Paksaan sang ibu sukses merubah 'Status Hidup' Nadilla menjadi bertunangan.
Awalnya Nadilla punya rencana untuk membatalkan pertunangan karena si pria sudah mempunyai kekasih.
Semua situasi itu berubah saat mengetahui sisi baik pria yang ingin membahagiakan kedua orang tua melalui prestasi yang akan pria itu lakukan sendiri di sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12.
Hari ini Nadilla kembali berangkat ke sekolah menggunakan maxim. Teringat saat berada di Bandung, ia memiliki laki-laki namun tidak sama sekali mengajaknya berangkat sekolah.
Di Bandung, Nadilla wajarkan jika statusnya itu pacaran. Jarang berangkat sekolah bareng bisa dimaklumi. Namun sekarang yang di jakarta dengan status pertunangan, apa itu wajar?
Nadilla berharap jika Disky hanya memiliki satu wanita di hidup nya. Bukannya dia mau egois, bukan juga mau posesif, tapi Nadilla benar-benar sudah muak dengan ada nya cinta segitiga di hidupnya.
Satu reaksi saat Nadilla sampai di gerbang sekolah, terkejut melihat Maurel yang baru saja turun dari Grab.
Yang ada disana pun memiliki reaksi yang sama tapi tak serupa, Maurel terkejut dan lega lihat Nadilla berangkat ke sekolah tidak bersama Disky.
Kedua gadis itu berjalan bersama tidak saling menegur sapa, tidak juga saling mengobrol. Sama-sama diam fokus menatap ke depan berjalan menuju kelas.
Hingga Nadilla yang masih sibuk berjalan di kagetkan oleh Rahma dari belakang.
Menoleh hingga melihat wanita dengan rambut kepang kuda itu sedang bersama pria teman kecil nya.
"Kemana Disky nya Dil? Kok enggak berangkat bareng dia lagi sih" Tanya Rahma. Nadilla terdiam, yang menjawab malah Farel.
"Maksudnya gimana Rahma? Apa dia sering berangkat bersama Disky?" Timpal Farel.
"Iya rel, kemarin-kemarin saya pernah lihat Nadilla berangkat sama Disky" Jawab Rahma.
"Bukannya tuh orang pacarnya Maurel?" Kata Farel.
"Tau sendiri kan kemarin Maurel bertengkar sama Disky"
Dalam hati Farel pun senang, sebab Farel dari kelas satu SMA sudah suka dengan Maurel.
"Kan kalau Disky jadian sama Nadilla, terus Maurel bakal jomblo dong?" Kata Farel.
"Udah deh Farel jangan bahas Maurel terus! Dari kemarin bahas mulu" Kata Rahma sebal seraya mengalihkan pandangan ke arah Nadilla.
"Kemana Disky Rel?" Tanya Rahma ke Dilla.
"Enggak tau, saya enggak komunikasi sejak minggu siang" Jawab Nadilla.
"Komunikasi? Berarti kalian sudah saling mengirim pesan dong" Kata Rahma.
"Iya"
"Berarti benar dong selama ini kamu..."
"Terserah kamu mau curiga apa. Intinya saya sama Disky cuma teman sekelas" Tukas Dilla, kemudian mempercepat langkah kaki menuju kelas.
"Eh Dilla jangan buru-buru saya masih mau tanya lagi" Rahma mengejarnya. Sedangkan si laki-laki yang sedari tadi diam, ia berbelok menghampiri Maurel yang sedang pergi ke perpustakaan.
"Maurel tunggu" Tahan Farel.
Maurel memberhentikan langkah kakinya, balik badan menatap seseorang yang telah memanggil namanya "Kenapa Farel?"
"Saya lihat kamu kenapa enggak berangkat bareng Disky?" Tanya Farel.
"Oh dia susah di hubungi, pagi-pagi nomornya sudah gak aktif" Jawab Maurel.
"Apa Disky masih marah Rel? Saya lihat kemarin jemput kamu kaya orang kesurupan"
"Iya sih, mungkin aja" Kata Maurel, gadis itu sedang waspada akan sekitar jika bersama Farel. Kalau Disky melihatnya mungkin dia akan marah seperti kemarin.
"Boleh minta nomor ponsel kamu yang baru enggak Rel?" Kata Farel. Tindakan itu hanya untuk memberanikan diri untuk lebih dekat dengan seseorang yang ia suka.
"Untuk apa?" Tanya Maurel.
"Nanti biar saya yang antar kamu ke sekolah kalau Disky gak bisa antar kamu" Jawab Farel.
