NovelToon NovelToon
Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Malam Petaka Berakhir Di Pelaminan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Tidak ada tanggal sial di kalender tetapi yang namanya ujian pasti akan dialami oleh setiap manusia.

Begitupun juga dengan yang dialami oleh Rara,gadis berusia 21 tahun itu harus menerima kenyataan dihari dimana kekasihnya ketahuan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dan di malam itu pula kesucian dan kehormatannya harus terenggut paksa oleh pria yang sama sekali tidak dikenalnya. Kehidupan Rara dalam sehari berubah 180 derajat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 12. Calon Pendamping Hidup

Kepalanya spontan tertarik ke belakang, refleks menutup mulutnya, wajahnya berubah pucat dan memerah, bahkan rahangnya terbuka lebar saking terkejutnya melihat perempuan yang berdiri di depannya adalah calon istrinya yang tidak lain adalah rekan kerjanya yang sering di julidin.

“Ka-mu!?” Bara tergagap seraya menunjuk langsung tepat wajahnya Rara.

Rara menurunkan jari telunjuknya Bara dari mukanya, membalas menatap pria yang ada di depannya dengan tatapan tak menyangka kalau orang yang selama ini kerapkali membuatnya dongkol, kesal setengah hidup dan ngomel-ngomel ternyata calon imamnya kelak.

“Itu tidak mungkin banget deh kalau Lo yang akan menjadi calon istriku! Cantik iya tapi masa sih harus Lo,” ucapnya sinis Bara.

“Masih ragu kalau saya adalah calon istrinya bapak!?” Tanyanya Rara yang masih memperlihatkan layar ponselnya.

Bara masih saja tak bergeming dari tempatnya berdiri, mulutnya terkatup rapat, matanya seperti bola liar yang kesana kemari. Ia cukup danial dengan apa sedang terjadi.

“Baiklah karena Pak Bara Yudha Nugraha masih belum percaya dengan apa yang terjadi sebenarnya, kalau saya adalah calon istrinya bapak. Baiklah saya akan balas memanggil nomornya bapak Bara agar bisa lebih akurat, tajam dan terpercaya!”

Rara mematikan sambungan teleponnya kemudian balik menghubungi nomor ponselnya Bara.

Nada dering terus menerus terdengar dari hpnya Bara yang masih dipegangnya tanpa berniat untuk mengangkatnya.

“Moga ja udah percaya dengan fakta bahwa saya adalah perempuan yang sekitar lima hari yang lalu keluarga Bapak lamar,” ucap Rara yang juga menatapnya tanpa berkedip sedikitpun.

Rara malah berbicara secara formal sedangkan Bara masih terdengar nada sinisnya seperti kebiasaannya karena efek mode terkaget-kaget.

Saling adu tatap itu terjadi beberapa menit, mereka masing-masing masih dalam mode shock terapi. Tidak ada yang menyangka dan tak menduga kalau orang yang setiap hari hampir setiap jam bertemu dengannya, berdebat meski hanyalah masalah sepele dan kecil saja mereka ributkan adalah calon pendampingnya.

“Kalau bapak hanya niatnya bertemu untuk menatapku tanpa niatan berbicara, sebaiknya saya pamit pulang masih banyak yang harus saya kerjakan dan urus sebelum hari akad nikah kita,” putusnya Rara.

Rara berbalik badan hendak pergi dari sana tapi, langkahnya yang baru selangkah itu terhenti ketika mendengar suara Bara.

“Sekarang ngomongnya formal banget, dimana elu gue nya! Nggak adami kah?” Tanyanya Bara yang menaik turunkan alisnya.

Rara berbalik badan agar berhadapan kembali dengan calon suaminya itu,” aku rasa nggak sopan kalau aku menyapa ataupun berbicara dengan calon suamiku dengan kata Lo gue deh. Atau nggak apa-apa gitu kalau gue ngomong ke Lo seperti kebiasaan di sekolah lagian Mas Bara itu lebih tua dari aku jadi nggak etis dan masuk akal ngomong Lo gue mulu.”

Sudut bibirnya terangkat ke atas memperlihatkan senyuman yang tipis tapi masih terlihat di netra hitamnya Rara.

