 
            Baik Aku Pergi, Berbahagialah
Hari ini seperti biasa aku pulang dari kantor sore hari.Namun tidak seperti biasanya,keadaan taman rumah belakang sangat ramai dengan para tamu yang mulai berdatangan.
Aku bingung,apakah ada acara kenapa semua pelayan juga berpakaian lebih rapi dari biasanya,dan mereka juga menata taman seindah mungkin dengan berbagai hidangan di tata di atas meja.
Di saat kebingungan ku seorang pria dengan tubuh tinggi jangkung dengan setelan jas rapi dan aura yang tak terbantahkan muncul di hadapan ku,seperti biasa dengan wajah dingin dan menyeramkan untuk ku.
"Kenapa kau masih berdiam di sini?,pergi ke dapur dan ambil seragam mu.Segera lah menyambut para tamu",Perintahnya dengan suara tajam bak seorang raja pembunuh.
"Apa maksudmu?,apa lagi yang ingin kau lakukan?",entah kenapa aku merasakan firasat buruk dari tatapan pria itu.
Namun alih-alih memberikan jawaban,dia justru menarik ku kasar menuju belakang pesta dan melemparkan ku ke arah para pelayan lain yang sudah rapi dengan seragam mereka.
"Hari ini ulang tahun Teresa!,aku tidak ingin ada kesalahan sekecil apapun.Mengerti!",tekan nya pada ku kemudian melemparkan seragam pelayan ke wajah ku.
Aku tidak sempat untuk membuka mulut dia sudah berlalu dengan acuh.
Aku tersenyum mengejek dan mengepal baju pelayan itu dengan kuat,sudah lama ku tahan amarah ku,dengan emosi aku melempar baju itu ke punggungnya hingga membuat nya kembali berbalik dan dengan sifatnya yang temperamental langsung mencekal tangan ku kasar dan mencekik ku dengan sekali gerakan.
"Beraninya kau!"
Dengan sekuat tenaga ku dorong dia menjauh dari ku.Ku tatap matanya dengan penuh emosi sekarang,"Lagi-lagi kau melakukan ini pada ku?,aku sudah lelah dengan semuanya,aku juga manusia yang bisa lelah William!!,Kalau kau mau merayakan ulang tahun kekasih mu itu,rayakan saja aku tidak akan peduli lagi!"
Lelah rasanya,hingga aku tidak peduli apapun lagi dan berbalik akan pergi sampai tangannya menahan ku dan tertawa mengejek.
"Kau marah?,wah jarang sekali aku melihat mu marah,tapi bukan nya ini sudah biasa?, setelah Teresa nanti selesai meniup lilin maka setelah nya akan giliran mu meniup lilin.Sisa Kue nya"
Dada ku rasanya bergemuruh,aku tidak bisa tahan lagi tapi ketika aku akan membalas ucapannya,sebuah suara langsung menghentikan ku.
"Kenapa harus marah?, seharusnya kamu senang karna Papa masih ingat dengan ulang tahun mu setiap tahunnya.Dan bibi Teresa masih mau berbagi kue nya dengan mu.kenapa kau selalu bersikap seperti ini!sangat memalukan""
Ku tatap putra ku Edward yang berusia 4 tahun yang baru saja mengatakan itu.Dia memang sama seperti ayahnya yang selalu berhasil menikam hati ku tanpa ampun.Mereka memang ayah anak yang sedarah dan sehati untuk menyakiti ku.
"Edward apakah mama benar-benar tidak ada harga nya pada mu?, apakah menurut mu mama pantas di perlakukan seperti ini?",Aku berlutut mensejajarkan tingginya.Pertanyaan yang selalu ku simpan hingga saat ini pada putra ku,akhirnya keluar juga.Sesak rasanya menanyakan hal itu,namun untuk terakhir kalinya aku harus berani dengan apa jawabannya.
Ku lihat tangan kecilnya menggenggam tangan William,namun dari tatapan nya aku mengerti jawabannya.
"Aku tidak suka dengan mu!,karna kau selalu marah-marah pada ku dan juga papa.Kau juga suka mengatur ku dan menyuruh ku banyak hal yang tidak ku suka!,Dan kau...,kau sangat membosankan dan selalu melarang ku untuk bersama Bibi Teresa!.Aku benci pada mu!Aku tidak suka pada mu!"
"Aku lebih suka bibi Teresa yang menjadi mama ku.Ku harap kau pergi selamanya dan biarkan papa menikah saja dengan Bibi Teresa!!", Teriaknya.
"Edward...",Tak sanggup lagi rasanya aku mendengar nya terlebih dengan tatapan nya yang begitu tajam.Aku menutup telinga ku dan menekan rasa sakit di dada ku.
Seperti biasa William bersikap dingin,tidak pernah menasehati putra nya setiap kali berbicara kasar dengan nya.
"Sudah cukup kan.Kau bisa pergi ke dapur dan lakukan tugas mu sekarang",Yah dia juga tidak mempunyai rasa simpatik sedikitpun pada ku.
Dia menarik tangan ku kasar hingga aku bangkit berdiri sempoyongan dan terseret dengan tarikan yang kuat, kemudian mendorong ku ke ruang ganti sembari melempar seragam pelayan kembali ke wajah ku.
