NovelToon NovelToon
Petualangan Bayi Rumput Didunia Antarbintang

Petualangan Bayi Rumput Didunia Antarbintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: WIZARD_WIND26

Manusia antarbintang : "Uhhh, dia sangat menggemaskan. Tuan! bolehkah aku mencubit pipi gembul nya?


Monster dan mutan : "SEMUANYA LARI! DIA AKAN MEMAKAN KITA ...."


Bonbon : "Mamam Cana, mamam cini, mamam mana-mana ...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WIZARD_WIND26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan jenderal bataliyon 2

  

 Kapal perang Silver bak gabungan pesawat dan kapal pesiar mewah! Mengapung diluar angkasa, bergerak dengan kecepatan konstan menuju satu arah.

Terlihat moncong-moncong meriam siaga dan siap menembak kapanpun, jika ada monster terbang yang mendekat.

Seperti beberapa saat yang lalu, dimana tidak jauh dari kapal perang itu ... sosok tubuh besar dan ganas, hangus hanya dalam satu tembakan! Mengapung mendekati bola cahaya, sebelum hancur didalam lava yang mengepul dari bintang Calamitas.

"Ck, Calamitas memang sarang monster."

'Brakkkk ....'

"Tapi mengapa baj*ngan itu, bisa membebaskan satu planet secara menyeluruh?"

Seorang pria berseragam putih seperti kapal perangnya! Menggebrak meja kecil, hingga sedikit asap mengepul dari bekas pukulan. Alis tebal dengan wajah garang, membuat beberapa prajurit lain diruangan itu ... enggan untuk menanggapi kemarahan sang jenderal.

"Fufu ... tenanglah, jenderal. Bukankah kita akan melihat suasana disana? jika kabar yang diterima markas pusat itu benar! Mengapa kita tidak ambil keuntungan sedikit. Dan kalau kabar itu salah ... tinggal taruh hukuman 'manusia yang jatuh,' pada orang yang kamu benci itu."

Tangan lentik seorang wanita terulur membelai sensual dagu jendral. Menyebabkan pria yang tampak sudah berumur, akhirnya tenang dan pundak yang menegang kembali turun.

"Kamu benar, Clara. Tidak penting benar atau tidaknya kabar itu! Kedua sisi menguntungkan kita. Hahaha ...."

Sang jendral dengan terang-terangan menarik pinggang ramping si wanita yang memakai seragam tentara ketat, membalut tubuh indah ... yang memanjakan mata setiap pria.

"Dasar nakal, apa kamu sedang menggodaku, hmm?" suara dalam sang jendral bergema disamping telinga Clara, dan di wanita hanya menggeliat manja kemudian mengusap bagian dada bidang si jendral.

"Arnold, ingatlah, campakkan istrimu terlebih dahulu, baru kamu boleh menyentuhku sesuka hati!"

Setelah berkata demikian, Clara melepaskan diri dari pelukan jendral, kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.

Tapi mata lentik si wanita berkedip genit, sebelum dia benar-benar meninggalkan ruang istirahat.

"Cih, dasar j***ng. Menceraikan istriku, hmm? Apakah dia berpikir, kalau dia lebih penting dari kedudukan ku ini?" Arnold berdecih jijik setelah tidak melihat punggung Clara lagi.

Dia, sang jendral Arnold Swacehran, yang memegang kepemimpinan batalion ke dua ... mati-matian menggapai posisi ini, bahkan telah mengorbankan banyak hal.

Lalu siapa itu Clara? Bunga malam yang dipeliharanya, digunakan sebagai hiburan kala lelah.

Dan si bunga, yang hampir dibuang ingin memanjat keatas?

"Jangan biarkan kolonel Clara memasuki ruangan ku lagi. Jika ada kesempatan, tinggalkan dia di planet Sahara," perintah Arnold pada beberapa prajurit disamping, yang langsung diangguki oleh bawahannya itu.

"Jenderal! sebentar lagi kita akan memasuki sabuk atmosfer planet Sahara." suara dari penyiar kecil, disudut atas ruangan berbunyi. Dan Arnold segera mengalihkan tatapan pada kaca transparan disamping, yang saat ini memperlihatkan pemandangan sebuah planet jingga ... semakin membesar seiring dengan kapal perang yang mendekat.

"Siapkan meriam kuantum jika ada monster yang mendekat. Dan meriam listrik tingkat tujuh, aktifkan saat menangkap sosok mutan." Berucap tegas, Arnold tidak ingin berlama-lama duduk lagi dan segera berdiri.

"Kita lihat, sebersih apa planet ini sekarang? Khe ... siapa yang percaya. Planet di Calamitas bisa dibersihkan oleh komandan yang berasal dari kalangan rendah? Jangan membodohi ku," ucap Arnold skeptis, dan seringai penuh ejekan tersungging di bibir.