“Subhanallah, ini orang kalau senyum semakin ganteng saja tapi sayangnya senyuman itu terbilang langka dan mahal,” batinnya Rara yang memuji ketampanan Bara.

“Kamu mau nonton film apa? Aku pusing mau pilih yang mana bagus-bagus filmnya soalnya,”

Bara lalu berbicara mengalihkan perhatiannya karena merasakan grogi dan nervous tidak seperti biasanya ketika berdekatan dengan Rara yang memang hari ini tampil lebih cetar, lebih anggun dan menawan dari biasanya.

“Komang saja, aku belum sempat nonton ngga ada teman nonton soalnya,” jawabnya Rara.

“Oke, kamu tunggu aku di sini, mau pesan tiket dulu. Kalau mau beli popcorn atau mungkin minuman boleh,” ucap Bara sambil mengambil beberapa lembar uang dari dalam dompetnya.

Rara mengambil uang itu tanpa ragu atau jaim-jaimnya meski sedikit,” makasih banyak. Tapi, ngomong-ngomong berasa ini adalah nafkah pertama dari calon suami yah,” Rara masih bercanda.

“Terserah kamu saja mau menganggap ini nafkah pertama dari aku dan nyusul nafkah batinnya,” candanya juga Bara.

Bara geleng-geleng kepala kemudian berlalu dari hadapannya Rara, dengan gaya so coolnya seperti biasanya padahal dalam hatinya deg deg degan dag dig dug der.

“Kenapa dengan diriku, gue nggak nggak pede menatap matanya langsung apalagi ketika melihat bibirnya yang seksi jantung ini semakin berdebar-debar kencang tak karuan, seolah-olah gue ingin lagi menik*mati dan mengecupnya bibir itu,” gumamnya Bara seraya sesekali melirik ke arah Rara yang fokus memperhatikan film apa yang akan ditontonnya.

Rara berjalan ke arah stand makanan yang ada di sudut ruangan tempat pembelian tiketnya. Ia memesan empat popcorn dengan aneka rasa dan dua minuman.

Bara belum selesai memesan tiket ketika Rara membawa beberapa makanan di kedua sisi tangannya. Bara tanpa berbicara langsung mengambil alih beberapa popcorn tersebut.

“Masya Allah, calon suami perhatian banget. So sweetnya bikin hatiku meleleh melting salting gitu,” ucapnya Rara disertai dengan suara kekehannya.

“Kamu yah lebay juga, baru digituin sudah heboh apalagi kalau aku…,” ucapannya Bara terhenti ketika hampir saja keceplosan dengan ucapannya sendiri.

Keningnya Rara saling bertautan mendengarkannya,” kalau aku apaan coba!? Kenapa nggak dilanjut ngomongnya pake ditahan segala.”

Bara mengambil tiketnya kemudian berjalan terlebih dahulu ke arah teater 1 tanpa berniat menggubris perkataannya Rara yang membuatnya semakin salah tingkah.

“Kenapa gue bisa se grogi ini sih deketan dengannya? Padahal kan gue sudah sering ngobrol bareng, makan bareng, bertengkar juga hampir setiap hari tapi malah sekarang kayak berasa nggak pede banget bersamanya,” rutuknya Bara dalam hati.

Keduanya sudah duduk di kursinya di stage bagian tengah. Baru saja filmnya diputar, Rara sudah menghabiskan satu cup popcorn rasa caramelnya.

“Aku panggil Mas atau Daeng atau bapak nih?” Tanyanya Rara tapi pandangannya tertuju kepada layar lebar.

“Senyamannya kamu saja, aku nggak permasalahkan kok panggil sayang juga nggak mafalhy,” balasnya Bara.

Rara masih tidak percaya dengan apa yang terjadi karena Bara yang di sekolah dengan Bara yang saat ini duduk di samping kanannya sangat jauh berbeda dengan guru olahraga yang seringkali bertemu dengannya. Seperti ada dua sosok Bara dimatanya.

“Baiklah aku panggil Mas saja seperti bapak menyapa Papa kamu Mas,” ucap Rara.

