ketika kita ingin melupakan masa lalu namun itu sulit, padahal itu semua yang membuatnya sakit hati setelah 5 tahun dia menghindar dari segala urusannya dengan masa lalu apa jadinya jika takdir justru menuntunnya bertemu dengan org yang selama ini ingin dia hindari.
apa dia akan menemukan kebahagiaan atau akan terluka untuk yg kedua kalinya?
ini karya pertama ku mohon dukungannya teman-teman
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sriiwidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu menjauh aku mendekat
Baru sepuluh menit yang lalu Andreas pamit pulang kepada semua Anggota keluarga Ziah.
tadi Ziah berhasil melarikan diri dengan membawa anaknya. Ziah tidak habis pikir dengan jalan pikiran Andreas, dia sudah beristri tapi mengejarnya seperti ini bahkan dengan cara membawa anaknya.
Ziah sedang rebahan di depan TV, ebenarnya tidak benar-benar menonton karena dia malah mfokus pada hp nya. Bu Aminah dan kakaknya menghampiri Ziah ikut bergabung dengan nya untuk melihat film yang sedang tayang. Alapi kalo bukan film ikan terbang. Kalau kata Ega film"terangkanlah".
Kakak Ziah sebenarnya sudah menikah namun suaminya kerja di kota jadi pulang seminggu sekali. Kakanya akan menginap di sini untuk malam ini.
Bu Aminah sedikit memukul lengan Ziah yang masih asik melihat hp nya. Dia mendongak menatap Bu Aminah yang sudah duduk di samping nya. Bu Aminah akan menayangkan segala hal tentang Andreas karena dia takut anaknya jadi perusak rumah tangga orang lain.
"Kenapa Bu?" tanya Ziah sambil bangun dari tidurnya dan duduk di sebelah Bu Aminah.
"Ibu mau nanya Nak Andreas kapan nikahnya? Trus ini sama istrinya udah cerai apa belum?" tanya Bu Aminah beruntun.
Ziah diam di mulai bingung darimana akan bercerita, jika dari lima tahun lalu itu seperti mengorek kembali lukanya. Dengan kehadiran Andreas saja dia seperti bimbang sendiri.
"Zi ibu gak larang kamu mau dekat dengan siapapun tapi ibu gak mau kamu jadi penyebab rumah tangga seseorang hancur." Ucap Bu Aminah dengan nada lembut sambil mengelus kepala Ziah.
"kalau status nya yang sekarang Zi gak tau Bu, tapi pak Andreas emang udah nikah. Zi aja baru tahu hari ini kalau dia sudah punya anak." terang Ziah.
"Apa itu ada alasan nya dengan kejadian lima tahun lalu? Tanya lagi Bu Aminah. Ziah tampak mengangguk, dia tidak mungkin menyembunyikan lagi masalah ini. Ziah hanya mengangguk sebagai jawaban, Ziah pun menceritakan semuanya dari awal tidak ada yang ia sembunyikan lagi dari ibu dan kakaknya.
"Lalu sekarang mau kamu seperti apa?" tanya Kakaknya.
"Zi juga gak tahu teh, Zi gak mau jadi orang ketiga. Apapun alasannya Zi gak mau." ungkap Ziah sambil menundukkan kepalanya.
"Ya sudah besok kamu sendiri yang tanya status dia seperti apa." pinta Bu Aminah. Ziah tidak menolak ataupun mengiyakan karena Dia tidak ingin terlibat apapun lagi dengan laki-laki itu.
Ziah masuk kedalam kamar besok hari Senin dia harus berangkat lebih awal karena upacara. Dia merebahkan diri di atas kasur, Namun bukannya tidur dia malah melamun memikirkan kehidupannya. Apa yang terjadi kedepannya, mengapa setelah lama dia berusaha menghindar dari Andreas sekarang malah semuanya berbalik arah. Hingga tidak terasa dia pun mulai terlelap tidur.
