu." Hextor semakin terpesona.

Nabila memajukan bibirnya dengan genit sambil melenggang lenggokkan pinggangnya. "Pak ...." Ia mendessah.

Hextor masih melongo.

Ketika Nabila mencondongkan tubuhnya ke depan sambil masih mengerucutkan bibir tebalnya, wanita itu seakan minta diciuum. "Ayo, Pak ..." Kembali terdengar dessahannya.

Hextor yang tersadar, seketika mundur dengan bola mata melebar. "Nabila, kamu sudah gilla ya!?"

"Masa sedikit aja, gak boleh sih, Pak ...." Nabila merengut masih dengan gaya manjanya dan terus mendekati Hextor.

Pria itu terus mundur hingga punggungnya menyentuh dinding. Seketika ia bingung bagaimana menghindar dari wanita ini. Nabila kembali mengerucutkan bibir tebalnya dan terus mendekati wajah Hextor. Pria itu tampak panik. Wajah mereka makin dekat. Mata wanita itu sudah terpejam tapi Hextor ingat almarhum istrinya. "Tidak!!"

Pria tampan itu terbangun di atas ranjang. Hari telah pagi. Ia mengusap wajah karena tersadar. "Astaghfirullah alazim."

Lama ia terdiam. Butuh beberapa saat agar kesadarannya kembali. Kembali ia mengingat mimpi barusan. "Aku tidak boleh bergantung pada Nabila. Lama-lama aku bisa gilla."

Setelah hari itu, Hextor tak lagi menelepon Nabila. Ia merasa penyakit insomnianya juga mulai membaik hingga mulai tenggelam dalam pekerjaan yang mengharuskannya berpindah-pindah negara.

***

Pria itu menjabat tangan Hextor. "Thank you."

"Mmh."

Sang pria pergi dengan asistennya. Hextor melirik Henry di samping. "Ok, kita ...."

"Mister Ibarez."

Hextor menoleh.

Seorang pria berusia sekitar 40 tahunan datang bersama seorang pria muda. Keduanya berpakaian jas sama seperti Hextor dan Henry.

"Do I know you?" Hextor mengerut dahi. Ia tidak kenal pria ini.

"Marco Rumanov."

"Sorry?" Hextor tetap mengerut dahi. Kenapa seorang pemberontak Rusia mengenalnya? Ia tidak tahu siapa pria ini tapi tahu sepak terjangnya. Siapa yang tak kenal Marco, si wajah besi.

Pria muda di samping Marco maju dan bicara. "Tuan Rumanov ingin berbisnis dengan Anda, Tuan." Ternyata pria itu bisa berbahasa Indonesia dengan lancar.

"Maksudmu berbisnis apa?"

"Tentu saja bisnis senjata."

"Maaf ya, tapi aku tidak bisa berbisnis senjata dengan kalian." Hextor melirik Marco sekilas. Tampak seperti julukannya, pria berwajah dingin dan juga datar.

"Kenapa, Tuan?"

"Maaf, aku tidak menjual untuk pemberontak."

Sementara pria itu menterjemahkan untuk Marco, Hextor mengajak Henry pergi dari situ. "Ayo, Hendry, kita pergi."

Baru beberapa langkah mereka menjauh, pria itu kembali mencegatnya. "Tuan Ibarez!" Pria muda itu berdiri di depan Hextor membuat Hextor berhenti tiba-tiba.

"Kan sudah aku bilang, tidak bisa! Aku ...."

Sebuah benda keras ditempelkan ke tubuh Hextor. Tangannya juga meraih lengan Hextor.

Hextor melirik benda itu. Sebuah pistol laras pendek yang moncongnya menghadap tepat ke pinggangnya. "Kau mengancamku?"

Henry sampai bersiap hendak mengeluarkan pistol yang berada di balik jasnya, tapi tangan Hextor yang lain menghentikannya.

"Tidak, Tuan, tapi kalau Tuan tidak memberi kami waktu untuk bicara, Tuan bisa lihat mobil di seberang sana? Mobil hitam itu berisi beberapa orang yang siap menculik Anda, Tuan."

Hextor dan Henry melihat ke seberang. Sebuah mobil hitam terparkir dengan beberapa orang berpakaian hitam-hitam berada di dalam mobil.

Hextor melihat sekitar. Tempat itu berada di pinggir jalan besar yang bisa dengan mudah mengundang orang untuk tahu apa yang terjadi. Tidak menguntungkan membuat keributan di sana. "Jadi maumu bagaimana?" Ia bicara dengan sangat tenang pada pria itu.

"Kita ke klab malam yang tadi Tuan datangi. Kami ingin bicara di sana."

Hextor melirik Henry dan memiringkan kepalanya ke arah pria itu agar mengikuti saja keinginan sang pria. Saat mengikuti pria itu, secara rahasia, tangannya bergerak ke dalam jas dan meraih sebuah benda. Ia menekan tombol pada benda itu dengan cepat.

Klab malam itu tengah persiapan buka karena sore hari. Di dalamnya, cahaya remang-remang. Beberapa pelayan bar tengah lalu lalang membersihkan meja.

"Di mana kita akan duduk?" tanya Hextor lagi.

"Di ...."

