NovelToon NovelToon
PRAHARA CINTA CANDRAMAYA

PRAHARA CINTA CANDRAMAYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan di Kantor / Keluarga
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: REZ Zha

Rumah tangga Candramaya dan Krisna mulai ditimpa badai, saat Krisna mengalami kecelakaan hingga membuatnya lumpuh dan kehilangan pekerjaan.

Candramaya terpaksa menjalani tugas sebagai tulang punggung keluarga. Untung saja Candramaya mempunyai pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis retail, sehingga urusan keuangan keluarganya sementara masih bisa ia handle.

Masalah mulai muncul, ketika Candramaya dipertemukan kembali dengan Alvin, cinta pertamanya di masa SMA yang kini menjadi bos baru di kantor dia bekerja. Tanpa Candramaya sangka, ternyata Alvin masih memendam rasa cinta kepadanya.

Akankah Candramaya bertahan dengan cintanya pada Krisna, atau dia justru terbuai oleh kisah masa lalunya dengan Alvin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 - Capek, Ma!

Kenyataan pahit harus diterima Krisna dan Candramaya. Krisna mengalami kecelakaan dan pemutusan hubungan kerja dengan pihak kantornya secara sepihak.

Bagi Krisna yang berposisi sebagai kepala rumah tangga, tentu saja hal tersebut bagaikan pukulan berat dalam hidupnya. Dengan kondisi saat ini, dia sendiri tidak tahu apa yang harus ia kerjakan nanti?;Dia hanya tak menyangka pihak perusahaan begitu tega terhadapnya. Padahal selama ini dirinya sangat loyal terhadap perusahaan tempat ia bekerja.

Total uang yang diterima Krisna dari perusahaan berjumlah tiga puluh juta rupiah, termasuk dengan gaji terakhirnya. Nominal yang bisa dibilang kecil untuk masa kerjanya selama tujuh belas tahun di dealer itu. Namun, protes terhadap perusahaan pun sepertinya percuma, karena saat ini perusahaan banyak dikendalikan oleh istri mantan bosnya itu.

Satu minggu lamanya Krisna dirawat di rumah sakit. Kini Krisna sudah diizinkan pulang. Uang tabungan terpakai semua untuk keperluan rumah sakit, hanya sisa uang pesangon dan gaji terakhir Krisna saja yang jadi pegangan mereka kedepannya.

Untung saja, biaya terapi penyembuhan Krisna nanti bisa tercover menggunakan Kartu Sehat, jadi ada keringanan soal biaya, meskipun tetap saja ada biaya yang dikeluarkan, karena harus pulang-pergi terapi. Apalagi Krisna akan diantar Pak Arifin setiap terapi, otomatis Candramaya harus memberi bekal uang sangu untuk papanya pulang pergi Bogor-Jakarta.

Saat ini Krisna sudah kembali ke rumahnya. Hanya saja dia lebih banyak melakukan aktivitasnya di tempat tidur, karena kakinya masih terasa nyeri jika ia bangkit atau dalam posisi duduk apalagi berdiri.

Satu Minggu lamanya Candramaya juga mengambil cuti demi mengurus suaminya, terhitung dari satu hari setelah Krisna mengalami kecelakaan.

Kini masa cutinya telah usai. Candramaya dibuat pusing, siapa yang akan mengurus suaminya ketika ia berangkat ke kantor? Sementara Ayuning belum bisa ia andalkan untuk mengurus orang sakit seperti Krisna yang harus diladeni dengan sabar.

"Mas, besok aku mau kerja. Mas nanti gimana?" tanya Candramaya sambil melipat sajadah dan melepas mukenanya selesai menunaikan sholat Maghrib.

"Kamu kerja saja, Yank. Nanti kalau aku lapar, aku minta tolong Ayu." Krisna tak menghalangi istrinya yang ingin kembali beraktivitas di kantor, karena istrinya itu sudah berkorban mengambil cuti.

"Kalau Mas mau buang air gimana? Masa Ayu yang ladenin?" Candramaya duduk di tepi tempat tidur menatap suaminya. Bagaimanapun juga Krisna dan Ayuning berbeda jenis, meskipun mereka adalah kakak adik. Tak mungkin Candramaya menyerahkan tugas itu pada Ayuning.

Krisna tersenyum mendengar kalimat terakhir istrinya. "Kalau buang air besar bisa aku tahan, Yank. Kalo mau pipis, apa boleh buat, pakai diapers aja," sarannya kemudian, "Tapi, sayang uangnya juga kalau tiap hari harus beli diapers, ya?" Dalam sekejap Krisna berubah pandangan. Untuk saat ini, Krisna merasa perlu menghilangkan pengeluaran yang tidak penting, karena sementara waktu ini, dia tidak akan mendapatkan penghasilan dari mana pun.

