NovelToon NovelToon
ISTRI KE-101

ISTRI KE-101

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Romansa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:43.5k
Nilai: 5
Nama Author: GazBiya

Rose dijual.
Bukan dalam arti harfiah, tapi begitulah rasanya ketika ayahnya menyerahkannya begitu saja pada pria terkaya di kota kecil mereka. Tuan Lucas Morreti, pria misterius dengan gelar mengerikan, suami dari seratus wanita.
Demi menutup hutang dan skandal, sang ayah menyerahkan Rose tanpa tanya, tanpa suara.
Ia dijemput paksa, dibawa ke rumah besar layaknya istana. Tapi Rose bukan gadis penurut. Ia arogan, keras kepala, dan terlalu berani untuk sekadar diam. Diam-diam, ia menyusup ke area terlarang demi melihat rupa suami yang katanya haus wanita itu.
Namun bukan pria tua buncit yang ia temui, melainkan sosok tampan dengan mata dingin yang tak bisa ditebak. Yang lebih aneh lagi, Tuan Morreti tak pernah menemuinya. Tak menyentuhnya. Bahkan tak menganggapnya ada.
Yang datang hanya sepucuk surat:
"Apakah Anda ingin diceraikan hari ini, Nona Ros?"
Apa sebenarnya motif pria ini, menikahi seratus satu wanita hanya untuk menceraikan mereka satu per satu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GazBiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak pernah pulang

“Selamat pagi… keluargaku yang tercinta. Jangan berhenti sarapan ya! hanya karena aku datang.” Ucapnya santai, melempar senyuman sinis.

Rose meletakkan topinya di tangan Dimitri, lalu menatap Sebastian dengan senyum tipis.

“Jadi… kau akan menikah dengan Madona?”

Sebastian menegakkan punggungnya, mencoba terlihat tenang, walau jelas nada Rose mengandung duri.

Rose melangkah pelan mengitari meja makan, jemari menyusuri sandaran kursi. “Tenang saja… Tuan Morreti punya selera tinggi. Dia tidak akan menikahi wanita yang sudah… usang bekas kau.”

Sebastian membeku. Elvira langsung menoleh, hendak menegur, tapi Rose mengabaikannya. Ia berhenti di samping Radit, meletakkan sebuah kotak berbalut pita emas di hadapannya.

“Hadiah… untuk ayah. Orang yang pernah memberi sedikit pelangi di hidupku.” Tatapan Rose melembut__namun hanya sesaat.

“Aku masih ingat saat berkelahi dengan rentenir itu… demi membelamu. Tapi aku juga tidak akan lupa… saat aku diserahkan begitu saja… ke tangan orang lain, dengan tukaran uang.”

Rose menatap ayahnya, tatapan itu cukup membuat Radit menunduk dalam-dalam, seolah kursi di bawahnya bisa menelan seluruh rasa bersalah.

Elvira tiba-tiba bersuara, nadanya datar tapi tegang. “Kau sudah bahagia sekarang, Rose. Aku bisa melihatnya… jadi kenapa masih membahas hal itu?”

Rose menoleh perlahan, menatap ibunya dari ujung meja. Senyum itu kembali muncul__manis, tapi dingin. “Karena, Bu… beberapa cerita tidak akan pernah selesai… meski pengantinnya sudah mengenakan gaun terindah sekalipun.”

Rose tertawa pelan, tawa yang lebih mirip retakan kaca. “Bahkan… jika suatu hari putriku bertanya, Di mana kakek dan nenekku?, aku akan menjawab… aku lahir jatuh dari langit. Aku tidak akan mengenalkannya pada kalian.”

Elvira menghela napas panjang, lalu menatapnya penuh sinis. “Tanpa kau berkata begitu pun, kami sudah siap kehilanganmu. Semua wanita yang dinikahi Tuan Morreti memang tidak pernah kembali. Mereka hilang… seperti ditelan bumi. Jangan terlalu sombong, Rose. Kau belum tahu saja nasibmu kelak.”

Sebastian ikut menyahut, nada suaranya seperti menusuk. “Ya, benar kata Ibu. Jangan pikir kau sudah menang.”

Rose menoleh pelan ke arah kakaknya, tatapan matanya menusuk bagai bilah tipis. “Kau… sampai kapan akan menjadi benalu?”

Ia mencondongkan tubuh, bertanya pada ayahnya. “Di mana kalian membeli rumah untuknya?”

