seorang perwira tentara yang memiliki masa lalu kelam dengan ayahnya dan akhirnya dia menemukan cinta pertamanya
* maaf ya kalo jelek pemula soalnya😁
semua isi cerita ini hanya fiksi belaka. tempat kejadian, nama tokoh, musuh dan lainnya merupakan ide dari author itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirput10i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berpikir
Bab 12
Kami sudah sampai ke barak militer. Disana banyak tentara yang terluka karena ledakan bom di mabesau. Di sini kami ingin membicarakan mengapa kejadian ini bisa terjadi.
Disini Yamato sangat marah dan kesal kepada perwira yang di tugaskan menjaga ruang amunisi senjata. Karena Yamato menganggap mereka lalai dan tidak becus dalam menjaga ruang amunisi.
" Kalian ini gimana sih!? Gimana ceritanya bom-bom itu bisa meledak!? Apa kalian engga lihat siapa yang masuk ke dalam sana?! "
" JAWAB! " Teriak Yamato kepada empat perwira yang ditugaskan menjaga ruang amunisi
" Beruntung para warga kemari sesudah ledakan itu habis. Kalau tidak bakal ada korban jiwa!! " Ucap Yamato dengan memukul meja
Aku belum melihat Yamato sekesal ini. Biasanya dia kalau marah hanya sebatas perkataan dan isyarat wajah tapi ini seolah-olah dia di kendalikan oleh emosi yang sangat besar.
" Mamat. Udahlah yang penting engga ada korban jiwa..." Ucap Amir untuk menenangkan Yamato
Tetap saja walaupun sudah di tenangkan oleh sahabat sendiri dia tetap penuh emosi karena ini ke lalaian yang besar. Tapi amarahnya mulai mereda dari pada yang tadi.
" Maaf, marsekal. Kami sudah menjaga ruang amunisi dengan baik dan kami tidak meninggalkan ruang amunisi tersebut. " Jawab seorang perwira yang menjaga ruang amunisi
" Pergilah. Maaf sudah marah kepada kalian " ucap Yamato tapi masih tidak melihat mereka
Mereka pergi dari ruangan ini. Dan tinggal kami bertiga di ruangan ini Yamato seperti merasa bersalah dengan aku dan Amir dia mendekat kepada kami dan mengatakan sesuatu.
" Maafin saya ya.....saya udah ngebahayain kalian disini "
" Saya yang lalai karena engga ngecek ruang amunisi dulu, kayak biasa..."
Aku dan Amir saling bertatapan dan mengangguk untuk mengerti tentang keadaan sekarang. Memang sulit untuk mengendalikan amarah untuk keadaan seperti ini tapi tetap saja itu tidak akan menyelesaikan apapun.
" Engga masalah. Kita yakin kalau ini adalah sabotase, dan bukan kelalaian " jawabku
" Gua heran....gimana caranya orang bisa sabotase di tempat penjagaan yang begitu ketat? " Tanya Amir dengan wajah keheranan
Kami terdiam. Tetapi aku memiliki pikiran yang buruk kalau ini adalah ulah dari salah satu anggota kita yang berkhianat. Tapi aku belum bisa mempercayai pikiranku sendiri karena kalaupun anggota kita, tidak mungkin bisa membuka ruang amunisi selain yang memegang kendali markas ini.
" Baiklah. Kita akan memikirkan itu nanti. Sekarang kita keluar dari sini. " Ucap Yamato dengan memegang kepalanya karena pusing
Aku dan Amir pergi keluar dari ruangan itu. Di saat yang bersamaan di luar barak militer ada sekumpulan wartawan yang sedang mewawancarai salah seorang saksi. Kenapa aku bisa tahu, karena ada notifikasi dari ponselku.
Di ponselku aku melihat siaran langsung di tempat markas itu meledak. Bagaimana mereka tahu? Padahal ledakan terjadi belum lama.