"Gimana kalau waktu istirahat aku pulang dulu ke sini, Mas?" Candramaya menemukan jalan keluar, bagaimana ia tetap bisa mengurus suaminya walaupun sambil bekerja.

"Apa kamu nggak repot, Yank?" Krisna tak tega melihat istrinya itu berjibaku pulang pergi ke rumah dan kantor hanya untuk mengurusnya.

"Nggak apa-apa, Mas. Daripada Mas kelamaan nunggu aku pulang kerja, sekalian aku juga makan siang di rumah." Candramaya tak keberatan melakukan itu, meskipun ia pasti harus tergesa-gesa mengejar waktu.

Krisna menatap Candramaya. Hatinya tersentuh akan pengorbanan istrinya yang begitu besar terhadapnya, hingga rela lelah demi mengurusnya.

"Maafin aku, ya, Yank. Aku jadi ngerepotin kamu," sesal Krisna, merasa bersalah terhadap istrinya.

"Mas jangan minta maaf, Mas kecelakaan juga karena sedang jemput aku. Kalau aku nggak maksa minta Mas jemput, mungkin nggak akan kejadian seperti ini." Kini Candramaya yang menyesal. Kalau ia tak terburu-buru dan mau bersabar menunggu, tak terus menghubungi suaminya dengan dering telepon yang mengganggu konsentrasi Krisna, mungkin kecelakaan ini tidak akan terjadi.

"Itu sudah takdir, Yank. Sudah jadi kewajiban aku mengantar dan menjemput kamu beraktivitas." Sama sekali Krisna tak menyalahkan Candramaya atas musibah yang menimpanya.

"Tapi aku yang salah, nggak sabaran, teleponin Mas terus." Candramaya seketika terisak, karena rasa penyesalan di hatinya.

"Pa, Ma?" Dari arah pintu kamar, tiba-tiba suara Rangga terdengar.

Krisna dan Candramaya sontak menoleh ke arah pintu, ketika mendengar suara putranya di dalam ruangan kamar mereka.

"Rangga, sini, Nak!" Krisna memanggil Rangga agar mendekat, sementara Candramaya sibuk menyeka air mata di pipinya.

"Papa masih sakit, ya?" Rangga mendekat dan duduk di tepi tempat tidur orang tuanya. Matanya memperhatikan kaki papanya yang berbalut selimut.

"Iya, Nak. Kaki Papa sakit." Krisna membelai kepala Rangga.

"Kalau kaki Papa sakit, Papa nggak bisa main bola sama Rangga lagi, dong?" tanya Rangga dengan polos.

"Papa masih bisa main bola sama Rangga kalau Papa sudah sembuh." Krisna mencoba membesarkan hati anaknya.

"Papa kapan sembuhnya?" tanya Rangga kembali.

"Insya Allah secepatnya. Rangga doakan saja semoga Papa cepat sembuh." Krisna membalas pertanyaan putranya dengan meminta Rangga memohon kepada Sang Kuasa agar memberi kesembuhan kepadanya.

"Papa bisa jalan nggak, sih?" Rangga serba ingin tahu.

"Papa masih sakit, Rangga. Belum bisa jalan dulu." Dengan sabar Krisna menjawab setiap pertanyaan putranya.

"Berarti Papa nggak bisa antar Rangga ke sekolah lagi, dong?!" Rangga saat ini bersekolah di taman kanak-kanak.

Setiap pagi, sebelum berangkat ke dealer, Krisna selalu mengantar Rangga yang ditemani Ayuning ke sekolahnya yang berjarak dua ratus meter dari rumah mereka. Setelahnya, ia baru mengantar Candramaya ke kantor sekalian ia pun berangkat ke tempat kerjanya.

"Rangga 'kan bisa berangkat jalan kaki sana Ateyu." Candramaya menyuruh anaknya itu berjalan kaki ke sekolah. Jarak dua ratus meter bukanlah jarak yang jauh walaupun ditempuh dengan berjalan kaki. Lagi pula setiap pulang sekolah, Rangga dan Ayuning berjalan kaki menuju rumah bersama teman-teman sekolah lainnya yang searah. Jadi, dia anggap Rangga pun bisa membiasakan diri setiap pagi berangkat sekolah dengan berjalan kaki mulai saat ini.

"Capek, Ma," keluh Rangga beralasan.

"Rangga, Rangga tahu Papa sedang sakit, kan? Mama itu repot kalau pagi, nggak sempat antar Rangga ke sekolah. Rangga itu anak laki-laki, harus mandiri dan nggak boleh manja! Kalau pulang juga Rangga 'kan selalu jalan kaki ke rumah, nggak dijemput Papa, nggak dijemput Mama, kan?" Suasana hati Candramaya saat ini memang sedang tidak baik-baik saja, sehingga mudah terpancing emosi termasuk dengan ucapan Rangga yang menolak berjalan kaki ke sekolah.