Seperti halnya sang pemimpin! Prajurit-prajurit dibelakang juga tampak memandang remeh bola jingga diluar jendela. Mereka mencemooh Belian dan orang-orangnya didalam hati, atas kebodohan yang telah mereka perbuat.

Namun sesaat kemudian! Wajah yang tadi tersenyum kini berubah jelek, saat kapal perang batalion dua telah memasuki planet Sahara ... dan hanya menangkap gurun pasir luas tanpa bahaya apapun.

'BRAAAAKKKK ....'

"S1ALAN! BAGAIMANA BISA ...."

Gigi sang jendral berderit menahan amarah. Matanya tidak lepas dari kaca yang menampilkan permukaan planet Sahara saat ini.

Tidak ada monster, tidak ada Mutan! Bukankah ini sama seperti planet-planet yang dihuni oleh raja dan kaum bangsawan?

"Tidak, ini tidak boleh terjadi. S1al! Bagaimana keparat itu bisa membersihkannya?"

Bahu Arnold naik turun, dan sepasang iris abu-abu hampir melompat keluar, bersamaan dengan aura penuh tekanan yang dipancarkan tubuhnya.

"Jenderal, kita telah sampai di markas sementara batalion lima. Beberapa prajurit batalion lima sudah menyambut anda."

Mendengar pemberitahuan dari pilot kapal! Arnold menghirup nafas dalam,, berusaha menenangkan diri.

"Mendarat sekarang," ucap Arnold, dan pemberitahuan pendaratan segera bergema di setiap sudut kapal perang sang jenderal.

Begitu pintu palka terbuka, Arnold langsung di sambut deretan prajurit yang berjejer rapih dengan punggung tegap.

Menelisik kondisi semua orang! Arnold mengangkat alis melihat beberapa luka melintang, pada tubuh dan wajah prajurit, serta ... mata lelah namun menatap tajam kedepan.

Hanya seorang veteran sepertinya, yang tahu bagaiman hari-hari yang mematikan telah dilalui orang-orang ini. Tapi, Arnold tidak merasakan iba sama sekali, malah makin benci, dan berjalan angkuh tanpa menjawab salam para prajurit.

"Ughh ... komandan benar-benar keterlaluan. Menghajar kita selama satu bulan penuh, dan sekarang! Disuruh menyambut orang sombong itu?" bisik salah satu prajurit pada rekan disamping, ketika tidak merasakan keberadaan Arnold dan pasukannya lagi.

"Stt ... diam lah. Ingat, ini demi kebaikan kita," jawab sang rekan, sambil meregangkan sedikit bahu yang sakit.

Markas sementara ini dibangun tidak terlalu besar, sehingga hanya dalam waktu singkat ... Arnold dan tujuh prajurit terpercayanya, sampai diruang khsus menyambut tamu.

"Silahkan, jenderal. Komandan dan yang lain sudah menunggu anda didalam."

Arnold hanya mengagguk menatap pintu otomatis yang mulai terbuka, dan sekali lagi sang jenderal mengangkat alis, begitu melihat pintu baja anti Monster dan mutan ... terdapat beberapa retakan?

"Jenderal. Sepertinya markas ini tidak aman," ucap wakil Arnold, juga menangkap beberapa retakan lain pada pintu.

Arnold hanya menatap datar, namun tidak bisa menahan ludah yang tertelan. Sial! Apakah Belian sengaja mengundangnya kemari, karena ingin membalas dendam di tempat ini?

Tapi, sudah terlambat untuk menolak masuk sekarang sebab, dia sudah bertatap muka dengan belian, serta beberapa orang yang berdiri dibelakang pria itu.

"Selamat datang, jenderal. Silahkan duduk."

Belian hanya berdiri sambil melepas topi militer, kemudian mempersilahkan pria tua didepan pintu untuk segera duduk di sofa.

"Senang sekali melihat misi Anda yang berhasil, komandan Belian. Selamat atas keberhasilan anda dan pasukan anda. Saya turut senang," ucap Arnold memuji Belian dipermukaan, namun didalam hati mengutuk pria itu.

"Ya. Terimakasih."

Seketika senyuman yang dibuat Arnold membeku. Dia, seorang jenderal, ok! Sudah berusaha memuji pria itu, tapi apa yang Belian jawab ... hanya terimakasih? Sialan, harga dirinya benar-benar jatuh.

"Maaf karena tidak bisa pulang ke planet Hilgos setelah misi selesai, jenderal. Saya terlalu sibuk dalam rencana pembangunan markas utama kami di planet ini."