Terdengar suara letusan peluru. Semua orang membungkuk. Tubuh Hextor ditarik Henry menjauh dari tempat itu.

Desingan peluru kembali berbunyi. Suara pria yang bersama Marco terdengar berteriak dalam bahasa Rusia, sepertinya panik. Beberapa orang masuk dengan bersenjata dan kembali terdengar peluru ditembakkan. Henry yang tahu pintu belakang klab malam itu, membawa bosnya ke sana. Di sana ada beberapa anak buah Hextor yang berusaha melindungi bos mereka.

"Ah!" Hextor merasakan timah panas menembus pinggangnya.

"Bos!" teriak Henry. Ia tak menduga Hextor terkena tembakan. Dengan cepat ia memapah bosnya.

"I'm ok. Aku bisa jalan kok." Namun, tak ayal Hextor membiarkan sang asisten memapahnya.

Sampai di luar, sudah ada mobil berwarna abu-abu yang sudah menunggunya. Henry cepat-cepat memasukkan Hextor ke dalam mobil, dan kemudian duduk di depan.

"Aku ingin pulang ke Indonesia," ucap Hextor saat mobil melaju kencang di jalan. Ia menekan luka di pinggang agar tidak banyak mengeluarkan darrah.

Henry menoleh ke belakang. "Bos, obati dulu lukamu. Bos 'kan tidak mungkin pulang dalam keadaan begini," ujarnya cemas.

"Obati saja di dalam pesawat! Aku ingin pulang! Karena itu, sewakan saja pesawat untukku!"

Henry tak bisa berkata-kata. Kalau bosnya sudah memerintah dengan keras begitu, berarti sudah tidak bisa dibantah lagi. "Baiklah, aku carikan dokter segera."

Dokter terpaksa dipanggil ke dalam pesawat. Sang dokter bicara dengan Henry dalam bahasa Rusia. Setelah diperiksa, ternyata Hextor perlu dijahit bekas lukanya. Karena itu, ia dibius.

***

Hextor membuka matanya pelan. Suasana begitu tenang, tapi ia berada di mana? Sepertinya sebuah pesawat. Saat berusaha duduk, ia merasakan pinggangnya sakit. "Agh ...!"

"Jangan buru-buru duduk, Tuan." Sebuah tangan meraih punggung Hextor.

Hextor menoleh. Ternyata Henry ada di sampingnya. "Henry? Kamu ...."

"Biar aku antar Tuan kembali ke Jakarta. Aku mengkhawatirkan keadaan Tuan."

"Henry, aku tidak apa-apa. Ini cuma luka kecil. Kenapa aku dibius sampai pingsan begini? Harusnya 'kan ...."

"Tuan pasti tidak mengizinkan Saya mengantar Tuan sampai ke Jakarta, iya 'kan? Karena itu Saya membius Tuan."

"Tapi ...."

"Anggap Saya liburan, Tuan. Sudah lama Saya gak liburan."

Hextor menatap Henry, orang kepercayaannya. Henry adalah asistennya saat keluar negeri, tapi hanya untuk penjualan senjata, selebihnya soal Mal dipegang Safa, sekretarisnya. "Kamu tidak harus mengantarku. Aku bisa pulang sendiri dan di Jakarta aku sudah punya asisten sendiri."

Bersambung ....

1
Tri Handayani
next thorrr'semangat up
Susi Akbarini
lanjuttttt..
❤❤❤😍😙😙
Susi Akbarini
😀😀😀😀❤❤😘😍😙😗
Tri Handayani
thorrr'kapan kelakuan buruk suami nabila terbongkar'biar nabila cpt cerai dr suaminya yg durjana
Baby_Miracles: sabar-sabar
total 1 replies
Ani Basiati
semoga nabila tau thor kl suamianya selingkuh
Nar Sih
emang segaja bos mu ngk kasih no hp suami mu nabila ,biar kmu ngk telpon suami mu
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
Tri Handayani
Next thorrr'semangat up
Nar Sih
lanjutt kakk ,👍🥰
Susi Akbarini
nabila menghantui hextor..
😀😀😀❤❤❤😘😍😙
Susi Akbarini
😀😀😀❤❤😘😍😗
Tri Handayani
hektor'g usah d kirimin no tlfnya suami nabila,mnding tunjukin kelakuan busuk suami nabila biar dia g mengharapkan lagi suaminya.
Susi Akbarini
lanjutttttt....

😍😙😗😗❤❤❤
Susi Akbarini
waduhhhh..

ngeriiiu...
😘😍😍😙😗❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
Lani2..
satang Enzo tapi salah strategi..
😀😀❤❤😘😍😙
Susi Akbarini
apa lani lupa klao di rumah itu ada cctv..


😀😀😀❤❤😘😍😙😙
Susi Akbarini
lanjutttt..

❤❤❤😘😙😗😗
Tri Handayani
makanya jadi orang jangan jahat'kena batunya kan...
Susi Akbarini
lanjutttt...
❤❤❤😘😍😙😙
Susi Akbarini
waaahhh..
jangn2 lani naruh serbuk gatal do pakaian Enzo..
untung Hextor tau lani melakukan sesuatu di lwmari anknya ..
jadi gak bisa nuduh nabila..
😀😀❤❤❤😍😙😗
Tri Handayani
Next thorrr'semangat up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!