...****************...
Pagi hari Ziah sudah siap untuk berangkat ke sekolah. kepala nya sedikit pusing efek tidur kemalaman, Untungnya tadi dia tidak bangun ke siangan. Ziah menghampiri Bu Aminah yang sedang menyiapkan sarapan, ada nasi goreng telur dadar dan juga krupuk. Menu sederhana tapi sangat nikmat jika makan bersama.
"Bu kayaknya hari ini Ziah pulang agak sorean, kalau jadi mau main dulu kerumah Mariam." Beritahu Ziah pada ibunya. Karena sudah lama mereka tidak bertemu.
"Iya tapi pulangnya jangan sore-sore, gak baik Anak gadis keluyuran sampe malem." jelas Bu Aminah. Bukan karena anak gadis tapi dia hanya khawatir anaknya yang sebentar lagi akan berusia 24 tahun masih asik sendiri, Di kampung beda dengan di kota. Umur seperti Ziah sudah pasti akan di telor dengan kata-kata kapan nikah.
Ziah berangkat kerja setelah pamitan kepada Bu Aminah dan kakaknya. Dia mengendarai sepeda motornya. Hari Senin biasanya kerjaan Ziah lumayan menguras tenaga. Karena Dia harus mengecek buku-buku yang di pinjam dan membereskan rak buku agar terlihat rapih.
Ziah memarkirkan motornya bertepatan dengan motor Andreas. Ternyata dia juga sama baru datang, Ziah masih acuh tak acuh seolah tidak melihat Andreas. Ziah berjalan menuju ruang guru untuk menyimpan tasnya sebelum acara di mulai. Ternyata Andreas mwngekori Ziah dari belakang, namun tidak mengatakan apa-apa.
semua guru meledek ke arah mereka, karena mereka menyadari kalau Andreas sedang gencar-gencarnya mengejar Ziah. Namun yang mereka tidak tahu salah satu guru di sana juga ada yang menaruh hati kepada Andreas, melihat kedekatan Andreas dan Ziah dia merasa tidak suka.
"kapan di resmikan pak Andreas?" tanya Bu Megi, sambil tertawa jahil menatap Ziah.
"Doakan saja Bu, soalnya Ziah nya saja belum jinak sama saya." canda Andreas malah mengundang tawa semua orang yang ada di sana.
"Jangan lama-lama loh Bu Hanna, kapan lagi di dekati spek kayak pak Andreas." ujar guru yang lainnya.
"Saya gak mau Bu, apalagi harus jadi yang kedua. Saya tahu rasanya di khianati itu seperti apa. kayak gak ada laki-laki single yang lain aja." Jelas Ziah sedikit kesal. Masa guru-guru yang lain malah mendukung dia jadi pelakor.
" Ya Allah Bu Hanna, pak Andreas juga single kok cuman status nya duda anak satu. Bu Hanna kurang info ya?" Jelas Bu Ani. Ziah tentu saja terkejut mendengar itu, dia melirik ke arah Andreas yang ternyata berdiri di samping nya. Andreas malah tersenyum dan mengangguk, seolah mengatakan kalau itu benar adanya.
Ziah belum mengatakan apapun, karena upacara sebentar lagi akan di mulai. Para guru membubarkan diri menuju lapangan upacara.
Upacara baru beberapa menit yang lalu di bubar kan , Ziah sudah berada di perpus. Dia seperti biasa akan beres-beres ruangan perpus terlebih dahulu. Ziah sebenarnya ingin segera pulang karena ingin cepat menuju rumah sahabatnya, dia ingin menceritakan semuanya dan yang terpenting status Andreas yang baru saja dia ketahui.
Tok.tok.tok
pinta di ketuk, Ziah yang berada di antara rak buku segera menuju ke arah pintu perpus. Saat di lihat ternyata Bu Lanny yang berdiri di sana. Bu Lanny guru B.inggris dari jamannya dia masih SMA dan sampai sekarang masih mengajar di sini. Bu Lanny juga pernah jadi wali kelas nya saat dia kelas 12. Bahkan dia juga salah satu guru yang begitu perhatian terhadap Ziah dan dia tahu hubungan Ziah dengan Andreas.
