NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Kapten

Jerat Cinta Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Menikahi tentara
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: keipouloe

Jhonatan Wijaya, seorang Kapten TNI yang dikenal kaku dan dingin, menyimpan rahasia tentang cinta pandangan pertamanya. Sembilan tahun lalu, ia bertemu dengan seorang gadis di sebuah acara Akmil dan langsung jatuh cinta, namun kehilangan jejaknya. Pencariannya selama bertahun-tahun sia-sia, dan ia pasrah.

Hidup Jhonatan kembali bergejolak saat ia bertemu kembali dengan gadis itu di rumah sahabatnya, Alvino Alfarisi, di sebuah batalyon di Jakarta. Gadis itu adalah Aresa, sepupu Alvino, seorang ahli telemetri dengan bayaran puluhan miliar yang kini ingin membangun bisnis kafe. Aresa, yang sama sekali tidak mengenal Jhonatan, terkejut dengan tatapan intensnya dan berusaha menghindar.

Jhonatan, yang telah menemukan takdirnya, tidak menyerah. Ia menggunakan dalih bisnis kafe untuk mendekati Aresa. Ketegangan memuncak saat mereka bertemu kembali. Aresa yang profesional dan dingin, berhadapan dengan Jhonatan yang tenang namun penuh dominasi. Dan kisah mereka berlanjut secara tak terduga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keipouloe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Jhonatan melangkah cepat meninggalkan ruang rawat Aresa. Kelegaan terpancar diwajahnya karena tahu Arian dan Vero hanyalah kakak dan sepupu Aresa, terasa seperti ada beban berat yang terangkat, namun digantikan oleh rasa malu pada dirinya sendiri. Ia merasa bodoh karena sempat membiarkan kecemburuan menguasai dirinya hingga bertindak sedikit tidak profesional.

Ia masuk ke mobilnya dan memacu kendaraan menuju rumah Jessica. Di sepanjang perjalanan, Jhonatan mencengkeram kemudi dengan erat. Pikirannya dipenuhi dengan Aresa, Aresa, dan Aresa. seorang Kapten yang seharusnya fokus pada misi, malah digerakkan oleh perasaan masa lalu dan kecemburuan tak berdasar. Amarahnya kini tertuju sepenuhnya pada dirinya sendiri dan yang pasti sudah ada tekanan yang menantinya di rumah sang kakak.

Mereka tidak mengerti, batinnya kesal. Jhonatan tidak butuh wanita yang mereka pilihkan. Jhonatan hanya butuh Aresa. Obsesinya pada Aresa kini telah berubah menjadi sebuah kebutuhan untuk membuktikan diri bahwa ia bisa mendapatkan wanita yang menantangnya, bukan wanita yang disodorkan keluarganya.

****

Saat Jhonatan tiba di rumah Jessica, mobil Ayah dan Ibunya sudah terparkir. Ia merasakan tekanan keluarga yang familiar, yang membuatnya semakin defensif. Ia melangkah masuk dan langsung melihat wanita asing yang ditunggu-tunggu keluarganya.

Tanpa basa-basi, Jhonatan berjalan cepat ke ruang keluarga, tempat Ayah dan Ibunya duduk.

"Aku tidak mau dijodohkan! Sampai kapan pun!" seru Jhonatan, suaranya lantang dan tegas. Amarah yang ia tahan sejak pagi meledak.

Jessica terkejut, mencoba menengahi. "Jhonatan, pelankan suaramu! Ada tamu!"

"Aku tidak peduli ada tamu atau tidak, Kak! Aku datang ke sini karena janji, bukan karena aku setuju dengan rencana konyol kalian!"

Ayah Jhonatan menatap putranya dengan dingin, tidak terbiasa dibentak. "Mau sampai kamu hidup sendiri, Jhonatan? Usiamu sudah matang, sudah waktunya untuk berumah tangga lagi! Kami ingin kamu memiliki pendamping."

Jhonatan menarik napas tajam, sorot matanya menantang sangat Ayah. "Aku sudah punya pasangan, Pah! Urusan itu sudah aku atur, jadi jangan coba-coba ikut campur dan menjodohkan aku lagi!"

Pernyataan Jhonatan menciptakan keheningan yang mematikan di ruang tamu.

Ibu Jhonatan terperanjat. "Jhonatan, pasangan, siapa? Kenapa kamu tidak pernah bilang?"

"Itu urusan ku, mah! Kalian hanya perlu tahu bahwa aku sudah menemukan wanita pilihan ku sendiri! Jadi jangan lagi membahas perjodohan!" balas Jhonatan, suaranya dipenuhi tekad untuk mengakhiri drama ini.

Di tengah keheningan yang mencekam, Sella wanita yang ditujukan untuknya melangkah mendekat. Ia adalah seorang dokter muda yang elegan, berambut sebahu, dan memiliki ketenangan yang kontras dengan ledakan Jhonatan.

"Selamat siang, Kapten," sapa Sella dengan suara lembut, mengulurkan tangan. "Saya Sella."

Jhonatan menatapnya, amarahnya sedikit teralihkan oleh keberanian wanita itu.

Sella melanjutkan, tatapannya tajam dan percaya diri. "Jujur, Kapten. Saya jarang sekali bertemu pria yang seberani Anda, mengungkapkan penolakan di depan orang tuanya. Itu sangat... mengesankan."