Pria berusia 28 tahun itu tersipu mendengar panggilannya Rara untuknya,”manis banget,” gumamnya.

Penonton cukup ramai siang hari itu, tapi ada beberapa kursi yang masih kebanyakan kosong dan Bara memilih itu karena ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan Rara cukup serius.

Bara lebih mendekatkan wajahnya ke telinganya Rara yang tertutup hijab pashmina sifon motif polosan.

“Ra, kira-kira Kamu nggak permasalahkan kalau aku punya banyak salah, ada masa lalu kelam yang pernah aku lakuin di masa lalu sebelum kita dijodohkan?” Tanyanya Bara yang sedikit berbisik takutnya ada orang yang mendengarnya.

Bara berniat untuk berbicara jujur kepada Rara agar kedepannya tidak timbul masalah dikemudian hari setelah mereka resmi dan sah menjadi suami istri.

“Kenapa aku harus permasalahkan, selama Mas jujur dan terbuka padaku, aku nggak masalah kok. Lagian Mas juga mungkin sudah mendengar kisah kelam perjalanan kehidupanku. Aku malah yang bertanya kepada Mas apa nggak merasa rugi dan nggak malu gitu dapat calon istri yang sudah secen bekas dari lelaki lain?” Tanyanya balik Rara sambil menatap intens ke arah pria yang juga balas menatapnya.

“Nggak ngaruh bagi ku yang paling penting aku memenuhi amanah kedua orang tuaku dan aku bahagia bersamanya masalah itu bagiku nggak ada artinya, santai saja. Malahan aku yang khawatir dan mencemaskan kalau aku jujur padamu kamu jadi ilfeel dan menganggap aku pria brengsek,” ujarnya Bara panjang lebar.

Rara terdiam dan malah fokus ke wajahnya Bara bukan lagi ke layar lebar yang memperlihatkan film Komang film layar lebar yang diadaptasi dari kisah nyata.

Kedua calon pengantin itu bukannya fokus melihat ke arah film-nya, tapi malah asyik sendiri dengan percakapan mereka.

“Aku beberapa kali berhubungan intim dengan mantan kekasihku pakai tapi aku pakai pengaman selalu, ujung-ujungnya dikhianati olehnya,” ngaku Bara yang awalnya ragu-ragu untuk berbicara jujur.

Rara mendengarkan dengan seksama apa saja yang diungkap oleh Bara mengenai masa lalunya.

“Kedua aku pernah tanpa sengaja melakukan one night stand dengan seorang perempuan, tapi itu cuma sekali dengan wanita yang nggak aku tau asal usulnya semuanya terjadi begitu cepat ketika aku dalam pengaruh alkohol,” jelas Bara tanpa ada yang ditutupi.

Rara menganggap kalau Bara melakukannya ketika berada di club malam yang memang hal semacam itu lumrah terjadi.

“Jadi sudah nggak ada hubungan apapun dengan gadis itu mantan kekasihnya? Masalah osn itu memang pergaulan anak muda sekarang cukup bebas dan aku tidak masalah memang aku nggak suka gaya pacaran yang kayak gitu tapi, itu semuanya hanya masa lalu saja dan semoga kedepannya kejadian seperti itu nggak bakalan terjadi dan diulang lagi,” ujar Rara yang kembali menatap layar lebar.

“Insya Allah, aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dan kesalahan yang lainnya. Lagian kan sudah ada Kamu yang nantinya halal aku sentuh,” ucap Bara yang ucapannya diakhiri dengan tatapan sedikit nakal ke arah Rara yang fokus pandangannya tertuju pada bibir seksi Rara.

Berselang beberapa menit kemudian, filmnya sudah selesai. Mereka berbondong-bondong meninggalkan ruangan bioskop.

Bara melirik ke arah jam tangannya terlebih dahulu sebelum berbicara,” kita makan yuk, kayaknya aku lapar kita cari nasi Padang saja yah, tiba-tiba kepikiran pengen makan rendang daging.”

“Aku juga lapar, nggak tau kenapa nafsu makan aku akhir-akhir ini semakin meningkat, ngomong-ngomong kok kita sama yah pengen makan nasi Padang?” balas Rara yang masih kebingungan dengan nafsu makannya sendiri.

