Kecelakaan maut dalam perjalanan ke puncak, mengantar Senja menjadi seorang janda diusia yang masih sangat muda. Suami dan putra satu-satunya dinyatakan meninggal dunia di tempat.
Setelah peristiwa itu, takdir membawa Senja bertemu dengan Deandra dan Aleandro. Pasangan yang sudah lama menikah tetapi belum juga dianugerahi keturunan.
Deandra adalah atasan Senja di tempatnya bekerja. Karena sesuatu hal, Senja diminta untuk menjadi surrogate mother untuk calon anak dari Deandra dan juga Aleandro.
Bersediakah Senja menerima permintaan atasannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempurnaan vs Kekurangan
Senja berjalan di belakang Darren menuju ruangannya.
"Kamu ke ruangan saya sekarang! Hari ini kerjaanmu tidak seperti kemarin," ucap Darren sambil menghentikan langkahnya di depan pintu ruangannya.
Dalam hati Senja terus mengumpat. Bekerja di perusahaan sebesar Mahendra group dengan Job desk yang berbeda setiap harinya, tergantung mood CEO. Sungguh menyebalkan.
Senja membukakan pintu ruangan Darren dan mempersilahkan atasan sombongnya itu untuk masuk terlebih dahulu.
"Hari ini kamu duduk di situ! Pelajari penawaran kerjasama kita dengan perusahaan RSZ. Aku akan mengajakmu menemui mereka siang ini. Pastikan kamu menguasai materinya. Kalau kamu berhasil membuat mereka yakin untuk bekerja sama dengan kita. Aku akan memberikan Job desk yang sesungguhnya. Aku harus melihat kemampuanmu dulu." Darren menunjuk ke arah kursi kebesarannya.
"Apa saya bisa copy datanya saja ke flashdisk? Saya bisa bekerja di ruangan saya sendiri." Senja hati-hati menatap Darren.
"Tidak ada bantahan Senja! Jangan katakan apapun lagi. Sekarang duduk dan segera pelajari. Aku mau tidur sebentar. Bangunkan aku dua jam lagi. Aku kurang tidur semalaman." Darren memilih tidur di sofa panjang ketimbang masuk ke ruangan istirahatnya.
Senja akan memilih bekerja di kantor Deandra. Biarpun gajinya tidak sebesar di sini, tapi dia bisa menikmati pekerjaannya dengan hati yang tenang dan senang. Tidak terus menahan kekesalan seperti ini.
Kimi masuk ke dalam ruangan Darren setelah mengetuk pintu tiga kali. Senja langsung mengarahkan jari telunjuknya ke arah Darren yang nampak tertidur pulas.
Kimi merasa heran, karena sebelumnya tidak pernah melihat Darren tidur di sofa. Darren memang beberapa kali tidur saat bekerja, tapi di kamar pribadi dalam ruangannya. itupun Kimi tidak melihatnya langsung, karena ruang istirahat Darren sangat private.
"Ada bos perusahaan G. Katanya sudah menghubungi pak Darren," ucap Kimi dengan setengah berbisik .
"Owh ... bangunkan saja," ucap Senja santai.
"Tidak ... aku takut," sahut Kimi dengan cepat.
"Terus bagaimana? Tuan Darren akan memarahimu kalau sampai membuat dia melewatkan kunjungan perempuan cantik. Asal kamu tahu, bos kita ini casanova tanggung." Senja mulai mengajak Kimi bergosip.
"Kamu saja yang membangunkan. Aku tidak berani .Please ...." pinta Kimi.
Senja dengan terpaksa menghampiri Darren. Mencoba membangunkan laki-laki itu dengan mengguncang pelan lengannya. Tapi tidak ada reaksi. Senja mencoba kembali membangunkan Darren kembali.
Senja berjongkok, membuat kepalanya sejajar dengan kepala Darren. Lalu kembali mengguncang bahu atasan mengesalkan itu lebih keras.
Darren reflek menarik tangan Senja membuat tubuhnya ikut tertarik ke dalam pelukan Sang lelaki sombong. Jarak keduanya kini tidak lebih dari dua jari, membuat Senja dengan jelas merasakan hembusan nafas hangat Darren. Ingin berontak, tapi seperti tidak bertenaga. Sementara pasrah, adalah jalan keluar terbaik.
Kimi menutup matanya. Apa yang dilihatnya saat ini seperti adegan drama korea saat membangunkan kekasihnya.
Darren merapatkan bibirnya ke bibir Senja. Memagut lembut bibir Senja yang tertutup rapat. Merasa Darren sedang tidak di dalam kesadaran, Senja segera mendorong keras dada atasannya itu.
Darren yang tersadar langsung menampakkan ekspresi kaget luar biasa. Lalu menyentuh bibirnya, layaknya baru saja kehilangan kesucian bibirnya.
"Kenapa kamu menciumku? kamu pasti terpesona dengan kegantenganku yang semakin nyata ketika aku sedang tidur?" tanya Darren dengan seenaknya.
"Kim ... Tolong jelaskan yang terjadi." Senja kembali ke kursi Darren dengan langkah kaki yang sedikit dihentakkan.
"Ada CEO dari perusahaan G pak. Katanya sudah menghubungi bapak. Sekarang masih menunggu di depan. Karena saya tidak berani ...."
"STOP!" ucap Darren memotong penjelasan Kimi.
"Suruh dia masuk," ucap Darren sambil merapikan kembali penampilannya. Menyibakkan rambutnya ke arah belakang. Membasahi bibirnya dengan lidahnya sendiri. Sungguh menggelikan.