Sella menarik tangannya yang tak dibalas. "Tapi, Kapten, saya bukan barang yang bisa Anda tolak mentah mentah begitu saja. Saya datang karena diundang, bukan karena saya butuh. Penolakan Anda yang berapi-api justru membuat saya penasaran."

Sella tersenyum, matanya menyiratkan tantangan. "Saya yakin, Anda akan setuju bahwa jika ada dua pihak yang tidak saling mengenal, mereka harus bertemu dahulu, baru bisa menolak. Anggap saja kita berdua sedang melakukan observasi lapangan."

Jhonatan hanya bisa terdiam. Sella adalah cerminan dari dirinya percaya diri dan penuh tekad tetapi dengan kelembutan yang ia duga adalah manipulasi. Ia sudah menolak satu masalah, kini ia menciptakan masalah lain yang lebih gigih.

"Maaf, saya ada tugas yang tidak bisa ditinggalkan," Jhonatan berkata kaku. "Saya permisi."

Ia berbalik dan meninggalkan rumah itu tanpa menunggu jawaban, meninggalkan keluarganya yang kecewa dan Sella yang tersenyum penuh arti.

****

Setelah pintu tertutup di belakang Jhonatan, suasana ruang keluarga kembali hening. Jessica, Ayah, dan Ibu Jhonatan segera menghampiri Sella dengan wajah penuh rasa bersalah.

"Sella, kami sungguh minta maaf. Jhonatan memang sedang banyak tekanan. Tolong maafkan dia," ujar Jessica, dengan nada memelas.

Sella tersenyum dengan sangat manis, memasang topeng kesabaran yang sempurna. Ia memegang tangan Jessica dengan kehangatan yang meyakinkan.

"Oh, tentu saja, kak. Saya mengerti sekali," jawab Sella dengan suara lembut dan anggun. "Kapten Jhonatan pasti sedang tertekan. Tapi, saya harus mengoreksi sedikit."

Sella melanjutkan, nadanya penuh pengertian, namun kata-katanya penuh perhitungan. "Pria yang sudah memiliki pasangan pasti akan membawa pasangannya ke acara keluarga. Pengakuannya barusan hanyalah cara seorang pria cerdas untuk keluar dari situasi yang tidak nyaman."

Ibu Jhonatan menghela napas lega. "Syukurlah, Nak. Kamu memang wanita yang sangat pengertian."

"Saya seorang dokter, Tante. Saya paham betul tentang psikologi seseorang," Sella tertawa kecil. "Ini hanya tantangan kecil. Saya akan urus sisanya."

Setelahnya Sella berpamitan dengan sopan dan penuh kehangatan, meninggalkan keluarga Jhonatan dengan perasaan lega dan yakin bahwa Sella adalah wanita yang tepat.

****

"Seorang Perwira menolak ku?" bisik Sella pada dirinya sendiri, suaranya keras dan tajam. "Dan hanya kerena seorang wanita, aku yang dokter ditolak mentah-mentah, padahal kebanyakan seorang perwira pasti mencari pendamping seorang dokter.!"

Ia memukul dashboard mobilnya dengan tangan mulusnya. Ambisi Sella membara. Ia sudah terbiasa mendapatkan apa pun yang ia mau. Jhonatan bukan hanya pria yang ia inginkan Jhonatan adalah simbol status yang harus ia taklukkan.

"Dia bilang dia sudah punya wanita. Baiklah," Sella menyeringai jahat. "Seorang dokter tahu betul bagaimana cara mengeliminasi virus. Aku akan mencari tahu siapa wanita itu, dan aku akan pastikan dia tidak lagi menjadi masalah untuk aku mendapatkan kapten Jhonatan. Jhonatan Wijaya akan menjadi milik ku seorang."

Sella mengeluarkan ponselnya, langsung menghubungi koneksinya. Rencana jahatnya untuk menyelidiki, dan menjatuhkan, Aresa telah dimulai.

****

Jhonatan menginjak pedal gas mobilnya, melaju kencang meninggalkan rumah Jessica. Ia tidak lagi peduli pada peraturan lalu lintas. Ia harus pergi, ia harus menjauh. Ia telah berhasil merusak acara keluarganya, namun ia gagal mengontrol emosinya sendiri.

"Bodoh. Bodoh sekali," umpatnya dalam hati. Kemarahannya yang tadinya mereda setelah kelegaan di rumah sakit, kini kembali memuncak karena tekanan perjodohan. Ia merasa seperti boneka yang bisa diatur oleh siapapun.

Ia menghentikan mobilnya dipinggir jalan,Ia mematikan mesin, menyalakan lampu hazard. Menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi, dan memejamkan mata. Kekacauan yang ia ciptakan hari ini harus segera diakhiri. Ia telah mendeklarasikan pada keluarganya bahwa dia sudah memiliki pasangan dan sekarang ia harus mewujudkannya.

Ia menarik napas dalam dalam. Hanya ada satu wanita yang ia inginkan, dan wanita itu hanya Aresa. Jhonatan membuka matanya, sorot matanya kembali tajam dan bertekad ia harus bisa memiliki Aresa. Namun bagaimana caranya,?....

1
Embhul82
💪 semangat 👍
Embhul82
menarik Thor
yu kak saling sapa mampir beri dukungN ke karyaku juga
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor moga konfliknya nggak trlalu berat
rokhatii: hehe tunggu aja kak🤭. konfliknya santai kok
total 1 replies
aisssssss
💪
aisssssss
👍
rokhatii
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!