"Pakai seragam ini dan dengar baik-baik.Aku tidak akan memaafkan mu jika ada kesalahan sedikitpun dengan acara ulang tahun Teresa,Aku juga tidak peduli kau marah atau tidak,Mengerti."
Setelah mengatakan itu,Ia menggendong Edward dan pergi meninggalkan nya.
"Papa,kapan papa menceraikan mama.Aku sangat kesal padanya"
Aku masih mendengar ucapan putra ku,yang seperti nya memang sengaja di keraskan agar aku mendengar nya.
Ku seka air mata yang mengalir dari pelupuk mata ku.Betapa bodohnya aku sejak dulu yang selalu berfikir akan ada pelangi setelah hujan,namun nyatanya bukan pelangi tapi kegelapan yang tiada ujung.
Jika sebelum-sebelumnya aku selalu takut dengan ancaman William,tapi sekarang aku tidak peduli lagi.Aku melempar seragam itu dan pergi meninggalkan rumah yang selama 5 tahun seperti neraka bagi ku.
***
Aku berjalan kaki tanpa arah selama beberapa jam hingga malam menyelimuti bumi, setelah merasa lelah akhirnya langkah ku berhenti di depan sebuah rumah yang cukup besar dan megah, yang sudah selama 5 tahun tidak pernah ku datangi lagi sejak menikah.
Cukup lama aku berdiri di sana,sampai seorang wanita paruh baya keluar dari rumah itu dan menghampiri ku."Kenapa kau datang kemari?,apa yang terjadi dengan hubungan dan William?"
"..."
"Jangan diam saja,apa kau sudah bisu sekarang?!"
"...,Ma aku ingin bercerai dengan William"
Plak!
Sebelum aku menyelesaikan ucapan ku,sebuah tamparan langsung mendarat di wajah ku.
"Berani nya kau bicara begitu!,sudah ku katakan pada mu sejak awal jangan pernah sekalipun terlintas di pikiran mu untuk bercerai dengan nya!,kau tau kan apa konsekuensinya kalau kau bercerai dengan William!"
"Perusahaan kita akan hancur!,wajah keluarga kita akan di injak-injak dan di permalukan,dan mama tidak menginginkan hal itu sampai terjadi!"
"Tapi ma,aku tersiksa di sana",Ingin rasanya aku menunjukkan semua bekas luka yang ku dapat selama beberapa tahun lalu sudah ku jalani bersama William.
"Aku tidak peduli.Dengar baik-baik,kau adalah anak yang ku pungut dari panti asuhan.Selama 22 tahun kami merawat dan menafkahi mu hingga menyekolahkan mu tinggi-tinggi,jika tidak mungkin kau sudah menjadi gelandangan sekarang!"
"Setidaknya kau tau balas Budi sedikit"
Yah memang semuanya tidak akan pernah berubah kenyataan itu tidak akan pernah berubah,tapi apakah aku akan balas Budi dengan mempersembahkan hidup ku selamanya untuk hancur?
"Berhenti menangis seperti anak kecil dan kembali ke sana dengan baik dan minta maaf pada William,Katakan kalau kau menyesal dan jadilah anak yang baik dan penurut di sana dan jangan membuat masalah apalagi mempunyai pikiran untuk bercerai"
"Tapi mereka tidak pernah menghargai atau menganggap ku ma..."
"Masa bodoh dengan hal itu,pergi dari sini dan jangan pernah datang lagi karna rumah mu bukan di sini lagi,tapi di rumah William Harrison"
"Aku berjanji ma,aku akan membalas kebaikan mama tapi bukan dengan cara ini lagi!,tolong ma aku tidak bisa lagi tinggal di sana.Ma ku mohon kasihani aku,aku mau bercerai",tangis ku tak bisa ku tahan,ku coba terus menahan pagar yang akan di tutup.
"Aulia kamu jangan macam-macam,mama bilang kembali ke pada William kamu harus kembali!,pergi sana!sanaaa."
Tubuhku terdorong hingga terjatuh ke kubangan genangan air sisa hujan,dan saat aku mencoba bangkit lagi pagar sudah terkunci dan mama tanpa peduli masuk kembali ke rumah."Ma aku tidak bisa lagi!",tangis ku pecah dengan terus memegang besi pagar dan berteriak ke arah rumah, memanggil nama papa tapi sampai suara ku serak tak ada satupun yang kunjung keluar,hingga hujan turun masih tidak ada yang muncul.
Pada akhirnya aku pergi juga dari sana, menyeret langkah ku yang entah akan membawa ku kemana.
***
JANGAN LUPA DUKUNG KARYA INI YA,DENGAN TERUS IKUTI DAN BACA CERITANYA.
TERIMAKASIH ☺️🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Adelia Rahma
wow pagi² udah bikin esmosi aja nih..
semangat 💪💪thor bagus ceritanya di awal aja udah naik darah
2025-10-15
  4
mecca
hadir kak....baru baca udah darting emosi aq sama wiliam pengen rasanya tak cakar itu wajah sombong wiliam sama bocil durhakim 😡😡😡
2025-10-15
  2
Teh Euis Tea
baru pertama baca udah nyesek aku🥹
2025-10-15
  4