Tasya baru pulang membeli sayur. Belum sempat masuk kerumah masih berada dihalaman, ibu mertuanya langsung meraih uang kembalian yang Tasya pegang.
"apaan sih buk, itu nanti sisanya buat beli apa yang kurang didapur. main ambil aja, dasar mertua serakah".
"halah, kasih aja lah kamu ini harusnya bisa membelanjakan sesuai kebutuhan. kalau sisa ya kasih keaku atau gak keibu.
seakan tak memperdulikan Tasya, bu Wiji pun berlalu pergi.
itulah tabiat mertua Tasya yang serakah, serta suaminya yang sangat perhitungan. namun kesabaran Tasya pun ada batasnya, hingga suatu saat Tasya pun meluapkan emosinya yang selama ini dia pendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 30
"Keenan", Tasya menepuk pundak Keenan dari belakang.
"eh.. Udah selesai dari toiletnya?" tanya Keenan.
"udah.. lihat apa sih?" Tasya pun balik bertanya pada Keenan karena seperti bari melihat seseorang.
"gak kok, itu tadi ada insiden dikit tapi gak tau udah pergi", jawab Keenan.
"keluarga bapak Arto.." suara perawat.
Keenan pun berdiri menghampiri perawat tersebut. "iya, saya keluarga bapak Arto".
"maaf pak, tolong selesaikan administrasi dulu bisa?" tanya sang perawat.
"baik" jawab Keenan singkat.
"Sya, aku ke administrasi dulu ya", ucap Keenan. Dan hanya diangguki oleh Tasya.
Tanpa Tasya sadari ternyata Salsa memandang dirinya sedari tadi.
"duh ada mbak janda disini", celetuk Salsa tepat di sepan Tasya. Tasya tak menjawab apa apa.
"Sal kamu apa apaan sih, ini rumah sakit loh" ucap Adi.
"kan yang aku omongin fakta mas. Emang ada mbak janda disini", jawab Salsa.
Semua mata tertuju pada Tasya yang sedari tak menjawab apa apa. Seakan dirinya lah yang salah.
"mbak pelakor kenapa kesini? Sakit? Kalau sakit jiwa bukan disini tempatnya mbak",sindir Tasya.
"diam kamu!" gertak Salsa.
"kenapa? Marah? Kasihan banget ya udah jadi pelakor berhasil rebut suami orang sampai istrinya jadi janda. Sekarang kayak takut banget suaminya direbut janda. Maaf ya mbak pelakor! Saya udah gak minat sama mantan suami saya, ambil aja gratis juga gak papa", Tasya menekankan ucapannya.
"ih, ternyata pelakor. Gak malu ya sama orang orang. Lagian lebih cantik mantan istrinya" bisik salah satu ibu ibu.
"eh iya, pelakor jaman sekarang kan emang gak tau malu bu. Lagian yang laki apa gak bisa bedain ya. Malah sekarang seleranya turun. Amit amit deh pelakor", sahut ibu ibu yang lain.
"bisa diam gak!" bentak Salsa.
"ini rumah sakit bukan pasar. Mas kamu sebagai suaminya ajarin dong mana rumah sakit mana pasar", ucap Tasya sambil tersenyum.
"kurang ajar ya kamu Tasya!" teriak Salsa.
Security yang mendengar kegaduhan tersebut langsung mendatangi Salsa.
"anda kalau mau ribut silahkan keluar!" gertak security.
"bukan saya pak, tapi wanita ini nih!" jawab Salsa sambil menunjuk Tasya.
"bapak lihat sendiri kan saya dari tadi duduk lo disini nunggu teman saya, kalau gak percaya tanya semua orang", Tasya membela diri karena memang sedari tadi dia tak berbuat apa apa.
"kalau bapak sama ibu sudah berbuat onar, silahkan pergi dari sini", ucap security.
Keenan pun menghampiri Tasya yang masih duduk santai, "kenapa Sya?"
"ada mantan suamiku sama pelakornya Nan, ups keceplosan", jawab Tasya.
Keenan menoleh ke samping. Mata Keenan terbelalak ketika melihat orang yang sangat dia kenal bersama suami Tasya. Begitu pun Salsa, bak melihat rentenir kagetnya bukan main.
"kamu", ucap Keenan.
"Keenan", ucap Salsa.
"jadi. Jadi selama ini, kamu..." ucap Keenan terbata bata.
"kamu kenal Nan?" Tasya.
Suasana menjadi sangat tegang. Salsa yang tadi bersikeras menjelekkan Tasya dengan segala cara kini terdiam seribu bahasa.
Tasya masih tak mengerti kenapa seperti melihat sesuatu dari raut wajah serta sorot mata Keenan yang tak bisa diartikan. Seperti marah namun tak dapat diungkapkan.
"Keenan kamu kenapa? Kalian saling kenal?" tanya Tasya.