"Ibu, kirain siapa." sapa Ziah saat sudah di hadapan Bu Lanny.
"Lagi sibuk gak? Ibu bosen soalnya jam pelajaran kedua ibu kosong. Di ruang guru gak ada siapa-siapa." jelas Bu Lanny dia juga bertanya karena takut Ziah sedang sibuk.
"Enggak Bu, cuma lagi beres-beres rak buku aja. Ayo duduk di dalam Bu." Ajak Ziah, Ziah sering kedatangan guru ke perpus salah satunya ya seperti Bu Lanny tapi dia juga senang setidaknya dia juga tidak bosan saat di perpus tidak ada lagi yang di kerjakan.
Bu lani duduk bersisian dengan Ziah, mereka tidak duduk di kursi kerja Ziah. Melainkan di kursi tempat jika siswa-siswi datang untuk belajar di sana.
" Zi, maaf ya ada yang ingin ibu tanya sama kamu." ucap Bu Lanny.
"Iya gak papa Bu, emang ada apa?" Tanya Ziah mulai penasaran.
"Kamu tahu kan dari dulu ibu selalu bilang kalau ibu ada di pihak kamu. Dan maaf jika pertanyaan ibu sedikit lancang." ucap nya lagi sebelum mulai ke intinya.
"Iya Zi tahu Bu, Makanya Zi bersyukur masih di beri kesempatan buat bertemu ibu di sini. Gak papa insya Allah Zi akan jawab pertanyaan ibu." jawab Ziah. Dia mulai penasaran apa yang ingin di sampaikan gurunya.
"Kamu masih sangat menyayangi Andreas bukan?" tanya Bu Lanny. Ziah menunduk tidak tahu harus mengatakan apa.
"Zi, perasaan itu tidak salah. Lihat sekarang Andreas sudah sendiri begitu juga kamu. Lalu apa yang membuat kamu tetap menutup rapat di kamu? saat Pak Adnan deketin kamu, kamu selalu beralasan masih ingin sendiri, sekarang orang yang kamu inginkan sudah di depan kamu. Kamu malah seperti menghindarinya juga." jelas Bu Lanny. Dia paling tahu masa terpuruk Ziah saat di tinggal kan Andreas, Bangkit nya Ziah dari rasa sakit itu memang bukan hal yang mudah.
" Zi sendiri bingung Bu, Zi masih menyayanginya tapi setiap kali Zi ingat bagaimana dia meninggalkan Zi, hati Zi seolah enggan untuk menerimanya lagi." ucap Ziah, dia yang awalnya ingin cerita ke Mariam malah jadi cerita kepada gurunya.
"Tanya hati kecil kamu, Seandainya Andreas pergi lagi atau Andreas memilih wanita lain lagi kamu sanggup kehilangan untuk kedua kalinya?" tanya Bu Lanny sambil mengelus kepala Ziah.
"Ziah akan lihat Bu sampai mana dia akan berkorban memperjuangkan Ziah lagi. Ziah ingin memperingatinya bahwa apa yang dulu dia lepas tidak semudah itu juga dia dapatkan lagi. Jadi biarkan Zi lihat dulu Samapi mana dia akan mengejar." jelas Ziah setelah lama terdiam.
Setelah ngobrol dengan Ziah cukup lama Bu Lanny pun pamit, karena sebentar lagi jam pelajaran akan segera di mulai. Ziah masih duduk di tempatnya memikirkan semua yang terjadi.
Sebenarnya dia cukup penasaran apa yang terjadi dengan rumah tangga nya hingga Andreas menjadi seorang duda bahkan anaknya pun ikut dengannya. Lalu kemana ibunya.