"Ibu Ayah!”.
Seorang wanita cantik terisak melihat Ibu dan Ayahnya yang menjadi pusat perhatian orang-orang
Di tengah acara pesta ulang tahun sepasang suami istri paruh baya dengan rendahnya mengelap lantai di tengah kerumunan pesta, padahal pesta itu adalah pesta calon besan mereka.
.
.
Lily dan Roy sepasang kekasih yang sudah menjalani hubungan mereka selama 4 tahun, mereka hubungan mereka yang baik membuat kedua insan itu hendak melakukan hubungan lebih serius yaitu pernikahan
Tapi siapa sangka Ibu Roy tidak merestui mereka, karena latar belakang Lily yang hanya dari keluarga sederhana tidak seperti Roy yang memang dari kasta tinggi, segala cara Ibu Roy melakukan hal kezam untuk memisahkan dua orang itu
Hingga Lily akhirnya menyerah karena kedua orang tuanya, dia meninggalkan kesan kelam pada Roy dan keluarganya pergi dengan cara elegan membuat seorang pria dalam pesta itu tertarik kepadanya
.Guys yang ngerasa relate jangan lupa baca ya🥺☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Sepanjang perjalan Lily memilih lebih banyak diam sambil memandangi jalan pulang, dia juga tidak mengambil kemudi karena Alex melarangnya
Kini ruang senyap tercipta di antara kedua orang itu, Lily dengan pikiran yang masih berkecamuk dan juga Alex dengan kepolosannya pria itu tidak mengerti bagaimana cara mengatasi orang sedang cemberut itu, Alex hanya melirik sesekali kepada Lily dengan tangannya yang sudah berkeringat memegang kemudi
Sebaiknya aku mencari tempat sepi saja, sekalian juga makan... Dia pasti sudah laparkan. Alex bergumam beberapa kali menimbang rencananya
Karena tidak mungkin baginya membawa Lily yang sedang berada dalam suasana kacau kembali ke kantor dengan suasana hatinya yang sedang kacau
"Loh.... Ini di mana pak?". Tanya Lily saat mereka berhenti di sebuah rumah kosong, dia menatap tajam pada Alex "Anda tidak aneh-aneh kan?"
"Cih yang benar saja, ayo duduk di sana dan makan... Aku sudah sangat lapar karena mu aku terpaksa menunda makan siang ku"
Lily teringat sesuatu lalu melirik ke arah makanan yang terbungkus rapi di belakang, barulah dia menyadari sesuatu jika dia juga sangat lapar
Wanita itu masih banyak diam hingga Alex harus berinisiatif menyediakan makanan mereka, untungnya para pegawai menyediakan sendok yang mereka butuhkan "Makanlah agar kau bertenaga, jangan terlalu memendam perasaan yang membuat mu tidak nyaman"
"Anda tahu?". Apa-apaan dia cepat sekali berubah, apa dia salah makan sesuatu? Dia terlihat seperti pria yang baik sekarang
"Tidak".
"Lalu kenapa anda bersikap baik seperti ini?". Dia merencakan sesuatu ya? Aku harus berhati-hati
"Aku memang pria baik hati, mata mu saja yang tidak bisa melihat". Ujar Alex dengan dingin membuat wanita itu hanya bisa bergumam kesal
Sombong sekali
Alex hanya memandangi Lily yang mulai makan dengan lahap meski dia tidak terlalu mengerti masalah wanita itu tadi, tapi dia bisa mengambil kesimpulan saat Roy berada di area luar restoran
Teruslah patah hati, hingga perasaan mu itu memudar.
Pria itu berdoa dalam hatinya mencoba membuka sedikit cela di hati Lily sedikit demi sedikit untuk mencari perhatian kecil dari wanita itu, Alex tidak ingin terburu-buru meski kini dia tahu jika hatinya sedang membara
Selama makan kedua insan itu kembali sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing antara Lily yang sibuk mengeyahkan pikirannya pada Roy, dan Alex yang sibuk mencari topik pembicaraan dengan wanita yang tidak peka di hadapannya
"Huh Kenyang...!!'. Ujar Lily saat berhasil menghabiskan seluruh makan siangnya kurang dari 10 menit, mencoba mencari sandara di kursi yang tengah dia duduki
"Kau seperti babon saja!"
Alex sedikit terheran-heran karena ulah wanita itu karena dirinya sendiri belum menghabiskan makanannya sendiri
"Arghhh kursi ini sangat nyaman!". Ujar Lily menyederkan tubuhnya dengan nyaman di sandaran kursi tanpa menyadari jika kursi itu sedikit rusak
Sampai...
Brakkk
"Lily awas!"