Radit menelan ludah. “Di kaki bukit… dekat danau Virrela.”

“Ayah! Kenapa memberi tahunya?!” bentak Sebastian.

Rose mendekat selangkah, suaranya merendah tapi penuh api. “Rumah itu… dibeli dari uang hasil menjualku, kan? Kenapa aku tidak boleh tahu?”

Tak ada yang menjawab. Hening di ruang makan itu menekan seperti dinding yang menyempit.

Rose menarik napas panjang. Semakin lama ia berdiri di sini, semakin hatinya tersayat. Amarahnya mendesak ingin meledak, hatinya hancur, kenangan masa lalu menyayat di tiap sudut pandang.

Dan yang paling menusuk… ibunya, wanita yang melahirkannya, bahkan tak memberinya secangkir teh pun.

Rose tersenyum tipis, tapi kali ini tatapannya dingin membeku.

“Ternyata… aku memang tidak pernah pulang. Aku hanya sedang mampir… di rumah orang asing.” Ucapnya, mengayunkan angkah berjalan menuju pintu keluar. Dimitri menatapnya sedih, seolah paham seperti apa kondisi hari Rose saat ini.

Mereka, keluarganya hanya diam. Bahkan tak ada yang menghentikan Langkah Rose meninggalkan rumah itu.

**

Mobil mewah itu melaju tenang di jalan berkelok kaki gunung. Rose duduk di kursi belakang, menatap kosong ke luar jendela. Matanya sembab, pipinya dingin.

Di tengah perjalanan pulang, tiba-tiba ia menegakkan badan.

“Belok. Ke danau Virrela.” Ucapnya.

“Baik Nyonya!” sambut Dimitri. Kemudipun segera belok sesuai permintaanya tanpa banyak tanya. Elano ikut terdiam, merasakan aura tak biasa dari majikannya.

Tak lama, mereka tiba. Danau Virrela memantulkan cahaya sore, tenang… namun rumah megah di tepiannya berdiri angkuh, bagai monumen dari pengkhianatan.

Rose turun perlahan. Angin gunung menusuk kulitnya, tapi yang lebih menusuk adalah pemandangan rumah itu__dindingnya putih berkilau, jendela-jendelanya lebar, halaman luas yang masih bau semen baru. Semua… dari hasil menjual dirinya.

Lucas ikut turun, mobilnya tersembunyi dibalik Semak dan pohon. Ia berjalan lebih mendekat, agar tahu apa yang Rose lakukan.

Lutut Rose gemetar. Nafasnya tercekat. Air mata menggenang, tapi ia menahannya, hingga bibirnya bergetar.

“Rumah ini…” bisiknya, “…dibangun dari harga yang kalian pasang di punggungku.”

Tanpa berpikir panjang, ia mengambil jerigen di bagasi. Dimitri memandang terkejut.

“Nyonya… apa yang akan anda lakukan?”

Lucas berlari ingin membantunya, namun ia ingat siapa dirinya, lalu kembali bersembunyi. Menatap heran namun tidak menghentikan. Hanya sorot matanya yang berubah__dingin, penuh pengamatan.

Rose berjalan mengelilingi rumah itu. Minyak tumpah mengikuti jejak kakinya, meninggalkan garis gelap berbau tajam di tanah dan dinding. Dimitri dan Elano akhirnya ikut membantu menuangkan, entah karena takut atau setia.

Begitu lingkaran minyak sempurna, Rose berdiri di depan pintu utama. Tangannya merogoh kantong, mengeluarkan pematik perak.

Sekejap… klik. Api kecil menyala. Rose menatapnya sebentar, lalu melemparkan ke arah terdekat.

WUSSSHHH!

Api menyambar secepat bisikan iblis, menjalar ke seluruh dinding. Dalam hitungan detik, rumah itu terbakar hebat, lidah api menjilat langit sore.

Rose berdiri tak bergeming, wajahnya diterangi cahaya merah menyala.

Lucas, masih diam, hanya mengamati sosok wanita itu__yang tanpa ragu mengubah rumah mewah menjadi bara dan abu.

“Biarlah… batu dan kayu ini merasakan panas yang sama seperti yang aku rasakan waktu mereka menjualku,” ucap Rose pelan, tapi suara itu terdengar jelas dikuping Lucas, membuatnya merasa bersalah.

