NovelToon NovelToon
Selalu Mengingatmu

Selalu Mengingatmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:355
Nilai: 5
Nama Author: Fayylie

Olivia pernah memberanikan diri melakukan hal paling gila di hidupnya: menyatakan perasaan ke cowok populer di sekolah, Arkana. Hasilnya? Bukan jawaban manis, tapi penolakan halus yang membekas. Sejak hari itu, Olivia bersumpah untuk melupakan semuanya, terlebih dia harus pindah sekolah. Namun, dia pikir semua sudah selesai. Sampai akhirnya, takdir mempertemukan mereka lagi di universitas yang sama.
Arkana Abyaksa—cowok yang dulu bikin jantungnya berantakan. Bedanya, kali ini Olivia memilih berpura-pura nggak kenal, tapi keadaan justru memaksa mereka sering berinteraksi. Semakin banyak interaksi mereka, semakin kacau pula hati Olivia. Dari sana, berbagai konflik, candaan, dan rasa lama yang tak pernah benar-benar hilang mulai kembali muncul. Pertanyaannya, masih adakah ruang untuk perasaan itu? Atau semuanya memang seharusnya berakhir di masa lalu? Dan bagaimana kalau ternyata Arkana selama ini sudah tahu lebih banyak tentang Olivia daripada yang pernah dia bayangkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fayylie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 12

Olivia udah selesai makan. Kotak makan stainless masih ada di meja, sendoknya nyisa sedikit noda minyak. Perutnya kenyang, matanya mulai berat, akhirnya dia pindah ke ranjang. Badannya senderan ke tembok, bantal ditaro di punggung buat sandaran.

“Besok lo senggang nggak?” Arka nyeletuk tiba-tiba dari ranjang samping sambil keringin rambut.

Olivia langsung nengok. Matanya membulat heran. “Lo ngomong sama gue?”

Arka mendesah kayak males jelasin, lalu duduk di kursi dekat meja belajar. “Nggak mungkin gue ngomong sama tembok.”

Olivia langsung manyun. “Ih, jawabannya ngeselin banget. Kayak nggak ada pilihan lain gitu.”

Arka nyengir tipis, masih fokus ngelap rambut. “Emang.”

“Yaudah, terus kenapa lo nanya gue senggang apa nggak?” Olivia akhirnya balik nanya.

Arka naro handuk di meja, ngeliat Olivia sebentar. “Gue mau minta bantuan.”

“Bantuan?” Olivia agak bingung.

“Nyokap gue ulang tahun. Gue harus cari hadiah, dan… gue butuh bantuan lo buat milih hadiah.”

Olivia langsung ngangkat alis tinggi-tinggi. “Hah? Itu kan nyokap lo. Ngapain minta bantuan gue? Cari aja sendiri.”

Arka nyender ke kursi, ngeliatin Olivia santai. “Gue nggak ngerti soal hadiah cewek. Lo kan cewek. Jadi, lo ikut.”

Nada Olivia jadi agak kesal. “Ih, seenaknya banget. Gue juga punya kesibukan tau.”

“Please deh Liv.” Arka nadanya nggak biasa. Lebih rendah, malas, tapi ada kesan kayak orang yang bener-bener minta.

Olivia bengong sepersekian detik. “Apaan sih lo. Lo pikir gue semacam konsultan kado?”

Arka nggak jawab, cuma melipat tangan, ngeliatin Olivia kayak yakin banget cewek itu bakal luluh.

Olivia geleng-geleng, terus nyeletuk, “Yaelah…”

Keheningan sebentar, sampai akhirnya Olivia yang duluan nanya, “Ngomong-ngomong, lo kenapa nggak pulang sih? Weekend gini lo malah stay di asrama.”

Belum sempet Arka jawab, suara ponsel berdering. Layarnya nyala di meja, Laura.

Olivia melirik. Dia mendengus pelan, lalu fokus ke hape sendiri.

Arka bangkit, ambil ponselnya, terus geser dikit ke dekat jendela. “Halo, Lau.” Suaranya jadi lembut, beda sama waktu ngomong ke Olivia tadi.

