Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Aris berbisik kepada Miya sambil menunjuk ke restoran yang ada di seberang jalan sana.
" kamu lihat itu, di sana ada restoran kekinian. coba perhatikan baik-baik deh. mau pagi, siang, sore, malam, pasti selalu ramai. Anehkan. padahal tempatnya kurang strategis Tapi restoran itu selalu ramai. kamu tahu kenapa?"
Miya menggeleng.
" karena di sana ada portal gaib yang sengaja dibuka buat tujuan tertentu, kalau di restoran itu jelas fungsinya buat penglaris. portal gaib itu ada di atas restoran, bentuknya Bunder. sama kayak yang di rumah kamu, cuma di rumah kamu lebih ganas."
Miya menegang, Dia pernah baca soal portal gaib, namun tidak pernah Iya perdulikan. orang tuanya manusia modern, tidak percaya hal-hal seperti itu, sama seperti dirinya. dan sekarang Miya penasaran dengan portal gaib setelah Aris menyebut kalau di rumahnya juga ada.
" di rumahku juga ada yang seperti itu?"
Aris mengangguk menatap dalam bola mata Miya. dalam pandangannya, Miya berada dia antara 5 makhluk jahat yang memakan energi Gadis itu sedikit demi sedikit.
tiba-tiba Aris merasakan nyeri dada dan terasa panas yang tak tertahankan. perutnya pun seperti di aduk.
"akh! "
" Aris?" Miya kebingungan.
Akmal menoleh dan langsung panik.
" Kenapa ,Ris?"
Aris memegangi perutnya.
"k-kebelet boker"
" anjing lo, gue kira kenapa! banget bikin orang khawatir aja"
" Gue boker dulu, ya. tolong jagain Miya "Aris berjalan bungkuk pergi dari Rooftop. sengaja berbohong agar tidak mengundang pertanyaan dari yang lain.
Miya menatap Aris. setiap kali dirinya berdekatan dengan laki-laki itu atau menetap matanya, rasa sakit yang selama ini Miya rasakan mendadak hilang, tergantung dengan rasa hangat yang membuatnya nyaman.
Tapi kenapa malah Aris yang sepertinya selalu merasa kesakitan kalau berdekatan dengannya.
***
"Miya" Aris menghentikan motornya di depan gerbang sekolah, tepat di samping Miya. gadis yang di panggilnya menoleh.
" kok belum dijemput? "
" mungkin bentar lagi" Miya menghindari pandangan Aris.
Aris senang, Miya sudah tidak kamu lagi dengannya.
"mau gue anter? "
Miya menggeleng.
" ya udah, aku temani di sini sampai kamu di jemput" Aris membuka helmnya, lalu di jadikan tumpuan dagu. sesekali melirik Miya yang sepertinya- canggung?
Lucu banget sih.
Tak berapa lama kemudian Miya menoleh, mulutnya terbuka, seperti hendak mengatakan sesuatu namun ragu dan akhirnya tidak jadi.
Aris menegakkan tubuh.
" apa? mau ngomong apa? ngomong aja. aku gak gigit kok"
Miya menggeleng.
Aris cemberut, padahal sudah sangat penasaran.
Mobil jemputan Miya datang. gadis itu menoleh padanya sebelum masuk ke dalam mobil. dan sumpah, di dalam mobil itu Aris melihat ada sosok terbakar api duduk berselahan dengan Miya.
Aris ingin memberitahu namun lidahnya keluh. mobil melaju dengan kecepatan tinggi, kemudian bergerak tak terkendali sebelum akhirnya di hantam truck dari arah kiri perempatan.
"MIYA!! " teriak Aris menggelegar.
"Aris? "
Aris tersadar saat mendengar suara Miya, Gadis itu masih berdiri di sampingnya. Iya melihat sekelilingnya yang tidak terjadi apa-apa. beberapa murid menatapnya aneh Sambil tertawa lucu.
What the - Apa-apaan itu tadi?
Kenapa sangat nyata?
" Miya, kamu, kamu gak apa-apa kan? "
Miya tak menjawab karena masih bingung dengan sikap Aris.
mobil jemputan Miya datang. merasa ada yang tidak beres, Aris segera mencegah Miya masuk ke dalam mobil yang dipenuhi asap hitam dari seseorang yang terbakar di dalamnya.