" Kenapa beritanya bisa cepet banget? " Tanya Amir dengan melihat ponselku
" Gua juga engga tau....pasti ada yang bocorin " jawabku dengan menutup ponselku
" Apa lagi tempat ini jauh dari pemukiman " ucapku lagi
Lalu dari kejauhan aku melihat Irma sedang lari menghampiriku. Amir langsung pergi meninggalkanku dan berkata
" Bye...urus tuh pacarlu.... hihi " ucapnya dengan tertawa seperti kunti
Irma tiba padaku dan dia ngos-ngosan karena berlari. Aku sudah tidak canggung lagi dengannya dan dia pun demikian, kami jadi bisa saling terbuka satu sama lain dan dia juga tidak takut lagi untuk bicara padaku.
Dia mengajakku ketempat yang belum pernah aku lihat sebelumnya di barak militer ini. Tempat ini seperti berbeda dari yang lainnya, aku tidak percaya barak ini menyimpan tempat seperti ini disini nyaman dan tenang.
" Kamu banyak luka ya.....? " Tanyanya dengan melihatku
" Ah...iya. Biasalah namanya juga pengabdi negara..." Hiburku kepadanya
Kami duduk berdua di bangku panjang.kami melihat langit sore yang oranye kemerahan, matahari terbenam. Ini mengingatkanku saat aku pertama kali bertemu Irma waktunya juga seperti ini.
" Kamu suka? " Tanya Irma dengan melihatku
Aku mengangguk " ya! Aku suka tempat ini "
" Kamu inget engga pas kita pertama kali ketemu? " Tanyaku dengan memandang langit
Dia tertawa dan menjawab " haha....iya. aku inget pas kita pertama kali ketemu. Waktu itu aku pemalu kan? "
" Iya....waktu itu kenapa kamu malu banget sama aku ? " Jawabku dengan penasaran
" Kayak yang aku bilang kemaren. Aku takut kalo kamu itu, maaf. Engga ramah " jawabnya dengan nada mengecil
" Tapi kenyataannya engga kan? " Tanyaku dengan tersenyum
" Haha...iya... sekarang aku ngerti mengapa kita jangan memandang orang dari luarnya saja "
Aku merasa lebih dekat dengannya karena aku sudah mengatakan apa yang aku katakan dan mungkin aku bisa mengajaknya ke pelaminan, ekhm! Tapi aku harus mendapatkan hatinya lebih apapun caranya.
Tapi aku tidak yakin apakah dia mau menikah denganku. Aku tahu dia menerimaku tapi bisa jadi dia tidak siap dengan konsekuensi menjadi pasangan seorang tentara atau mungkin aku tidak bisa kembali dari Medan perang.
Tapi aku tidak akan tahu sebelum mencobanya. Maka aku akan mencoba sebisaku apapun endingnya. Aku akan kembali ke Mabesad untuk berangkat dan aku harus berpisah dengan Irma sekali lagi.
" Irma...aku bakal pergi beberapa bulan. Apa kau tidak apa-apa? " Tanyaku dengan khawatir
Dia sepertinya mengerti posisiku dan mengangguk untuk menjawabnya. Memang aku harus meninggalkannya untuk misi yang sangat penting. Sayang sekali, padahal aku baru saja mengatakan isi hatiku belum lama.
" Tidak apa....yang penting kamu bakal balik dengan selamat " jawabnya untuk menghiburku
Aku tidak akan seperti Amir. Maaf, bukannya aku mengejeknya tapi dia ditinggal oleh kekasihnya karena tidak tahan dengan pekerjaannya. Dia selalu tidak menepati janji dan tidak pernah pulang untuk menemui kekasihnya.
Tapi dia tidak kelihatan sedih sampai sekarang, mungkin karena dia bisa terbebas dari neraka tapi kadang dia tidak bisa move on dari pacarnya dulu pasti setiap malam dia selalu menghubungiku dan bercerita tentang itu.
dynamic Irma and Faisal lucu kalii, tpi kasihani lh si Raka, ditampar muluw :'D
baguss omagahh, gk nyangka sebagus itu jujur. Keep growin' !!