Senja berdiri hendak meninggalkan ruangan atasannya. Senja cukup tau etika. Sangat tidak sopan menunggui atasan yang sedang menerima tamu pribadi.
"Siapa yang menyuruhmu keluar? tetap pelajari di sana." ucapan Darren membuat Senja mengurungkan niatnya.
Perempuan dengan kecantikan di atas rata-rata memasuki ruangan Darren dengan anggun. Perempuan itu bernama Gea, perempuan yang semalam menjamu Darren dengan baik di club. Rupanya Gea bergerak cepat dengan mengunjungi Darren di hari kedua perkenalan mereka.
Darren memberikan sapaan hangat dengan ciuman pipi kiri kanan pada Gea. Senja tetap fokus dan menganggap tidak ada siapapun di ruangan.
"Sorry ya ... Aku langsung ke sini. Tadi aku menghubungimu tapi tidak sekalipun kamu respon," ucap Gea sambil menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan Darren.
Mata Gea berhenti pada titik di mana Senja sedang berada. Matanya tajam memperhatikan Senja yang posturnya lebih mungil di banding dirinya.
"Dia asistenku. Siang ini kami ada meeting, jadi dia sedang mempersiapkan presentasi. Santai saja. Jangan anggap dia ada di sini." Darren melirik ke arah Senja yang memang tampak tidak mempedulikannya .
Darren berjalan menuju lemari pendingin. Menuangkan minuman rendah alkohol ke dalam dua buah gelas. Sesaat kemudian memberikan salah satu gelasnya pada Gea.
"Thanks ...." Gea menerima gelas dari Darren dengan senyuman yang sangat memikat.
Darren duduk di sofa panjang, begitu juga dengan Gea. Terlihat jelas Gea sangat mengagumi Darren. Tapi Darren tetap menunjukkan wajahnya yang cool seperti biasa.
Senja melirik sekilas ke arah Darren dan Gea yang sedang mengobrol akrab. Sikap Darren manis sekali dengan Gea, tidak menyebalkan seperti saat menghadapinya. Sepertinya Darren sangat piawai memainkan karakternya.
Sesekali terlihat Gea menepuk halus lengan Darren sambil tertawa renyah. Sementara Darren tetap konsisten pada posisi awalnya. Duduk dengan satu kaki di lipat diatas kaki lainnya sambil memainkan jemarinya di lutut.
"Kita ketemu nanti malam di club ya, Aku tunggu," ucap Gea dengan senyum dan kerlingan yang mulai menggoda.
Sepertinya mereka akan mengakhiri perjumpaan mereka saat ini. Darren kembali memberikan ciuman hangat pipi kiri dan pipi kanannya, lalu mengantarkan Gea sampai ke lift khusus untuknya.
Darren kembali ke ruangannya dengan bersiul - siul kecil kegirangan .
"Terbukti kan pesonaku bagaimana. Baru semalam berkenalan, dia sudah ngebet pengen ketemu terus," ucap Darren bangganya.
Senja tidak menanggapi sama sekali bahkan mendongakkan kepalanya pun tidak. Jangan sampai atasannya itu makin mengeluarkan kecongkakannya kalau terus ditanggapi.
"Senja ...vaku sedang ngomong sama kamu. Kenapa kamu diam saja. Merasa Insecure?" tanya Darren asal.
"Insecure untuk apa?" tanya Senja bingung.
"Tentu saja untuk dirimu."
"Buat apa insecure? insecure itu hanya untuk orang yang tidak paham potensinya sendiri, yang hanya berfokus pada kekurangan diri. Padahal manusiawi kalau punya kekurangan. Manusia tetaplah manusia. Mempunyai sedikit kekurangan malah bagus. Supaya kita tidak menjadi manusia sombong yang suka merendahkan orang lain. Terlalu sempurna itu malah berbahaya." Suara Senja penuh penekanan membuat Darren terdiam sejenak .
"Terlalu menerima kekurangan akan membuatmu tenggelam karena kelebihan orang lain." Darren masih tidak terima dan mencari pembelaan diri.
"Orang yang sempurna pun akan tenggelam jika bertemu orang yang salah. Cukup menemukan dan bersama orang yang tepat. Hidup bukan hanya tentang kesempurnaan dan kekurangan. Menyeimbangkan keduanya di porsi yang pas itu keharusan. Bukan perkara mudah. Tidak semudah saat kita merendahkan orang lain," ucap Senja lebih tegas lagi.
"Jika yang sempurna saja bisa tenggelam, bagaimana dengan yang mempunyai banyak kekurangan?" tanya Darren dengan menatap tajam ke arah Senja.
"Orang yang mempunyai banyak kekurangan pada umumnya lebih menyederhanakan keinginan. Hidupnya tidak di tuntut pada standart tinggi kesempurnaan. Lebih bisa menikmati hidup apa adanya. Kita sudah biasa di hina dan direndahkan, jadi kita tidak perlu selalu tampil sempurna untuk menyenangkan hati semua orang." Senja merapikan meja Darren, lalu menyambar tas nya sambil berdiri santai.
"Saya sudah selesai mempelajarinya Tuan. Panggil saya jika tuan sudah siap untuk berangkat." Senja lalu kembali ke ruangannya sendiri.
Darren mencerna kata-kata Senja. Sesaat kemudian tersenyum penuh arti sambil mengambil clutch bewarna dark brown di atas mejanya.