calon suamiku tidak datang di hari pernikahan kami,sementara keluarga pamanku mendesak agar aku mencari pengantin penganti agar mereka merasa tidak di permalukan.terpaksa,aku meminta supir truk yang ku anggap tengil untuk menikahiku,tapi di luar dugaanku, suami penganti ya aku sepelehkan banyak orang itu...... bukan orang sembarang bagaaiman bisa begitu dia berkuasa dan sangat menakutkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheena Sheeila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kenyataan yang kejam
Aku tidak berdaya mendengar hal itu.
Bagaimana pria itu membatalkan pernikahan kami tapi malah menikah dengan wanita lain?
Dan Wanita lain itu adalah temanku sendiri...
Rizal yang melihatku lemas segera melepaskan pria itu dan menghampiriku.Dia memapah ku untuk duduk fi kursi.
"Kau tidak apa-apa,Risna?" tanya cemas.
Aku bahkan tidak mendengar pertanyaan Rizal demi bangkit kembali menghampiri penjaga rumah itu untuk meminta penjelasan atas ucapannya tadi.
"Pak,benar begitu?"tanyaku bergetar.
Sesaat tadi aku masih berharap ucapan sandra hanya mengada-gada.Begitu juga alasan yang dikemukakan Marsha bahwa keluarga mereka memutuskan membatalkan pernikahan atas tuntutan tante Ana.
Ah,sekalian saja kali ini aku tuntaskan semuanya agar jelas,sejelas-jelasnya.
Sakit sekali rasanya hati ini.seolah tidak cukup pria itu mempermalukan ku dengan pembatalan pernikahan kami.ternyata dia malah menikah di tempat lain.
Seandainya sebelum ini kami ada masalah dan bertengkar,tentu alasan mas Genta menikah lagi ada masuk akalnya juga.
- -ah,aku lupa?pria kejam itu sudah diam-diam menjalani hubungan dengan sindy tanpa pengetahuan ku.
" Kenapa mas Genta membatalkan pernikahan kami dan malah menikahi wanita lain di bandung?"gumamku pedih dan kecewa.
Penjaga itu mengira aku bertanya padanya, lalu dengan polos menyahut." mana aku tahu,mba. Yang menikah juga mas Genta bukan saya.tanya saja sam mas Genta."
"Jangan mengesalkan seperti itu!"
Rizal mencengkram kacu pria itu dan menatapnya tajam.sepertinya Rizal paham bagaimana perasaanku saat ini.
"klau mau lebih jelas,datang saja sama pak glen .Tolong jangan ganggu saya lagi dan keluar dari rumah ini!"pria itu terlihat kesal setelah melepaskan diri dari Rizal.Tidak mau lagi direpotkan,dia berlalu masuk kedalam dengan sebal.
Pak Glen adalah supir mas Genta yang biasa antar kekampus.aku ingat bahwa dialah yang mendapatkan amanah untuk datang dan menyampaikan pembatalan pernikahan itu.sayangnya dia langsung balik tanpa menjelaskan banyak hal.
" Rizal,apakah aku harus menemui supir mas Genta dan menanyakan tentang ucapan penjaga rumah itu?"tanyaku pada Rizal meminta pendapat.aku mulak menyadari kebodohanku saat ini,jadi tidak ada salahnya sekarang menuruti tutur Rizal.
"Sekalian saja di-clear-kan.Biar kau tidak terus penasaran." jawab Rizal.
"Baiklah,aku tau rumah pak Glen.Dia perna mengatakan tinggal di dekat pasar raya.Tolong antar aku kesana,ya?"ujarku yang berusaha tegar lagi.
Rizal tidak menolak ajakanku.kami langsung meluncur menuju rumah supir mas Genta.
Pak Glen sedang membersihkan halaman rumahnya saat mobil Rizal berhenti.Aku langsung keluar mobil dan menghampirinya.
" assalamu,alaikum,pak Glen?"sapaku pada pria itu.
"Mba Risna?waalaikum salam." jawabnya terlihat sedih menatapku dia mempersilahkan masuk kami kedalam rumahnya.
"Maaf pak,kalau kedatangan Risna menganggu bapak.mudah-mudahan pak Glen bisa paham bahwa sebuah butuh penjelasan dari pembatalan pernikahan itu,pak."
Pak Glen menatapku,lalu beralih menatap Rizal yang diam memberi waktu pada kami agat bisa bicara.kelihatanya pak Glen sedikit kurang nyaman klau masih ada orang lain yang mendengar penjelasannya.
"D-dia, Rizal,pak.Dia..."aku bingung. Mau mengatakan bahwa Rizal adalah suamiku saja lidahku masih kelu.
Untungnya Rizal peka dan dia bangkit udur diri dan memilih duduk di luar saja.
"Mba yang sabar ya,mas Genta sedang dilema antara menuruti ucapan keluarganya atau menikahi mba Risna," tukas pak Glen memulai penjelasan.
"Apa yang bapak maksud permintaan tante saya?"tanyaku.
" Salah satunya itu ,mba.tapi yang lebih penting nyonya Iren mengatakan tidak menyukai mba Risna dan keluarga.Jadi sebagai anak yang baik,mas Genta hanya menuruti kemauan nyonya saja."
"Tapi,bagaimana dengan kabar mas Genta yang menikah di bandung?"tanyaku lagi.pak Glen belum menyingung tentang pernikahan.
"pernikahan?mbak tau dari mana?" kulihat raut wajah pak Glen terkejut.
Apa dia mencoba menutup-nutupi sesuatu dariku?
"Saya sudah bukan lagi calon istri mas Genta lagi,pak.Laki-laki yang menunggu di luar itu,adalah suami saya.Dia yang mengantikan mas Genta karna sudah membatalkan pernikahan secara mendadak.saya kesini hanya untuk meminta penjelasan saja agar selanjutnya bisa tenang menjalani hidup baru saya.jadi,saya harap pak Glen tidak menambahi kekecewaan saya dengan menutup-nutupi sesuatu."aku mulai menegasi sikap.
Ku lihat Pak Glen menjadi serba salah dan sedikit canggung.
"Maaf,mba.mas Genta memang menikah di bandung."
Suara pria itu menjadi gugup.Bersama dengan darahku yang mulai mendidih ingin menghancurkan semua benda yang ada di sekitarku.
Tapi aku masih bisa menguasai diriku demi memastikan sesuatu.
"Pak Glen pasti juga tahu tentang Sindy,'kan?"
Pak Glen hanya menganguk.semakin dalam menunduk seperti pesakitan yang sedang diadili.
Aku beber-benar tidak butuh sikap simpatinya itu.untuk apa juga menunjukan disaat semuanya sudah benar-benar menusukku dari belakang.
Rencana yang begitu sempurna.
"Oh.apa kira-kira salahku padanya hingga setengah itu padaku.setidaknya mengakui hubungan mereka sebelum ini 'kan bisa?tidak perlu sampai mengacaukan semuanya,"ucapku bergetar yang sudah tidak bisa menahan tangisku.
" Mas Genta menikahinya karena mba Sindy mengancam bunuh diri.mas Genta hanya kasihan pada bayi yang di kandungnya."
"Bayi?!"
"Jadi....Sindy hamil?!"