kisah menceritakan kriminal dan persaingan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqbal nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode XII : Berziarah ke makam Sahabat
Sore itu Suasana area pemakaman itu terlihat sepi. Hanya ada beberapa penjiarah yang sedang berdoa di kuburan kerabatnya masing masing. Seorang pria muda memandang sebuah pusara yang ada di salah satu makam, tempatnya berada di tengah area tpu. Lelaki muda itu begitu fokus menatap sebuah nama yang tertulis di pusara dengan jelas, Baskoro Bin Hartanto. Lelaki muda tersebut begitu fokusnya, sehingga dia sama sekali tidak mendengar, langkah kaki seseorang yang menghampiri.
"Inspektur Johan?."Apa benar anda inspektur Johan?."Sapa wanita muda itu, untuk meyakinkan nama dari pria yang sedang berziarah di makam suaminya, Baskoro.
"Benar, nama saya Johan, sahabat almarhum Baskoro."Jawab pria itu yang ternyata adalah inspektur Johan.
"Saya Rina, mas Johan, istri almarhum mas Baskoro."Jawab Rina memperkenalkan diri.
"Ohh, ternyata anda adalah mbak Rina, saya sangat berduka cita atas kepergian Baskoro."Kami bukan hanya satu profesi, tapi kami sudah menjadi sahabat, sejak masih sma dulu."Jawab Johan menjelaskan tentang dirinya dan Baskoro.
"Saya sudah mengerti mas Johan."Sewaktu Mas Baskoro masih ada, dia selalu bercerita semua tentang pertemanan kalian sewaktu masih remaja, dia juga bercerita tentang kehebatan anda Mas Johan."Mas Baskoro bukan hanya menganggap mas johan sekedar sahabat, tapi dia sudah merasa kalian seperti saudara."Dia juga memuji anda mas johan, dan Mas Baskoro juga mengatakan ingin seperti anda."Saya mengenal banyak tentang mas Johan, dari mas Baskoro."Maka ketika melihat mas Johan tadi, saya langsung kenal, sebab poto mas Baskoro dan mas Johan, ketika bertugas di Kepulauan riau setahun yang lalu, selalu terpampang di meja kerjanya, mas Baskoro, namun semua tentang mas baskoro hanya tinggal kenangan,"Jawab Rina bercerita tentang almarhum suaminya Baskoro.
"Sahabatku terlalu cepat pergi meninggalkan kita mbak Rina, setahun lebih kami tidak pernah bertemu, terakhir seminggu yang lalu, Baskoro menelponku, mengatakan tentang tewasnya seorang sahabat jurnalisnya, setelah itu, dia belum pernah menghubungiku lagi, kabar tentangnya membuatku penasaran."Dan salah satu tujuan saya kembali kesini adalah mencari siapa yang membunuh sahabatku itu."Jawab Johan sambil kembali menatap pusara dari Baskoro.
"Mas Johan sudah bertugas kembali disini?."Tanya Rina.
"Benar Mbak Rina."Saya telah di mutasi ke kota ini. "Jawab Johan.
", Panggil saja aku Rina mas, gak usah pakai mbak segala, anggap saja aku adikmu."Kata Rina.
"Sama seperti aku dan Baskoro Rin, kamu juga sahabat dan sudah ku anggap seperti adikku."Jawab Johan,
"Oh ya mas Johan, kapan mas Johan tiba dari medan?."Tanya Rina.
"Tadi siang Rin."Jawab Johan.
"Kapan ada waktu, mas Johan bisa main main kerumah."Kebetulan ada ibu, dan saudara almarhum mas baskoro di sini, kita bisa ngobrol banyak disana mas."Ada beberapa hal penting yang ingin kuberitahukan padamu mas, mengenai mas Baskoro."Jawab Rina.
"Besok sore Rin, setelah aku menerima surat perintah dari kepolisian, aku akan memulainya dari rumahmu rin."Sekalian berkunjung melihat keponakanku."Kata Johan.
"Jangan lupa mas johan, kalau mas johan mau datang, jangan lupa kirim pesan wa dulu, biar kami siap siap.
"Kata Rina.
"Gak usah repot repot segala Rin."Ucap Johan.
"Yang mau repot repot siapa mas?, jangan perasaan merepotkan dong?."Jawab Rina, dengan sedikit gurauan.
"Oh ya Rina.Jjangan panggil mas, panggil saja aku abang, aku tidak biasa dengan sebutan mas, lagi pula, aku juga bukan asli jawa,"Kata Johan kepada Rina.
"Baiklah bang Johan."Jawab Rina.
"Sudah mau maghrib Rin, balik yuk."Kata Johan.
"Oke bang Johan, jangan lupa ya, kasih kabar besok."Ucap Rina sebelum mereka berpisah.