******
Alderson dan Asa menatap putra mereka yang tersenyum sejak tadi, pria itu juga sedikit memainkan makan malam nya di piring
Kejadian tadi siang masih teringat jelas di benaknya di mana Lily yang hampir jatuh ke lantai berdebu, namun untungnya Alex sigap menangkap Lily hingga wanita itu hanya terjatuh di dalam pelukannya
Mata mereka saling bersitatap kala itu membuat momen terasa sangat romantis, bagi Alex hingga momen itu berputar berkali-kali di kepalanya
"Ada apa Lex? Kau tampak sangat gembira"
"Benarkah?". Tanya Alex mengangkat bahu "Kurasa tidak"
Alderson hanya bisa menatap sinis putranya dia sangat peka jika putranya tengah jatuh cinta sekarang, karena dia sendiri melakukan hal yang sama dulu
"Bagaimana Lily? Dia bekerja dengan baik? Kau tidak mengerjainya terlalu berlebihan kan? Dia adalah karyawan terbaik ku yang persembahkan untuk bekerja di sebelah mu!". Alderson melempar putranya dnegan sederet pernyataan yang membuat Alex melotot
"Iya pa... Dia bekerja dengan baik, jika tidak kau tidak akan mengangkatnya jadi manajer termuda tiga tahun lalu kan". Ujar Alex sambil memutar bola mata malas
"Jangan macam-macam dengannya Lex, dia wanita baik-baik bukan wanita yang selama ini bermain-main dengan mu.... Huh sungguh di luar nalar, aku seperti melihat kehidupan ku dulu di putar lagi sekarang". Ujar Alderson kini beralih pada istrinya . "Tapi aku tidak terlalu sial juga, karena wanita itu sangat peka pada ku"
"Apa maksud papa?". Tanya Alex iri dengan kemesraan kedua orang tuanya, umurnya yang sudah menginjak 32 tahun membuat pria itu sedikit bosa menjomblo "Apa Papa meragukan kemampuan ku untuk mendapatkan wanita?"
"Tidak... Hanya saja Lily itu orang yang tidak peka dengan keadaan, banyak dari anak teman bisnis ku juga mendekatinya dulu". Ucap Alderson membuat putranya menjadi antusias "Kau harus lebih menunjukkan diri mu padanya jika kau benar-benar tertarik dengan perempuan itu"
"Cih aku akan mendapatkannya".
"Asal kau bisa, lakukan saja...".
Asa hanya menatap datar du pria di dekatnya tidak heran baginya mendengar perdebatan dari dua orang yang sangat mirip itu, baik dari fisik dan juga perilakukannya
Sedangkan di sisi lain seorang perempuan yang mereka maksud tengah duduk melamun mencerna kejadian kacau yang dia alami hari itu, sejak dia bertemu dengan Roy dan kembali melihat tingkah aneh bosnya
Seorang pria tampan yang selalu bertingkah di luar pikirannya pria itu kadang kala menyebalkan sampai membuatnya jengkel, namun tiba-tiba pria itu berbuat baik padanya sikapnya sama sekali tidak terbaca
"Aku yakin dia tengah merencanakan sesuatu untuk menyiksa ku besok, sebaiknya aku bersiap!". Ucap wanita itu setengah bersiap membuat sang Ibu yang baru lewat menatapnya dengan penasaran "Kau tampak bersemangat nak"
"Bersemangat? Hehehehe begitu ya...". Lily tersenyum terpaksa . Sebegitu depresinya kah aku?
"Oh ya sayang, tadi Ibu bertemu dengan Roy sepertinya dia memang sudah berhubungan baik dengan wanita itu ya". Ciara mendekkat pada putrinya mengusap pelan rambut perempuan muda itu "Dia tampak sangat bahagia, Ibu ingin kau juga begitu... Kau harus bahagia setelah berpisah dengannya"
"Maksud Ibu berbahagia dengan yang baru?"
"Hmm cepatlah cari pasangan, umur mu sudah cukup untuk menikah.... Kau juga sangat cantik dan berprestasi, Ibu yakin banyak menginginkan wanita seperti mu"
Lily memutar bola matanya malas inilah salah satu hal yang tidak dia suka dari sang Ibu wanita itu kadang memaksanya hal di luar dari kehendaknya membuatnya merasa muak berbeda dengan sang Ayah yang selalu mendukung apapun keputusannya
"Sudahlah Ibu aku tidak ingin mengurusi hal seperti ini, aku harus menyembuhkan diri ku terlebih dahulu". Ujar Lily malas "Bisakah Ibu keluar? Hari ku sangat lelah aku ingin istrahat"
'Baiklah Ibu akan keluar, tapi tolong dengar kan perkataan Ibu tadi ya". Ucap Ciara penuh harap, seperti biasa tanpa memikirkan perasaan perempuan itu terlebih dahulu
"Iya-iya!".
Pada akhirnya wanita itu tidur dengan pikiran yang lebih rumit, dia perlu beristrahat dari segala hubungan rumit dia belum siap untuk memulai yang baru.
maen" am hati perempuan
demi batu kali, kehilangan berlian
lotus putih
belum jadi besan sudah begitu, kasian ayah ibu
melow aku kalau sudah menyangkut orang tua