"iya Sya, lebih dari kenal", jawab Keenan dengan penuh amarah dan menekankan nada bicaranya.
"maksudnya?" tanya Tasya tetap tak mengerti.
"ini perempuan yang tadi aku ceritakan Sya. Hahaha, jadi selama ini kamu selingkuh sama suami orang? Astaga, aku benar benar shock lihat kenyataannya", jawab Keenan dengan nada menyindir.
"jadi pelakor ini mantan pacar kamu? Kok bisa sih kamu kenal sama perempuan kayak gini?"
"aku juga gak tau Sya, bod*h banget aku ya", jawab Keenan menyalahkan dirinya sendiri.
"jadi kamu sekarang selera kamu sama janda? Bekas orang lain?" tanya Salsa sinis.
"heh mbak lebih baik janda lebih terhormat dari pada merebut suami orang", teriak salah satu ibu ibu.
Tasya dan Keenan tersenyum mendengar ucapan ibu ibu itu. "Keenan, kayaknya kita gak perlu lama lama deh disini hawanya udah lain", ucap Tasya.
"iya, aku juga udah muak", timpal Keenan lalu menggandeng tangan Tasya.
"pantesan kamu ngotot mau cerai sama aku Sya, ternyata ini yang kamu cari?" sindir Adi.
"dasar janda gatal", timpal Salsa.
"seenggaknya Tasya gak pernah merebut milik orang lain, dan itu lebih terhormat. Daripada harus merebut tapi dibawah standar. Dan aku peringatkan sama kalian, jangan pernah ganggu calon istri saya", ucap Keenan dengan tegas sembari menggandeng tangan Tasya dan pergi.
"calon istri, gak mungkin bisa secepat itu", gumam Adi.
"emang kenapa kalau dia calon istrinya? Kamu cemburu? Masih ada rasa sama dia?" cecar Salsa.
"malas ribut sama kamu, malu udah dilihatin orang dari tadi. Ayo pulang", ajak Adi menggandeng tangan Salsa dan menyusul Keenan serta Tasya di tempat parkir.
"wait wait... Tadi kamu bilang calon istri? Aneh kamu, tapi ngomong ngomong makasih ya. Dengan bilang kalau aku ini calon istri kamu aku berharap mas Adi gak gangguin aku lagi. Makasih ya udah tolongin aku",
"ya siapa tau kan jadi kenyataan", celetuk Keenan.
"hah.."
"kenapa hah hoh hah hoh.. Ucapan yang baik baik itu diaminin bukan hah hoh hah hoh" ucap Keenan tak terima.
"aduh.." tiba Tasya mengucek matanya. "kayaknya aku kelilipan deh", sambung Tasya.
Keenan pun reflek mendekatkan bibirnya ke mata Tasya. Pelan pelan dia meniupi mata Tasya.
Tiba tiba Salsa dan Adi melihatnya. Mereka kira Tasya dan Keenan sedang berciuman. Adi yang melihatnya semakin panas. Salsa menengok kearah Adi seperti ada rasa kesal di matanya.
"kamu lihat sendiri kan, mantan istri kamu. Baru cerai udah menggatal, pantas saja kamu digugat cerai. Mana ngotot pergi dari rumah lagi. Kayaknya hubungan mereka juga sudah lama", ucap Salsa tanpa rasa bersalah.
"pulang yuk", jawab Adi sedikit kesal.
Salsa tersenyum kecil seperti puas saat melihat suaminya kesal dengan Tasya.
"udah gak perih lagi?" tanya Keenan.
"gak kok, gak tau debu kali ya. Eh Keenan, jadi benar Salsa itu mantan kamu?" tanya Tasya penasaran. Keenan mengangguk lesu.
"ya aku gak nyangka aja ternyata dia check in sama suami kamu. Habis mukanya yang laki pakai masker", jawab Keenan.
"enak aja, udah mantan bukan suamiku lagi. Lagian kamu kok bisa kenal sih sam perempuan yang suka open ** itu", celetuk Tasya.
"maksudnya"
"aduh keceplosan lagi. iya Nan, aku pernah pergokin dia berhenti dijalan yang sepi. Dia naik mobil sama seseorang, udah tua tpi kayaknya kaya sih. Dan kamu tau gak, mobilnya itu goyang kenceng banget goyangnya. Sekilas ada suara rintihan kenceng banget entah suara kunti apa si Salsa itu aku gak tau. Kabur dong aku",
"mobil sport warna putih?" tanya Keenan.
"betul banget", jawab Tasya.
"itu pak Burhan, salah satu pengunjung restoran aku. Pengunjung VIP, Salsa pernah ke gep juga sama pak Burhan itu yang pertama. Entah gimana caranya mereka kenal aku gak tau. Ternyata masih berlanjut sampai sekarang. Ya gimana orang kaya kok", jawab Keenan santai.
"dari dulu sama orang itu?" tanya Tasya kaget.
...****************...