Inspektur Johan Riza Syahputra sudah menjadi yatim piatu sejak masih berusia enam tahun. Ayahnya adalah seorang prajurit tentara pemberani, yang meninggal pada saat Johan masih berada di dalam kandungan ibunya. Ayah inspektur Johan tewas di medan perang, ketika bertugas di daerah komplik, yang terjadi di ujung pulau sumatra, 28 tahun yang lalu. Pada saat itu ibu Johan sedang hamil tiga bulan. Setelah meninggalnya sang ayah, Johan kecil hidup berdua dengan ibunya di sebuah kota kecil di daerah sumatra utara. Namun ibunya yang larut dalam kesedihan selama bertahun tahun, sejak kehilangan suami tercinta yang gugur membela negara, mengalami sakit sakitan. Hingga akhirnya, ibunda Johan pergi untuk selama lamanya meninggalkan johan yang masih berusia enam tahun.
Sepeninggalnya ibunda dari Johan. Adik dari almarhum ayah Johan yang bernama Sukardi, bersama istrinya Kartika, datang dari jakarta, untuk berziarah ke tempat makam ibundanya Johan. Kedua suami istri itu sepakat untuk mengadopsi Johan, dan membawanya ke jakarta.
Sejak masih duduk dibangku sekolah dasar. Johan sangat disenangi oleh semua teman temannya, dan juga guru gurunya. Bukan hanya karena kepintarannya, tapi juga keberanian, dan keramah tamahannya. Juga yang paling penting adalah kejujuran, dan rasa tanggung jawab yang dimilikinya. Paman dan bibinya sangat bangga kepadanya, dan juga sepasang adik sepupunya, juga begitu bangga dengan kakak mereka itu.
Setelah tamat Sm. Johan ingin bergabung dengan tentara seperti ayahnya, tapi paman dan bibinya kurang merestui keinginan Johan. Mereka lebih menginginkan keponakan mereka untuk masuk polisi. Akhirnya Johan menyetujui keinginan dari pamannya, yang juga adalah orang tua asuh Johan. Kemudian Johan bersama teman akrabnya Baskoro, memutuskan melanjutkan pendidikan sekolah bintara kepolisian. Selama menjadi siswa bintara kepolisian, Johan menjadi yang terbaik, dan lulus sebagai lulusan bintara terbaik se nusantara.
"Johan?, kenapa belum istirahat nak."Kata seorang wanita yang berusia hampir setengah abad.
"Sebentar lagi bu."Jawab Johan kepada wanita itu.
"Besok hari pertamamu kembali bertugas di kota ini johan."Ibu takut nanti kamu kesiangan.'"Kata ibu Kartika mengingatkan keponakannya.
"Iya bu, lima belas menit lagi, Johan janji."Jawab Johan.
"Apa yang kamu pikirkan Johan?."Tanya ibu kartika.
"Tidak apa apa bu, hanya ingat sahabatku bu."Jawab Johan.
"Sudahlah Johan, semua sudah ditakdirkan, kamu jangan sedih nak."Kata ibu Kartika.
"Bukan hanya itu ibu, aku memikirkan bagaimana bisa baskoro terbunuh dengan cara demikian bu."Siapa yang melakukannya?, pasti ada sesuatu yang tersembunyi dibalik semua ini bu."Ucap Johan.
"Johan anakku."Ibu percaya kepadamu nak, dan semua sudah ditentukan, kamu kembali kesini juga sudah digariskan."Kamu pasti mampu,ibu, ayahmu,adik adikmu, dan semua teman dan mitramu percaya, bahwa kamu adalah yang terbaik, dalam menyelesaikan semua masalah yang terjadi di sini."Kata kata semangat itu terucap dari wanita paruh baya itu.
"Terima kasih bu, atas doa dan motivasinya."Jawab Johan.
Waktu sudah hampir tengah malam. Johan melangkah menuju kamarnya, dan merebahkan diri disana.
Sejak awal diadopsi oleh paman dan bibinya. Mereka meminta kepada Johan untuk memanggil paman dan bibinya, dengan panggilan ayah dan ibu. Pada saat itu, paman dan bibi Johan sudah menikah selama hampir dua tahun. Namun kedua pasangan itu belum dikarunia anak. Setelah tiga bulan mengadopsi Johan. Akhirnya ibu kartika hamil, dan melahirkan seorang anak perempuan yang cantik, diberi nama Ayu Putri. Setelah Ayu Putri berusia dua tahun, ibu kartika kembali mengandung, dan melahirkan seorang anak laki laki, yang di beri nama Rangga. Kedua adik sepupu Johan, sama sekali belum mengetahui, bahwa sebenarnya Johan adalah bukan saudara kandung mereka. Selama ini mereka menganggap, Johan adalah kakak sulung yang mereka banggakan.