Di tuduh melakukan kejahatan yang tidak dia lakukan. Adnan bintan pratama terjatuh ke lubang hitam dan mendarat sendirian di dunia asing, yang di penuhi hewan mutan berbahaya.
Ia harus memecahkan teka-teki ruang dan waktu
untuk menemukan pesan tersembunyi di dalam lubang hitam itu sendiri, Satu-satunya harapan bertahan hidup, membersikan namanya,
dan mengungkapkan misteri dunia baru ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuadnan Saputra 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB12
KONDISI KHUSUS:
Detak Jantung Sangat Lambat, tapi stabil. Prajurit MASIH HIDUP.
Terdeteksi Esensi Spiritual kuat di balik baju besi.
Terdapat benda seperti Jambu batu di dalam tas penyimpanan biasa.
Adnan terkesiap melihat datanya. Kekuatan mencapai hampir seratus! Prajurit ini berada di ambang promosi ke Rank D—jauh melampaui dirinya. Rasa kagum dan panik bercampur.
“Ting! Sistem Vili. Prajurit ini masih hidup, Tuan. Tapi pingsan karena cedera parah, dan kini mengalami keracunan Buah Makam Pemakan Jiwa,” kata Vili, membenarkan data tersebut. “Juga, perhatikan esensi spiritual yang terdeteksi itu, Tuan. Benda seperti jambu batu di tasnya mungkin adalah sumber esensi tersebut.”
Adnan langsung mengerti. Mayat manusia tidak bisa diserap, tetapi esensi spiritual—seperti yang ada pada Bunga Malam—bisa. Prajurit Evanthe ini mungkin membawa sumber kekuatannya.
"Vili," bisik Adnan, matanya dipenuhi tekad. "Aku harus membawanya kembali ke pohon. Aku butuh benda spiritual itu, dan aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja dalam keadaan hidup di sini."
Adnan memandang Evanthe dan data di layarnya dengan tatapan penuh perhitungan. Rank E ambang Rank D, masih hidup, dan membawa sumber daya spiritual. Vili benar, ini adalah kesempatan, tapi juga bom waktu.
Ting!
“Tuan, tidak ada waktu. Tuan berpacu pada waktu. Tuan harus tahu, semakin lama Tuan berada dalam hutan ini, kecil kemungkinan Tuan akan selamat melawan binatang mutan yang levelnya lebih tinggi dari Tuan. Semua keputusan ada di tangan Tuan,” tegas Vili, nadanya kini sangat mendesak.
Adnan berpikir hal yang sama. Dia tidak bisa membiarkan sumber daya berharga ini terbuang. Tanpa berpikir panjang, dia pun segera memeriksa kantung yang berada di dalam baju zirah besi Evanthe, tepatnya di bagian perut. Dia menarik keluar buah itu. Benda itu memang tampak seperti jambu batu, tetapi permukaannya berkilau aneh dan ada bekas gigitan kecil di salah satu sisinya.
Ketika jari-jari Adnan hampir menyentuh buah itu sepenuhnya, Vili berteriak.
Ting!
“Sistem Vili. Tuan TIDAK BOLEH menyentuh buah itu! Dikarenakan sudah tergigit, air dari buah itu dapat terserap ke tubuh Tuan. Buah itu berlevel tinggi! Bahkan Prajurit atau Binatang Mutan Level A bisa dibuat lemas selama 10 menit hanya oleh cairan yang meresap ke kulit!”
Adnan langsung tersentak, melepaskan buah itu, yang untungnya jatuh di atas lipatan baju besi Evanthe. Rasa panik kembali menyeruak.
"Sial! Lalu bagaimana cara menyerapnya, Vili?" tanya Adnan cepat.
“Ting! Sistem Vili. Tuan harus meletakkan buah itu di tanah dan segera menyerapnya menggunakan Black Hole Tuan. Jaga jarak! Waktu adalah esensi, Tuan!” perintah Vili.
Adnan bergerak cepat, menyodok buah spiritual yang berbahaya itu dengan ujung jarinya yang dilapisi kain robek dari bajunya, menjatuhkannya ke tanah kering di samping pohon rebah. Seketika, ia mengarahkan telapak tangannya. Black Hole kecil di tangan Adnan berputar gila-gilaan, siap menghisap.
Esensi dari buah spiritual itu—yang berkilau keemasan—dihisap keluar dengan paksa. Cahaya keemasan melesat dari buah itu menuju pusaran di tangan Adnan. Seketika buah itu mengering dan menghilang, sementara gelombang energi spiritual yang dahsyat membanjiri Adnan, membuat seluruh tubuhnya bergetar hebat, tetapi kali ini bukan karena rasa sakit, melainkan karena kelebihan energi.
Saat energi itu mereda, serangkaian notifikasi muncul, menandakan pencapaian besar.
eh btw sedikit koreksi, ada typo di awal thor 😌