Olivia ngelirik sekilas, hatinya agak nyesek tapi cepat-cepat nutupin dengan narik selimut. “Tidur aja lah gue,” gumamnya pelan, padahal matanya masih terbuka.

Arka ngobrol cukup lama. Nggak jelas apa aja isi percakapan, tapi Olivia denger tawa tipisnya. Rasanya nggak nyaman.

Begitu telepon ditutup, Arka balik ke ranjang. “Oliv, tadi gue—”

Dia berhenti.

Olivia udah tidur miring, selimut nutup setengah badan. Nafasnya teratur.

Arka ngeliatin lama. Ada rasa pengen lanjutin obrolan, tapi akhirnya dia narik selimut sendiri, rebahan di ranjangnya. Matanya terpejam, meski otaknya masih penuh dengan wajah Olivia.

Pagi datang. Cahaya matahari masuk deras lewat jendela yang terbuka lebar. Olivia ngedumel pelan, narik bantal buat nutup mata.

“Ka! Apaan sih lo buka jendela pagi-pagi gini? Silau tau.”

Arka berdiri di samping jendela, tangannya nyender ke bingkai. “Bukannya lo mau temenin gue cari hadiah? Bangun.”

Olivia masih meringkuk. “Gue nggak janji, Ka…”

“Lo udah janji di pikiran gue. Jadi ayo.”

Olivia pengen bantah, tapi akhirnya duduk malas-malasan. “Ih ngeselin sumpah.”

Beberapa jam kemudian, mereka udah di mobil. Arka nyetir dengan fokus, kacamata hitamnya nempel rapi di wajah. Olivia duduk di kursi penumpang, rambut masih agak berantakan karena buru-buru.

Dia buka hapenya, scroll timeline di platform yang lagi hits di kampus, semacam Twitter.

Mata Olivia langsung berbinar. “Eh, Ka! Liat nih, rame banget orang ngomongin kita.”

Arka masih nyetir, nggak noleh. “Ngomongin apaan?”

“Video promosi kemaren tuh. Katanya jawaban lo sama kayak jawaban gue. Banyak yang bilang kita cocok.”

Olivia bacain sambil cekikikan. “‘Fix mereka jodoh, jawabannya mirip banget.’—ih gila, ada yang bikin fanedit juga. Sumpah, ini lucu banget.”

Arka tersenyum tipis, tapi tetap fokus ke jalan. “Hmm.”

Olivia makin semangat. “‘Kalo mereka nggak beneran jadi, kampus rugi sih.’—HAHAHA, sumpah lucu banget!”

Dia ketawa sendiri, bahunya sampe goyang.

Arka akhirnya nyeletuk datar, “Lo bisa diem nggak? Gue lagi nyetir.”

Olivia langsung nengok. “Kenapa? Bukannya lo yang niru jawaban gue makanya video jadi rame?”

Arka menoleh sebentar dengan tatapan malas. “Gue nggak niru. Lo aja belum nonton full.”

“Hah? Maksud lo?” Olivia menantang.

“Jawaban gue nggak sepenuhnya sama kayak lo. Editan di video itu bikin keliatan mirip, padahal konteksnya beda.”

Olivia manyun, tapi matanya masih bercahaya. “Ya tapi tetep aja, orang-orang udah keburu ngejodohin kita. Lucu tau.”

Arka menghela napas, tapi senyum tipisnya nggak bisa ditahan. “Lo tuh gampang banget senengnya.”

Olivia ketawa kecil. “Ya jelas lah. Gue dapet fans bonus gara-gara lo.”

Arka nggak jawab lagi. Tapi di balik kacamatanya, matanya nyelipin tatapan hangat ke arah Olivia.

Mobil terus melaju, suasana berubah antara cekcok receh dan keheningan nyaman. Olivia sibuk bacain komentar, Arka sibuk nyetir, tapi keduanya tahu—hari itu bakal jadi salah satu momen yang nggak mereka sangka bakal mereka inget lama.

1
Sara la pulga
Gemesinnya minta ampun!
Nụ cười nhạt nhòa
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
°·`.Elliot.'·°
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!