Transmigrasi Cepat: FIGURAN Perebut Peran

...SELAMAT MEMBACA...

...🌰🍆🌰🍆🌰🍆...

Setiap kejadian ini menusuk hati Gao Min bagai jarum. Ia tahu, mengingat kepribadian Shi Sheng, ia tak akan pernah mudah memberi tahu orang tuanya bahwa ia menikah di pedesaan.

Lagipula, ia tahu Shi Sheng punya adik laki-laki, dan orang tuanya selalu berat sebelah, memberikan yang terbaik untuk adiknya, bagaimana mungkin mereka memberi Shi Sheng begitu banyak kupon dan jatah uang?

Semakin Gao Min memikirkannya, semakin curiga ia. Ia menduga karena Shi Sheng tidak punya banyak uang, Xu Qiangfeng pasti punya cara rahasia untuk menghasilkan uang, dan ia jelas tidak semiskin yang dipikirkan semua orang.

Ia tiba-tiba mengerti, "Mungkin Xu Qiangfeng hanya bersikap baik kepada Shi Sheng, memanfaatkannya sebagai tameng."

"Lagipula, mengingat statusnya, ia tak bisa sembarangan menggunakan uangnya, ia akan dilaporkan. Tapi dengan Shi Sheng, berbeda, semua orang akan mengira itu uang Shi Sheng."

Bisa dibilang Gao Min cukup cerdas untuk menebak sumber uang itu, tetapi ia meremehkan rasa sayang Xu Qiangfeng kepada Shi Sheng.

"Dia juga bisa menggunakanku sebagai tameng. Aku lebih kaya daripada Shi Sheng, dan aku sama pekerja kerasnya dengan gadis desa mana pun. Jika aku di sisinya, aku bisa membantunya dengan lebih baik."

Gao Min tenggelam dalam fantasinya, terus-menerus membayangkan dirinya berdiri di samping Xu Qiangfeng.

Ia berpikir, jika ia menjadi pasangan Xu Qiangfeng, ia tak akan pernah seperti Shi Sheng, hanya tahu bagaimana menikmati pengorbanan Xu Qiangfeng.

Ayahnya memiliki koneksi di kota, jika ia mau, ia bisa menggunakan koneksinya untuk mencarikan Xu Qiangfeng pekerjaan yang bagus setelah kembali ke kota, sehingga Xu Qiangfeng bisa meninggalkan pekerjaan pertanian yang berat ini.

"Hmph, selain cantik, apa lagi yang dimiliki Shi Sheng yang sebanding denganku? Ia sama sekali tidak mengerti ambisi Xu Qiangfeng, dan ia tidak punya kemampuan untuk membantunya melarikan diri dari desa pegunungan yang malang ini."

Gao Min menggigit bibir bawahnya, tatapannya penuh penghinaan, bergumam pelan, "Jika aku yang bersama Xu Qiangfeng, dia pasti bisa membuat nama untuk dirinya sendiri di kota, daripada terseret ke sini."

Gao Min begitu tenggelam dalam fantasinya hingga ia tak bisa melepaskan diri. Ia semakin merasa bahwa dirinyalah takdir Xu Qiangfeng, satu-satunya harapannya untuk lepas dari penderitaannya.

"Pria sekuat Xu Qiangfeng tak seharusnya dikubur di tempat terpencil nan miskin ini."

Matanya berbinar dengan apa yang ia rasakan sebagai rasa misi, seolah-olah ia sudah berada di puncak dunia.

"Hanya aku yang mengerti ambisinya, hanya aku yang bisa membantunya. Shi Sheng hanyalah batu sandungan di jalannya."

Ia mulai melukis gambaran yang indah dalam benaknya. Xu Qiangfeng dengan pakaian kerjanya yang rapi, sementara ia meringkuk di sampingnya, menikmati tatapan iri orang lain.

"Begitu aku membawa Xu Qiangfeng keluar dari sini, dia akan berterima kasih padaku, dia akan mengerti bahwa akulah orang yang paling cocok untuknya."

Gao Min mengepalkan tangannya, kukunya menancap dalam-dalam di telapak tangannya, seolah ia bisa memahami masa depan yang ilusif itu.

Gao Min terus tenggelam dalam manisnya fantasinya, dengan ekspresi puas namun malu di wajahnya.

Ia membayangkan ketika ia benar-benar bersama Xu Qiangfeng, tinggal di rumah yang luas dan terang di kota, setiap pagi, sebelum Xu Qiangfeng, dengan pakaian kerjanya yang rapi, akan membuatnya bahagia terlebih dahulu.

*

*

"Hmph, dia kan sudah menikah dengan Shi Sheng sekarang, dia harus dihukum dengan pantas." Gao Min menggigit bibir bawahnya, kilatan licik di matanya.

"Mulai sekarang, setiap hari sepulang kerja, dia harus membawakanku hadiah-hadiah kecil, pergi berbelanja dan menonton film bersamaku, dan dengan sabar mendengarkan cerita-ceritaku sehari-hari tanpa menunjukkan ketidaksabaran."

Ia hampir bisa melihat senyum Xu Qiangfeng yang menjilat saat ia dengan hati-hati membujuknya, dan bibirnya tanpa sadar melengkung ke atas.

Namun tak lama kemudian, ia teringat wajahnya sendiri ketika menatap Xu Qiangfeng, dan tatapannya langsung melembut.

