Di suatu kampung yang masih asri disana jauh dari hiruk pikuk nya keramaian.
Di sana sangat Damai tidak ada yang namanya keberisikan yang di timbulkan oleh kendaraan dan lainnya
Namun kedamaian itu hilang tergantikan oleh teror mengerikan suasana Damai itu hilang bak terlelan alam.. Akan kan orang-orang yang ada di sana bertahan untuk melewati teror itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-12. Seperti Kampung Mati
Wussh.. Wusshh... Suara angin berhembusan begitu kencang menyapu area Kampung Legok yang begitu sunyi, entah kenapa Kampung itu seperti menjadi Kampung mati yang tak berpenghuni. Tiada lagi canda tawa anak-anak tiada lagi keramaian yang biasanya di lakukan ibu-ibu, dan tiada lagi aktivitas yang biasanya para warga lakukan. Kampung Legok benar-benar sepi sunyi, jangankan malam hari dari pagi, siang , sore apalagi malam Kampung itu benar-benar sepi.
"Abah.. Ambu asa nalangsa kieu neumpo leumbur jadi tiiseun . " (Abah.. Ambu jadi merasa nelangsa begini liat kampung jadi sepi) Ujar Ambu.
"Nya kumaha atuh Ambu, da meureun sarieuneun rek barijil ge. " (Ya mau gimana Ambu, kayanya pada ngerasa takut mau keluar juga) Jawab Abah.
"Naha nya Abah jadi kawas kieu? Ambu mah hayang cara sasari deui, rame deui loba jelma anu laliwat kaditu kadieu" (Kenapa ya Abah jadi kaya gini? Ambu pengen seperti biasa lagi, rame lagi banyak orang yang lewat kesana kemari) Ujar Ambu.
"Hahhh... Kumaha atuh Ambu? Abah ge hayang kawas kitu deui, ngan kudu di kumahakeun ayeuna leumbur urang geus robah, jeung ayeuna leumbur urang jadi rawan" (Hahhh... Gimana ya Ambu? Abah juga mau kaya gitu lagi, tapi harus di apain sekarang kampung kita sudah berubah, dan sekarang kampung kita jadi rawan) Ujar Abah sambil menghela napas panjang.
Abah dan Ambu benar-benar merasa sedih dengan kampung mereka yang berubah total. warga-warga yang biasa nya kompak sekarang terlihat mengurung diri mereka masing-masing, bahkan di kebun pun mereka jarang bertemu.
.
.
.
"Jadi kira-kira kapan saya harus menjalankan syarat-syarat untuk tumbal itu Ki? " Tanya Pak Sudirman.
"Lebih cepat lebih baik" Jawab Ki Bayan.
"Kalo begitu saya harus segera menjalankan pembangunan itu dong Ki? Karna saya tidak mau repot-repot mencari tumbal sebanyak itu. " Ujar Pak Sudirman.
"Begitu juga lebih baik, karna kamu tidak akan perlu bekerja keras untuk mencari para tumbal itu.. dan alangkah lebih baik kalo tumbal itu orang yang masih suci. " Ujar Ki Bayan.
"Suci bagai mana Ki? " Tanya Pak Sudirman, dia belum paham dengan kata-kata Ki Bayan.
"Maksudnya masih suci itu.. Mereka yang masih gadis da perjaka, akan lebih bagus kalo mereka anak-anak atau bayi" Ujar Ki Bayan dengan mudahnya.
"Kenapa harus orang yang masih suci Ki? " Ujar Pak Sudirman.
"Karna mereka belum ternodai dan itu akan lebih bagus untuk tumbal" Ujar Ki Bayan.
"Baiklah Ki akan segera saya sampaikan pada rekan bisnis saya yang agar pembangunan itu segera di mulai, dan nanti saat waktu pembangunan di mulai saya mau Aki menemani saya ke kampung itu. " Ujar Pak Sudirman.
Aki Bayan pun menganggukan kepalanya sebagai jawaban bahwa dia menyanggupi ajakan Pak Sudirman, namun saat mereka sedang asyik dengan rencana yang mereka susun tiba-tiba di luar terdengar supir Pak Sudirman berteriak sambil meminta tolong.
"Aarghh... Aarghhh.. Tolong... Ki tolong.. Tuan... Tolong" Ujar sang supir berteriak-teriak di ruang tengah.
Aki Bayan dan Pak Sudirman bergegas keluar, saat mereka tiba di ruang tengah mereka di kejutkan dengan supir Pak Sudirman yang melayang sambil memegang lehernya dan terus meminta tolong.
"A..Aki.. To.. Tolong.. " Ujar sang supir dengan suara yang terputus-putus.
"Kurang ajar berani sekali kalian mengganggu mengikut ku" Ujar Ki Bayan bicara dengan nada tinggi karna marah.
Kemudian Ki Bayan menerjang Mahluk yang menyiksa supir Pak Sudirman, mereka bertarung saling menerjang dan memukul bahkan terdengar suara geraman dari Mahluk itu.
"Herrrrgg"
"bugh"
"Buughh"
"Brakk"
BERSAMBUNG.
dasar Lurah gebleg/Hammer/
manehna ngadat imahna aya nu ngacak², tapi manehna teu sadar, manehna nage gs ngacak² leuweung tempang cicing sagala makhluk..
kop tah ririwa, demit leuweung, jurig jarian coba pangnakolkn Pak Lurah. kira² teu bisaeun hudang weh menang saminggu mah/Hammer/
masa sesama setan takut/Tongue/
coba salah sahiji nu jadi tumbal teh jalma diluhurna atuh, ulah nu kuli wae. asa sedih nujadi anak pamajikan na..