NovelToon NovelToon
Neophyte

Neophyte

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:775
Nilai: 5
Nama Author: penpurple_

Ini kisah tentang sepasang saudara kembar yang terpisah dari keluarga kandung mereka, karena suatu kejadian yang tak diinginkan.

Sepasang saudara kembar yang terpaksa tinggal di Panti Asuhan dari usia mereka dua tahun. Akan tetapi, setelah menginjak usia remaja, mereka memutuskan untuk keluar dari Panti dan tinggal di kontrakan kecil. Tak lupa pula sambil berusaha mencari pekerjaan apa saja yang bisa mereka kerjakan.

Tapi tak berselang lama, nasib baik mereka dapatkan. Karena kejadian tanpa sengaja mereka menolong seseorang membuat hidup mereka bisa berubah 180 derajat dari sebelumnya.

Siapa yang menolong mereka? Dan di mana keluarga kandung mereka berada?

Apa keluarga kandung mereka tidak mencari mereka selama ini?

Ayo, ikuti kehidupan si kembar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penpurple_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

THE YOUNGEST FOR NOW

Kini terlihat empat pemuda SMA sedang merundingkan sesuatu. Semuanya sedang merencanakan akan bertamu ke tempat seseorang.

“Kalo kata gue mah, mending gas hari ini aja. Nungguin besok kelamaan,” usulnya. Dia Bobby. Sedang berkumpul di salah satu tempat tongkrongan anak muda setelah pulang sekolah tadi. “Keduluan start sama mereka, coba aja kita kemarin nggak main.”

“Tau tuh bang Tama. Kalo hari ini kesorean kita, ini aja udah dispam chat sama mama,” sahut sang Kakak, Chandra.

“Lah, kalo mau besok, jam berapa lagi? Besok sekolah, gue juga ada les.” Kedua adik-beradik itu asik berdebat sedari tadi. Sedangkan dua yang lainnya, Naldan dan Ghafar tampak menghela nafas.

“Udah, besok aja, kita bolos,” usul Ghafar menyeringai. “Kita pulang aja sekarang,” lanjutnya dan Naldan mengangguk menyetujui itu. “Adek-adek siapa, kenapa kalian semua yang ngebet mau ketemu dah?” gerutu Naldan. Heboh sekali sepupunya ini.

“Heh, itu juga adek gue, ya, jaga cangkem-mu.” Chandra berujar tak setuju mendengarnya. Dia beranjak berdiri. “Ayo pulang.”

“Tau tuh Bang Naldan, mereka adek gue juga, ya. Jangan gitu lo, gue tampol sini mulut lo, kit ati gue.” Ini Ghafar ikut-ikutan menatap Naldan dengan dahi mengkerut tak terima.

“Huu, sorakin Bang Naldan, huu. Udah tinggalin aja Bang Naldan freak.” Bobby beranjak, lantas menarik tangan kakaknya dan Ghafar, berjalan duluan meninggalkan Naldan yang melihat mereka dengan heran.

“Lo yang bocah freak. Orang mereka emang adek gue, nggak terimaan banget kalian.”

***

Nanda dan Nando sekarang sedang berada disalah satu pusat pembelanjaan yang dikenal dengan sebutan Mall. Lebih tepatnya mereka berada disalah satu toko boneka. Nanda katanya ingin membeli beberapa boneka kecil yang lucu.

“Gila, surga dunia gue banget ini,” monolognya sembari melihat-lihat rak yang berisi berbagai macam boneka dengan ukuran dan jenis yang berbeda-beda. Di tangan kirinya sudah memegang satu boneka kecil seperti bentuk beruang dengan warna baby pink.

Tangannya bergerak mengambil handphone untuk memfoto aesthetic rak-rak boneka itu. Dia senang bukan main.

“Jo, fotoin gue di sini dong,” titah Nanda memberikan handphone-nya dengan mata berbinar pada Nando yang sedari tadi hanya memasang wajah lempengnya. Tak urung, pemuda itu menurut. Memfoto sang kembaran berkali-kali, asal jepret saja sebenarnya. Dia tak niat, tapi untungnya bagus.

Di sana tak menjual boneka saja. Ada juga berbagai mainan, alat-alat perlengkapan, dan juga bermacam-macam aksesoris yang lucu.

Kembali lagi bersama Nanda, dia mengambil kembali handphone-nya, lalu gantian memfoto kembarannya.

“Senyum, Jo.” Nando hanya tersenyum paksa. “Kagak ikhlas banget, anjir,” sambung Nanda tertawa pelan melihat hasilnya.

“Wait, Jo.” Gadis itu berlari kecil menghampiri rak berbagai macam aksesoris bando. Dia mengambil salah satu bando di sana, lalu kembali lagi menghampiri Nando yang ternyata menyusulnya.

“Pakai ini, Jo.” Tanpa menunggu persetujuan lagi, Nanda langsung memakaikannya ke kepala Nando. “Anjay, lucu banget,” ujar Nanda melihat bando biru muda itu.

“Malu,” kata Nando pelan, kembarannya itu mendengernya. “Ngapain malu? Lucu, Jo, smile.” Nanda kembali memfotonya dan dia pun hanya pasrah saja.