"Tapi aku tak bisa terlalu keras padanya. Aku begitu mencintainya, bagaimana mungkin aku tega mengabaikannya terlalu lama?"

Ia menggelengkan kepalanya pelan, menghibur diri sambil tersenyum malu-malu.

"Setelah dia melakukan semua itu, aku akan memaafkannya, memeluknya erat, dan mengatakan padanya bahwa aku akan selalu ada untuknya, membantunya membangun dirinya di kota ini, dan menjadikannya orang sukses yang membuat semua orang iri."

Gao Min semakin bersemangat memikirkannya, merasa bahwa ia terlalu rendah hati dan tidak manja seperti Shi Sheng, itulah sebabnya Xu Qiangfeng tidak menyadari latar belakang keluarganya.

Ia hanya memilih Shi Sheng sebagai tameng, ia akan segera menyadari bahwa dirinya adalah pilihan terbaik untuknya.

Sementara itu, Gao Min tenggelam dalam fantasinya sendiri, merencanakan bagaimana membuat Xu Qiangfeng takluk pada "pesonanya".

Tanpa disadarinya, Shi Sheng dimanja oleh Xu Qiangfeng, dan ia menjadi semakin manja.

Matahari sore perlahan menyinari halaman. Shi Sheng duduk di kursi goyang, sebuah buku di tangannya, semangkuk sup pear manis yang khusus disiapkan Xu Qiangfeng untuknya, masih mengepul di meja kecil di sampingnya.

Xu Qiangfeng kembali dari pekerjaannya di ladang dan saat memasuki halaman, melihat wajah Shi Sheng yang puas. Senyum tak sengaja tersungging di bibirnya, matanya dipenuhi kasih sayang yang mendalam.

"Ah Sheng, apa kau lelah? Mau jalan-jalan?" tanya Xu Qiangfeng lembut, suaranya mengandung kelembutan yang unik.

Shi Sheng mendongak, matanya berbinar, dan berkata dengan genit, "Aku tidak mau bergerak. Di luar sangat panas. Tetaplah bersamaku di halaman."

Xu Qiangfeng tersenyum dan setuju, memindahkan bangku kecil untuk duduk di samping Shi Sheng, mengipasinya dengan lembut untuk mengusir angin musim panas.

Di sore hari, gumpalan asap mengepul dari cerobong asap. Xu Qiangfeng sedang sibuk di dapur, sementara Shi Sheng membantunya, meskipun sesekali ia hanya memberinya bumbu, kebanyakan hanya memperhatikan dan tersenyum padanya.

"Qiangfeng, aku ingin makan iga babi asam manismu," terdengar suara lembut Shi Sheng.

Xu Qiangfeng langsung mengangguk, "Baiklah, aku akan segera memasakkannya untukmu. Istirahatlah, sebentar lagi akan siap."

Setelah makan malam, keduanya berjalan-jalan di halaman untuk mencerna makanan. Shi Sheng lelah dan bersikeras agar Xu Qiangfeng menggendongnya.

Tanpa sepatah kata pun, Xu Qiangfeng membungkuk dan menggendong Shi Sheng dengan mantap di punggungnya, berjalan mengelilingi halaman berulang kali, menyenandungkan lagu yang tak dikenal, membuat Shi Sheng terkikik.

Di bawah kemanjaan Xu Qiangfeng yang disengaja, Shi Sheng menjadi semakin bebas, semakin genit dan bersikap manja terhadapnya tanpa kendali.

Suatu ketika, Xu Qiangfeng pulang terlambat dari ladang, dan Shi Sheng cemberut sambil berkata dengan marah.

"Kenapa kamu terlambat? Aku sudah lama menunggumu! Apa kamu punya kegiatan seru di luar sampai melupakanku?"

Xu Qiangfeng segera melangkah maju, menggenggam tangan Shi Sheng, meminta maaf dan menjelaskan.

Ia kemudian menyadari bahwa Shi Sheng pasti bosan sendirian di rumah, jadi ia membelikan permen untuk anak-anak desa agar bisa menemaninya.

Baru kemudian ia berpura-pura memaafkannya dengan berat hati, meskipun senyum tak sengaja tersungging di wajahnya.

Shi Sheng juga diam-diam melakukan hal-hal kecil untuk mengungkapkan cintanya kepada Xu Qiangfeng. Karena Xu Qiangfeng menyukai makanan manis, Shi Sheng belajar membuat kue osmanthus dari para bibi di desa.

Ia belajar dengan tekun, mengikuti setiap langkah dengan cermat, mulai dari menimbang bahan, menguleni adonan dan menguku, bekerja dari siang hingga senja.

Ketika Xu Qiangfeng pulang, ia melihat sepiring kue osmanthus yang tersusun rapi di atas meja.

Shi Sheng menatapnya penuh harap, "Cobalah! Aku baru saja membuatnya, aku tidak tahu apakah ini cocok untukmu."

Xu Qiangfeng mengambil sepotong dan memasukkannya ke dalam mulut. Rasanya lembut, kenyal, dan manis.

"Ini sangat enak, terimakasih istriku sayang!"

Ia tersenyum dan mengacungkan jempol kepada Shi Sheng, dan Shi Sheng pun tersenyum lega. Merasa sangat puas dengan hasil karyanya sendiri.

🍆🌰🍆🌰🍆🌰