"Yank, sabar ..." Melihat istrinya memarahi Rangga, Krisna mencoba menenangkan Candramaya. Kini ia menoleh pada putranya "Rangga sayang Papa Mama, kan?" tanyanya kemudian pada Rangga.

"Iya, Pa." Rangga menganggukkan kepala dengan tertunduk, karena mamanya tadi berbicara dengan nada tinggi kepadanya.

"Kalau Rangga sayang sama Papa dan Mama, Rangga harus dengar apa yang dibilang sama Papa dan Mama. Sekarang Papa belum bisa jalan antar Rangga dan Mama sibuk urus Papa, jadi Mama repot nggak sempat antar Rangga sekolah. Kasihan Mama kalau sampai kecapean nanti Mama malah ikut sakit. Rangga mau lihat Mama sakit?" Krisna berkata dengan nada lembut pada Rangga.

"Nggak, Pa." Rangga menggelengkan kepala.

"Kalau begitu Rangga nurut sama Mama, ya!?" Krisna meminta putranya itu untuk mendengarkan apa yang diperintah oleh Candramaya.

"Iya, Pa," sahut Rangga dengan menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Ya sudah, sekarang Rangga minta maaf sama Mama terus kembali ke kamar," ujar Krisna lagi.

Rangga menatap Candramaya dengan rasa takut. "Maafin Rangga, Ma," pintanya memohon maaf.

Candramaya merasa bersalah karena bersikap keras terhadap anaknya. Tangannya kini mengusap wajah Rangga.

"Maafin Mama juga udah marah sama Rangga tadi, ya!?* Candramaya mencium pipi anaknya, sebagai permintaan maaf karena dirinya terbawa emosi akibat masalah berat yang menimpa keluarganya saat ini.

*

*

*

Bersambung ...

1
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
nah tanya sana Vin sama mama papamu yg selalu menjunjung kasta, jangan salahkan Maya klo dia pergi tanpa sepatah katapun darimu karena semua terjadi ulah mamamu
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
masih penasaran Alvin kenapa Maya menjauh.jangan macem2 ya Vin. ingat Maya udah punya anak dan suami.biar mereka bahagia dengan kehidupan mereka sekarang.kamu cari kebahagiaan yang baru.move on..
Dest Cookies
hayo.. alvin cari tahu sama keluarga mu jawabannya...pasti kamu syok... ada aja yah.. keluarga yg suka membedakan status sosial..
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
Nah benar itu, coba tanyakan kepada orang tua mu sendiri Alvin, biar kamu tidak salah faham dengan Maya lagi
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
Eh ternyata Alvin sudah tahu ini kalau Maya sudah menikah
Esther Lestari
Nah tuh Alvin, tanyakan ke orangtuamu kenapa Maya meninggalkan kamu saat itu. Jangan desak Maya.

Ada nama Kirana muncul...typo ya thor😃
☠ᵏᵋᶜᶟAnnelieseᵇᵃˢᵉ
kuat banget si Alvin udah belasan tahun tapi masih memendam perasaan cinta sama Maya,tapi sayang keadaan sudah berbeda Vin .,
Maya sekarang udah berkeluarga dan bahagia bersama keluarga kecilnya
Vonny
semoga Maya kokoh kesetiaannya terhadang sang suami🥺🥺🥺🤲🤲🤲
popon susana
tetap jaga hati maya...💟
terus semangaaaat mom zha terus berkarya💪
Dest Cookies
waduh.. alvin gmn nih..?? kayak nya ada kisah cinta yg belum tuntas nih..semoga aja maya bisa bertahan dgn rumah tangganya..
ᴠͥɪͣᴘͫ✮⃝ᵇᵃˢᵉ fjR ¢ᖱ'D⃤ ̐
hati Alvin masih di penuhi dengan euforia karena bertemu dengan cinta pertamanya. dia belum menyadari dan berpikir jika Candramaya sudah berkeluarga.
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
Nah yang dibilang Lita benar itu, bisa tidak Alvin Move on🤣🤣
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
typo menanyakan kan maksudnya kak
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
typo kak
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
tapi yang namanya bau bau sedap pasti akan tercium Maya😁😁. tapi intinya kamu kan sudah berkeluarga Maya, apa Alvin belum tahu ya kalau kamu sudah menikah ini???
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁ᑲіᥣᥲ❣️💋🅚🅙🅢👻
untung Maya sadar ini🤣🤣
Vonny
aduh gawaaaaat😭😭😭😭
Vonny
wah wah wah🙈🙈🙈
Vonny
wow🙈🙈🙈🙈
Heny
Sombong bnget ne orang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!