“Mungkin sehati kali jadi samaan,” jawabnya Bara santai.

“Not Impossible sih,” sahut Rara.

“Apa jangan-jangan kamu hamil lagi,” ucapnya Bara to the points.

Langkahnya terhenti ketika mendengar Bara berbicara seperti itu,” kalau aku benar-benar hamil anak pria itu apa yang Mas akan lakukan?”

Bara yang sudah berjalan beberapa langkah di depan Rara menengok ke belakang.

“Kalau kamu hamil Alhamdulillah, berarti aku dapat bonus baby. Nggak perlu repot-repot lagi begadang untuk proses buat anak karena kamu sudah hamil. Nanti lahir kita buat lagi khusus untuk calon anakku,” imbuhnya Bara dengan entengnya berbicara tanpa berpikir panjang sebelum mengatakannya.

Rara kembali membelalakkan matanya saking kaget dan kebingungan sekaligus. Karena calon suaminya berbicara semudah dan sesimpel itu.

Bara terkekeh melihat Rara yang reflek mematung,” semuanya sesimpel itu, jangan dijadikan beban apa yang Allah SWT telah gariskan di dalam takdir kita berdua. Aku akan menerima bayi itu dan menganggapnya sebagai darah dagingku sendiri dan aku minta padamu jangan pernah sekali-kali mengatakan kepada orang lain kalau bukan aku calon ayah biologisnya.”

Bara gemes ingin menyentuh bibirnya Rara tapi, malah jarinya hanya mencapit hidung mancungnya Rara.

“Siapapun orang yang bertanya katakan padanya kalau aku Bara Yudha Nugraha adalah bapak kandungnya dan biarkan mereka berpendapat apapun itu kalau kita berdua melakukannya sebelum menikah,” ujarnya Bara sesantai itu.

Rara ingin menangis saking terharu mendengarnya, tidak banyak stok laki-laki yang bersedia menerima anak dan menyayangi anak itu yang jelas-jelas bukan darah dagingnya sendiri.

1
Salsa Billa
dewa kakak iparnya bara thor bukan adik ipar , karena lairnya duluan dewa, pak rijal sebelum dijodohkan udah hamilin ibuknya dewa kan, baru ningah sama istri yg sekarang,, banyak kata" yg perlu dibaca ulang thor biar gk bingung yg baca
Salsa Billa
othor nya orng mana , banyak bahasa yg gk q mengerti, Coto apa ya thor , soto kah didalam ada kuah butek ada toping bibun kecambah parutan kelapa kasar digoreng irisan daging kambing / ayam bawang goreng itu kah , itu bukanya SOTO
Salsa Billa
typo thor , jalan koten enak bgt apalagi isi nya telur,, sebernya mau nulis aoa thor
Salsa Billa
thor apa artinya kenapaji , udah 2bab ada kata kata itu , artinya apa ya thor
Salsa Billa
maaf thor ini posisi masih di mobil tempat kecelakaan kan?? kok di cowok bisa berbuat gitu disitu , sampai pakaian ceweknya lepas semua
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
sunshine wings
😯😯😯😯😯
sunshine wings
jangan sesali apa yg sudah ditakdirkan untukmu Rara.. Setiap orang itu sudah ditakdirkan dengan porsi masing².. kita cuman dapat redho dan ikhlaskan.. Siapa kita untuk melawan takdir Allah ya kan .
sunshine wings
🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️😍😍😍😍😍
sunshine wings
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Sabar ya Rara.. ikhlaskan.. kalaupun kamu tau kisah sebenarnya maafkanlah suamimu ya karna dia juga sudah berusaha mencarimu.
sunshine wings
Insha Allah Aamiin.. 💪💪💪💪💪🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
plong rasanya tp blom selesei.. masih ada Rara dengan traumanya.. 😔😔😔😔😔
sunshine wings
🥺🥺🥺🥺🥺
sunshine wings
nah.. nah.. nah..
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
iyaakan sebagai idola pada yg muda ♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰🤲🤲🤲🤲🤲
sunshine wings
Aamiin yra 🤲🤲🤲🤲🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!