" Miya, tunggu! " Aris menahan tangan Miya. sementara sopir Gadis itu sudah membukakan pintu mobil.
" Aris, Aku mau pulang"
" nggak boleh! eh, Bukan nggak boleh. boleh, tapi nggak sama mobil itu.
sopir Miya mendatangi mereka.
" Ada apa, Non?"
" Pak, dengar." Aris frustasi. takut ucapannya Hanya dianggap omong.
" begini. Miya pulang sama saya. saya janji bakal bawa Mia dengan selamat sampai ke rumahnya. dan bapak, tolong berkendara dengan hati-hati, soalnya..." Ia menoleh ke mobil Miya.
" Akhh Sudahlah pokoknya bapak hati-hati"
" Ris? "Miya semakin bingung.
Aris memberikan helmnya kepada Miya, raut wajah lelaki itu seolah tak ingin dibantah.
"naik, Miya! "
" non? "
Miya mengangguk pada sopir. Ia pun menerima helm Aris.
" i-ini cara paketnya gimana? "
tanpa banyak bicara Aris memakaikan helmnya kepada Miya. dia juga memberikan jaketnya untuk menutupi paha gadis itu. setelah dirasa sudah aman, Miya naik ke motor Aris.
Aris berkendara dengan sangat hati-hati. perasaannya tak tenang sejak melihat Kejadian beberapa saat lalu, di mana itu benar-benar sangat nyata. tari sampai tidak bisa membedakannya.
tiba-tiba ada asap hitam yang menutupi mata Aris hingga ia buta total, spontan saja Aris mengerem.
"ARIS!! " Miya refleks memeluk perut Aris, tapi cepat-cepat ia lepas lagi.
akibat tindakannya yang mendadak, para pengendara di belakang banyak yang memprotes.
Aris panik Bukan main karena tidak bisa melihat apapun.
" Aris, kamu kenapa?"
aku nggak bisa lihat apa-apa" lelaki itu mengucap matanya berkali-ka, Tapi tetap saja semuanya gelap.
Miya tak tahu harus melakukan apa, dia melihat sekelilingnya, mencari bantuan.
hingga Aris merasakan wajahnya diusap oleh tangan dingin seseorang. dan semuanya seperti semula.
" sekarang sudah bisa melihat lagi" Aris jelingokan mencari sosok yang mengusap wajahnya. dari aromanya Aris tahu siapa dia.
" Aku butuh minuman dingin, mampir dulu ke minimarket nggak papa kan?"
" iya"
Aris kembali menjalankan motornya, Dari sekian banyaknya suara, yang Aris dengar hanya suara tapak kaki kuda yang disertai German Harimau.
di belakang Aris merasa seperti ribuan bala tentara tempur mengikuti. namun saat menoleh ke belakang tidak ada siapapun kecuali pengendara lain.
Aris keheranan. otak kecilnya tak mampu memproses Apa yang terjadi.
sampai di minimarket Aris membeli 2 minuman kotak, satu kotak untuk Miya. mereka duduk di depan minimarket.
" kamu nggak apa-apa?" tanya Miya setelah cukup lama saling diam. Iya tidak nyaman melihat Aris mendadak diam.
" aku masih nggak paham sama apa yang terjadi. tadi itu benar-benar aku nggak bisa lihat apa-apa, Mangkanya aku langsung berhenti takut kamu kenapa-napa. Terus tiba-tiba ada yang ngusap muka aku, dan aku bisa melihat lagi"
Miya terdiam.
" nggak paham, ya?"
Miya mengguk.
"sama" Aris menyedot habis minumannya.
perhatiannya lalu mengarah ke anak kecil yang baru keluar dari minimarket bersama ibunya. anak lelaki itu dikawal dua pria gagah berani berpakaian kerajaan. satunya membawa cambuk satunya lagi membawa pedang.
saat pandangan Aris dan anak itu bertemu, anak itu spontan membulatkan matanya dan langsung membungkuk hormat kepada Aris, begitu juga dua pria di belakangnya.
Aris mengkerutkan keningnya.
ini bocah ngapa deh? kacung baiknya pakek ikut-ikutan segala lagi.
.
.
.