“Udah, ah, ayo cari makan,” ajak Nando langsung saja menarik tangan kiri Nanda dan mengambil boneka itu untuk dia bawa, tak lupa juga bando di kepalanya dia pindahkan ke kepala Nanda. Kembali melewati rak boneka, Nando mengambil satu lagi boneka yang lumayan besar, cukup untuk dipeluk berwarna ungu, bonekanya mirip kartun cinnamoroll dan memberikannya ke Nanda untuk gadis itu bawa dan mereka pergi ke kasir guna membayar.

“Uwow, gede banget.” Mata Nanda berbinar. “Ini lo yang bayar?”

“Iya,” balas Nando. Tenang saja, dia ada uang. Menjadi model membuat dia bisa memiliki uang, bebas mengeluarkan uangnya untuk apa saja karena gaji bekerja jadi model di Rose itu benar-benar menjamin kehidupan mereka.

***

Kembali lagi keempat persepupuan tadi. Kini Naldan, Chandra, Bobby, dan Ghafar baru tiba di depan Mansion dan turun dari mobil milik Chandra. Setelah keluar semuanya, Chandra memberikan kunci mobilnya ke salah satu bodyguard yang berjaga di bagian depan Mansion. “Tolong, ya, Om, thanks.” Dia meminta tolong untuk menaruh mobilnya ke bagasi Mansion yang letaknya cukup jauh. Kenapa tadi tidak langsung saja? Itu karena mereka malas berjalan kaki terlalu jauh.

“Baik, Tuan, sudah tugas saya.”

Tak lama sebuah mobil jenis Range Rover datang membuat mereka urung masuk ke Mansion. Memberhentikan langkah mereka, lalu melihat seorang pria dewasa turun dengan perlahan dari kursi penumpang.

“PAPA!” Bobby berlari cepat menghampiri sang Papa yang baru saja turun dari mobil, beriringan saja dengan mereka pulangnya.

Reno merentangkan kedua tangannya, bersiap untuk menangkap anak bungsunya itu.

Hap. Bobby melompat masuk ke dalam gendongan Reno bak anak koala. Untung saja badan papanya itu tinggi besar, lebih tinggi darinya.

Reno memang sudah hampir dua hari tak pulang ke Mansion karena dia ada keperluan mengurus perusahaannya di luar kota. “Zevan kangen,” ujar anaknya itu merengek. Reno terkekeh, lalu kakinya mulai bergerak masuk ke dalam Mansion, masih dengan Bobby yang dia gendong depan.

“Masuk, Boys.” Ini kata pria itu pada ketiga pemuda yang masih berdiri tegap di sana membuat ketiganya mengangguk, menyusul dirinya. “Devan, tidak rindu Papa, Nak?” tanyanya mengoda anak tengahnya yang berjalan di sebelah kanannya.

“Tidak,” sahut Chandra menggeleng membuat Ghafar yang berjalan di belakang bersama Naldan membekap mulutnya sendiri menahan tawa.

Reno terkekeh tak merasa tersinggung. Anaknya selain Bobby memang memiliki gengsi yang tinggi.

Mereka terus saja berjalan menuju ruang keluarga, setelah tadi melewati ruang tamu yang ternyata kosong tidak ada anggota keluarga. Luas sekali Mansion ini, jauh jadinya perjalanan, kira-kira itulah isi batin mereka.

Saat tiba di ruang keluarga, mereka melihat Alifah, Arizka, Indah, dan Reya di sana yang tampak terkejut melihat kedatangan mereka.

“Loh, Pa? Katanya tiga hari?” Heran Indah selaku sang istri beranjak berdiri.

Reno menghampiri dan memberi kecupan singkat di dahi Indah masih dengan posisi menggendong Bobby yang diam saja.

“Dipercepat.” Indah jadi mengangguk saja mendengar jawaban singkat itu.

“Zevan, turun dulu, Nak. Papanya capek baru pulang,” titah Indah mengelus punggung anaknya.

Bobby hanya melenguh sekilas meresponnya. Reno juga merasakan hembusan nafas teratur. “Tidur kayaknya, Ma.”

“Iya, Ma, tuh mejem matanya,” tambah Ghafar yang melihat Bobby bersandar di bahu kiri Reno. Memang pelor anaknya. “Bisa-bisanya kok langsung tidur,” lanjutnya menghampiri maminya.

“Hey-hey, no no, sayang. Bersih-bersih dulu sana, sekalian mandi.” Reya menggerakkan jari telunjuknya ke kiri dan kanan. Kalo tidak begitu, anaknya itu pasti akan langsung berguling di sofa atau di karpet yang ada di sana sampai malam tiba.

Ghafar manyun.

“Iya sana kalian mandi, udah sore juga, Naldan.” Arizka memandang anaknya.

Mau tak mau mereka menuruti. “Antarkan Zevan ke kamarnya, Reno. Gantikan juga pakaiannya,” titah nyonya besar di sana tak lain adalah Alifah.

“Yes, Mom.”

Arizka yang mendengar itu seketika membatin. Apa setelah anak-anakku kembali ke Mansion ini, mommy akan memperlakukan mereka dengan khusus juga karena status bungsu?

***

— t b c —

1
XVIDEOS2212
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
penpurple_: siap, makasi yaaa😍
total 1 replies
Ritsu-4
Keren banget sih, Plot twist-nya bikin baper!
penpurple_: ah, terimakasih ya😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!