Belian berucap sambil menuangkan minuman dari teko batu hitam, ke dua cangkir diatas meja kecil.

"Haha ... tidak masalah sama sekali. Kamu terlihat sibuk, jadi wajar tidak ada waktu untuk pulang." Berucap penuh sindiran, sudut bibir Arnold ditarik sedikit ke atas.

Hilgos adalah planet yang berada di bintang Sanctuary, dan merupakan planet yang berada dibawah Yurisdiksi angkatan militer batalion dua.

Disana juga lah markas utama batalion lima berada, menumpang dipinggiran wilayah.

Planet dibawah kekuasaan militer, lebih aman daripada planet lainnya. Meskipun mutan dan monster sesekali muncul, tapi tidak terlalu menimbulkan kerusakan. Terlebih lagi pasukan yang dipimpin Belian sering melakukan patroli, menjadikan planet Hilgos masuk dalam kategori zona hijau.

Tapi semua pujian yang didapat karena mengamankan hidup rakyat, bukan diterima oleh Belian! Melainkan pria tua didepannya, si congkak yang suka membalikkan fakta.

"Saya mengundang anda ke planet baru kami, karena ingin berterimakasih. Anda telah mau menampung markas batalion lima. Jasa anda akan kami kenang!"

Sekali lagi senyuman sang jendral membeku, karena jawaban menusuk Belian. Jasa dikenang? Bukankah itu sama seperti pujian bagi seorang pahlawan ... yang telah gugur!?

Tangan Arnold dibawah meja mengepalkan erat, namun diatas ... senyumnya masih tampak lebar.

"Haha ... sama-sama. Batalion lima dalam kesusahan dahulu, jadi kami sukarela mengulurkan tangan untuk menolong. Bukankah hidup harus begitu? Bahu membahu demi hidup lebih baik."

"Cih, apanya yang membantu. Kalian meletakkan lokasi markas kami tepat di dekat sarang mutan kecubung hitam. Jangan pikir saya akan lupa, jenderal! Karena ulah anda, sebagian dari kami tewas__"

"Wakil Leonore. Jaga bicara mu."

Belian langsung memotong ucapan Leonore, tanpa berbalik menatap pria dibelakangnya.

Leonore hanya mendengus, sementara Belian tampak tidak akan menanggapi lebih jauh perkataan wakilnya tadi.

"Ternyata tuduhan itu masih mengakar di batalion lima, ya, komandan. Jujur saja, hati pria tua ini sedikit terluka, mendengar ucapan dari wakil Leonore."

Mengusap wajah yang tampak lelah, Arnold berusaha tampak sebagai korban ... membuat beberapa prajurit yang dia bawa, langsung menatap tajam orang-orang Belian.

"Dia masih muda. Jangan terlalu ditanggapi, jenderal. Nanti anda sakit. Bukankah itu hanya opini publik yang tidak baik? Itu tidak benar ... kan?" Belian menyeringai, sementara Arnold memasang senyum canggung.

"Ya, itu hanya kabar burung."

Kuku-kuku sang jenderal sudah menancap ke daging, berusaha keras untuk tetap tenang dan tidak terpancing orang didepannya.

Mengambil gelas berisi minuman, mata Arnold terus mengawasi Belian dan sekitar, hingga pria muda itu mengeluarkan selembar kertas dan pena.

"Silahkan tanda tangan, jenderal. Ini dokumen perpindahan kami. Karena anda adalah pengusaha planet Hilgos! Izin dari anda sangat membantu untuk batalion lima," ucap Belian meletakkan dokumen tepat didepan Arnold.

Masih tersenyum, Arnold mendorong dokumen itu menjauh, "Kami perlu mengidentifikasi planet ini terlebih dahulu, komandan Belian. Jika keselamatan semua prajurit dan penduduk benar-benar terjamin disini? Baru saya akan memberikan stempel izin pindah."

Lihat saja, dia akan menemukan mutan dan monster yang disembunyikan orang-orang batalion lima. Siapa yang akan percaya kalau planet di bintang Calamitas ... dibebaskan oleh manusia berdarah kotor? Dia, Arnold Swacehran bukan orang bodoh yang mudah ditipu.

"Baiklah, silahkan anda dan pasukan anda, melakukan patroli." Belian hanya mengagguk, kemudian berdiri mempersilahkan sang jenderal keluar.

Arnold tidak berkata apapun lagi dan cepat-cepat bangkit. Tanpa salam tanpa permisi, dia membawa para prajuritnya keluar untuk menyelidiki planet Sahara.

Dan begitu pintu otomatis terbuka! Sesuatu langsung menabrak kaki Arnold, menyebabkan si pria tua terhuyung kebelakang sebelum jatuh kelantai.