"..." Maurel mengerut kening. "Kamu lagi gak sakit kan?" Tanyanya menyindir.
"Enggak Rel, saya serius" Jawab Farel.
"Tapi saya takut kalau saya ketahuan di antar sama kamu, dia pasti marah" Kata Maurel.
"Saya pastikan jaga kamu kalau dia marah" Kata Farel. Maurel mikir-mikir sejenak, yang kemudian ia memberikan nomor pribadinya untuk Farel.
"Makasih banyak ya Maurel" Kata Farel.
"Iya, yaudah sana ke kelas. Takut jadi gosip kalau ada orang yang kenal lihat" Pinta Maurel
"Yaudah saya ke kelas dulu" Kata Farel seraya membalik badan dan melangkah menuju kelas nya di gedung selatan lantai dua.
Maurel tidak lagi menjawab, ia melanjutkan langkah kaki menuju perpustakaan.
Mereka pun belajar di sekolah hari ini dengan tenang tanpa kehadiran Disky di sekolah.
**
Sampai bel pulang sekolah berbunyi, ketara wajah khawatir terpasang di wajah Nadilla.
Tanpa kehadiran Disky membuat gadis itu langsung pergi ke kelas Novia hanya untuk bertanya.
Di kelas XI B tempat Novia belajar, Nadilla mencari-cari adik dari tunangannya "Apa Novi udah pulang ya? Tapi kok masih ada tas nya"
"Lagi nyari siapa kak?" Tanya salah satu murid penghuni kelas XI B.
"Nyari Novia"
"Novi tadi ke ruang eskul bareng kak Maurel"
"Maurel? Oh begitu" Hingga Nadilla akhirnya mengurungkan niat untuk bertanya kepada Novia.
Gadis itu langsung memesan maxim untuk pergi ke kediaman rumah Disky.
Lima belas menit perjalanan, Nadilla sampai di rumah Disky. Ia membuka gerbang tanpa ragu.
Memasuki pekarangan rumah seperti orang yang punya rumah. Walau Dilla sadar dilihat tetangga sebelah yang mengira maling.
"Nyari siapa ya mbak?" Tanya tetangga.
Nadilla menjelaskan ke tetangga alasan pergi ke rumah Disky sebagai tunangannya. Hingga tetangga itu sampai kaget sendiri
"Siapa? Pak Handoyo tunangan kamu?"
"Disky bu, bukan ayahnya" Nadilla merinding.
"Oohh gitu maaf salah sangka, ibu juga minta maaf mengira kamu mau maling dirumah ini"
Nadilla menatap ibu itu sejenak, kemudian merespon dengan gelengan kepala lalu berkata "Iya gak apa-apa bu, namanya juga baru lihat saya"
"Iya dek, tadi si kebetulan ibu lihat Disky baru saja pulang"
"Pakai seragam sekolah enggak bu?"
"Cuma pakai sweater tapi bawahnya celana biru abu-abu"
"Oh begitu. Terima kasih ya bu" Nadila mengakhiri pembicaraan sembari menatap rumah Disky.
"Iya sama-sama" Jawab tetangga itu.
Dengan informasi yang cukup berguna dari tetangga, membuat Nadilla langsung masuk ke dalam rumah Disky tanpa rasa cemasnya lagi. 'Kenapa dia bolos sekolah!'
Belum saja mengetuk pintu, sudah lebih dulu ada Pak Handoyo yang membuka pintu dari dalam rumah. "Pantesan tadi ada suara yang ngobrol ternyata ada kamu dil"
"Iya pak maaf kalau Dilla sudah buat gaduh di depan, saya kesini mau jenguk Disky"
Pak Handoyo mengerut kening "Kok jenguk Disky? Bukan nya Disky baru saja pulang sekolah"
"Dia seharian ga kelihatan di sekolah pak"
"Serius Dilla?" Wajah damainya Pak Handoyo seketika langsung memerah penuh amarah yang ingin meledak-ledak.
"Udah pak, urusan ini biar Dilla yang urus"
"Iya coba kamu yang urus Dil, serius bapak juga sudah capek kalau nanti di panggil ke sekolah gara-gara Disky"
Nadilla terkejut dan bertanya "Berarti Disky sering bolos dong pak?"
"Iya, biasanya ke warnet atau ke game sentral playstation"
Nadilla menarik nafas panjang, sebelum akhir nya ia pergi menghampiri Disky di kamarnya dengan gerakan ingin melabrak.