“Aku hanya ingin menyelamatkanmu Rose. Menyelamatkan mereka semua__meski bukan aku, akan ada Morreti yang lain yang tetap akan mengukir takdir yang sama, bahkan mungkin akan lebih sadis,” gumam Lucas, menghela napas panjang.

**

Bersambung!

Kasih komentar dong, gimana ceria ini menurutmu? masukan juga boleh, apa yang harus di tambahkan?...

1
Dede Dedeh
dasar ulat keket.....hati hati rose !!!
☆𝙎𝙊𝙇𝙀𝘿𝘼𝘿☆ᵒⁿᵍⁱˢɴᴀᴅᴇ ⚫
kasian banget kamu rose,,sejak kecil sudah menderita
punya orang tua tapi tak ada kasih sayang
tapi akhirnya kamu terbentuk jadi wanita hebat,beda sama adikmu yang pancundanģ itu
yumin kwan
kapanlah lucas tau kebusukan Rosa...
☆𝙎𝙊𝙇𝙀𝘿𝘼𝘿☆ᵒⁿᵍⁱˢɴᴀᴅᴇ ⚫
aku kira buku kàmàsutra thor wakakaka
Nafisyah Bunda Raihan
ayo Lukas ajak rose jalan²
tunjukkan pada dunia kalo rose istri yg sangat kau cintai,,,
tunjukkan pada para ulat bulu kalo Lukas hanya milik roselyn seorang
yumin kwan
ish... jahat kali la si Sora ini....
ardan, jgn mau percaya, jgn mau dimanfaatin ma Sora....
tadinya berpikir mo jodohin Sora ma ardan, ga jadi la, mending ma cewek lain aja.... 🥱
yumin kwan
ga bisa dan ga mau Terima kenyataan ya Sora???? cucian deh
☆𝙎𝙊𝙇𝙀𝘿𝘼𝘿☆ᵒⁿᵍⁱˢɴᴀᴅᴇ ⚫
hahaha sudah tau rasanya,aku yakin pasti bakalan ketagihan luc🤭
yumin kwan
biar sora ma ardan aja 🤭
yumin kwan
jangan ada pelakor pebinor diantara Lucas dan Rose 😍
☆𝙎𝙊𝙇𝙀𝘿𝘼𝘿☆ᵒⁿᵍⁱˢɴᴀᴅᴇ ⚫
wakakaka kasian kamu sor
menunggu itu membosankan,apalagi yang ditunggu nggak ada rasa sama kamu
bener kamu pintar tapi bukan tipe lucas
☆𝙎𝙊𝙇𝙀𝘿𝘼𝘿☆ᵒⁿᵍⁱˢɴᴀᴅᴇ ⚫
wakakaka yaa sudah aku ikhlas klo sora yang kena tebasan🤣
☆𝙎𝙊𝙇𝙀𝘿𝘼𝘿☆ᵒⁿᵍⁱˢɴᴀᴅᴇ ⚫
harusnya kau menjawab gini rose :
selama jadi istrimu aku gak pernah main enak-enak

lucas : maksutmu enak-enak???

rose : bikin anak,,bodòh

🤣🤣🤣🤣🤭🤭
☆𝙎𝙊𝙇𝙀𝘿𝘼𝘿☆ᵒⁿᵍⁱˢɴᴀᴅᴇ ⚫
sebastian ini orangnya tòlòl bin boďoh
gak mau capek dalam mengatasi masalah
dasar laki2 lembek kamu bas
masak kalah sama adekmu rose,
dia jenius penuh strategi
☆𝙎𝙊𝙇𝙀𝘿𝘼𝘿☆ᵒⁿᵍⁱˢɴᴀᴅᴇ ⚫
wakakaka oh ardan..,kamu terlihat seperti semut kalau dihadapan rose,orang kaya gak pake lama
☆𝙎𝙊𝙇𝙀𝘿𝘼𝘿☆ᵒⁿᵍⁱˢɴᴀᴅᴇ ⚫
aaah ardan,aku suka pria ini..,setidaknya bisa bikin lucas cemburu hahaha
Ayano Rosie
ditunggu perang nyonya dan asisten😍😄😄🤣🤣🤣
Nafisyah Bunda Raihan
bwaaaahahahaha
biar nyaho itu si sora,,,🤣🤣🤣
Afrilho
uhh semakin seru aku suka part Rose yg cemburu semoga segera up yah rhor🙏🙏🙏
Ayano Rosie
suka kisahnya..lanjut ya Thor..😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!