"Ughh ... siapa itu yang berani ... ARGGGGGGHHHHHH ...."

Tidak hanya menabrak Arnold hingga jatuh! Si penabrak, tanpa merasa bersalah bahkan menginjak tangannya ketika lewat? Tentu saja Arnold berteriak sakit!!

"CETAGA ... NAPA BEDILI DEPAN BONBON NA? TEJATUH KAN? Awac, Bonbon na mau lewad. Mau macuk caja Bonbon na Ndak bica, cebab pintu na tutup. Dali tadi Bonbon pagil tapi Ndak ada yang buka? Ini Bonbon lapal, pelut na dah nangic Dali tadi minta mamam."

Bukannya meminta maaf karena menerobos sesuka hati, buntalan gembul dengan sleepsuit pinguin ... justru memarahi sang komandan karena menghalangi jalannya.

Tidak taukah manusia ini kalau Bonbon sedang lapar?

Arnold yang ingin marah hanya bisa terdiam ditempat, begitupun para prajurit di samping.

Makluk apa yang menabraknya ini? Mengapa dia begitu lucu? Dan lagi ... suara susu itu, tolong ... teruslah bersuara.

To be Continue

Hay Hay, selamat membaca ya. Jangan lupa tinggalkan ulasan dan komentar 🫶 sebab dengan komentar kalian author makin semangat buat up. Jangan lupa juga, tekan like dan subscribe. Babay 👋

Free picture :

Arnold Swacehran

1
Sulastri Mawardi.87
dan juga mengemaskan sprti Mao Mao dalam wujud apapun..
1.Naga Langit..
2.Naga Bayangan..
3.Zerg
🙊🙊🙊
WIZARD_WIND26: naga jurang maut Mao-Mao juga menggemaskan 🙈
total 1 replies
fenelove34
rasanya sangat sedikit sekali five up nya besok ya author
Adin Dera
ini typo gk thor? harusjya 100%. klo 0% aman, artinya bahaya dong (?)
WIZARD_WIND26: lah iya, 10 nya ketinggalan 🙈 makasih udahh ingatin 🥺🫶
total 1 replies
riani
Aaaaa mau lagi up dobel besok kak
riani: hihih aku suka banget dan sampai ku ulangi terus
total 2 replies
riani
aku nunggu up nya kak dari kemarin loh
riani: iya kak
total 3 replies
riani
aku suka cerita ini, up banyak ya kaka, semangat juga ya /Determined//Determined//Determined//Determined//Drool//Drool//Drool//Drool//Rose//Rose//Rose//Plusone//Plusone//Plusone//Plusone//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
riii
kok belom up thor?
Aliyah B_Sita aminah
besttt pokonya mah
fenelove34
uh aku berharap ada picture lain tentang bonbon karena mau bagaimana pun itu sudah jadi milik Rui tapi aku suka cerita nya sangat bagus
fenelove34
wow agak kebalik ini tapi darimana makannya dan di mana akhirnya
fenelove34
jangan bilang bonbon dari zaman modern kenapa bisa sampai antar bintang bonbon ini keberuntungan kah
WIZARD_WIND26: masih misteri kalau soal bayi iki🤭🫵
total 1 replies
fenelove34
uh kenapa bisa sampai sejauh itu kamu sayang
fenelove34
sekarang bayi rumput kah apakah rambutnya hijau, inikah yang di namakan lahir dari tanah 🤭🤣
fenelove34
kirain rui, sekarang bayinya berada di antar bintang ya, dari modern, survival horor, antar bintang jangan bilang selanjutnya antara zaman kuno, zaman purba sama dunia kultivasi lagi🤣🤭
Admiral Samwan
Lucu menggemaskan tingkat akut. Ibarat 5/5.
Admiral Samwan
Itu wujud planet Mars?
.
Jejak-kaki 👣👣👣
WIZARD_WIND26: semoga suka ceritanya 🫶
total 1 replies
Sulastri Mawardi.87
kata" BonBon ambil codala na di tempat sampah..mengingatkan ku dngn Rui..mama Rui na di ambil tempah sampah 🙊🙊🙊
Adin Dera
heh kepikiran dari mana itu si buntelan😭😭😭
WIZARD_WIND26: nggk mirip fiks, anak pungut🙈
total 1 replies
Agung Akmal
wow bonbon leluhur/tetua noxtis 🤣🤣🤣
WIZARD_WIND26: 🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
Evi Oktavia
yahhh di gantung lagiii
minta upnya double dong Thor
kangen setelah mao-mao, bon-bon adalah penyemangat ku buka noveltoon ini khusus buat bon bon
😄😄😄
Evi Oktavia: wp aplikasi apa kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!