Seorang gadis yang yang bernama Ana terpaksa menerima perjodohan dari orang tua dan keluarga, setelah lima tahun pernikahannya, suami Ana mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera pada kakinya.
Selama sebulan penuh Ana merawat suaminya dengan ikhlas hingga suaminya pulih kembali seperti semula.
Di saat Ana bahagia karena kesembuhan cedera suaminya, Ana di kejutkan dengan hilangnya sang suami yang entah pergi kemana, tanpa pamit dan memberi kabar apapun padanya, sehingga membuat Ana beserta keluarga bingung dan terus mencari keberadaan sang suami.
Akankah Ana bertemu lagi dengan suaminya yang tiba-tiba menghilang itu, dan apakah alasan menghilangnya suami Ana.
Penasaran... Yu baca kisah Ana selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀
Melihat kepergian Ana bekerja membuat hati Bu Rima begitu sangat sedih, ia tidak menyangka akan begini nasib keluarga putrinya.
Begitu juga dengan Ana sendiri, meskipun saat ini Ana masih sangat sedih, tapi mau bagaimana lagi, semua harus Ana terima dan jalani dengan sabar.
Tidak terasa sampai lah Ana di perusahaan milik keluarganya, meskipun tak sebesar perusahaan Aldo, tapi tetap membuat Ana merasa bangga akan apa yang mereka miliki sekarang.
Tanpa menunggu lama lagi Ana langsung masuk dan langsung di sambut semua karyawan yang ada di perusahaan itu.
" Selamat datang Bu Ana..." sapa semua karena mereka memang sudah mengetahui siapa Ana.
" Terimakasih semuanya " sambil tersenyum Ana membalas sapaan mereka semua dan langsung di persilahkan masuk oleh mereka.
Tidak ada drama ketika Ana masuk kantor karena semua orang sudah tahu Ana adalah anak satu-satunya pemilik perusahaan itu.
Dengan langkah anggunnya Ana langsung menuju tempat kerjanya yang sudah di tunjukkan sang asisten.
" Silahkan masuk Bu, selamat bergabung. Mulai sekarang saya lili akan mendampingi ibu di perusahaan ini " sapa sang asistennya sekarang.
" Terimakasih Lili, mohon kerja samanya" sahut Ana sambil tersenyum dan langsung duduk di kursi kebesarannya.
" Baiklah Bu, baiklah saya akan mulai menerangkannya " lanjut Lili yang langsung di anggukan Ana.
Mereka berdua mulai pekerjaan yang di mana Ana saat ini menduduki posisi sebagai menejer produksi.
Sebenarnya pak Arman ingin Ana langsung menduduki posisi sebagai CEO di perusahaan itu, tapi Ana menolak karena masih belum yakin dengan kemampuannya.
Jadi Ana lah yang meminta ingin di posisi itu sekarang, sambil belajar mengasah kemampuannya Ana juga tidak mau terburu-buru.
Walaupun sebenarnya tidak ada yang tahu siapa Ana di belakang sebenarnya.
Dengan semangat Ana mengerjakan tugasnya, sampai sebuah panggilan dari ponselnya mengalihkan fokusnya.
Melihat nomor tidak di kenal yang menghubunginya membuat Ana sangat malas mengangkat ponselnya, apalagi saat ini dirinya memang sangat sibuk mengerjakan pekerjaannya.
Tapi panggilan itu terus saja masuk membuat Ana mau tidak mau mengangkat ponselnya.
" Halo... " sahut Ana
Bertapa terkejutnya Ana setelah mendengar siapa orang yang telah menghubunginya.
" Baiklah saya akan segera kesana " jawab Ana yang langsung berdiri dan langsung meninggalkan ruangannya Setelah mematikan ponselnya.
" Ada apa Bu Ana, ibu mau kemana?" tanya Lili yang sangat terkejut melihat bos nya keluar ruangan dengan terburu-buru.
" Saya mau pergi dulu lili, tolong kamu tangani dulu pekerjaan saya ya " jawab Ana dan langsung meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa.
" Baik Bu" sahut sang asisten yang berusaha mengerti, mungkin ada hal yang sangat penting dan mendesak membuat Ana tidak sempat menjelaskannya.
Dengan kecepatan yang bisa Ana lakukan saat mengendarai mobilnya agar cepat sampai ke tempat yang di tuju.
Setelah sampai ke tempat yang di tuju Ana langsung di sambut beberapa orang berpakaian serba hitam.
" Dimana mereka berada ?" tanya Ana setelah keluar dari mobilnya.
" Mereka ada di dalam bos" Sahut salah satu orang yang berpakaian hitam itu.
" Ayo kita masuk " kata Ana yang langsung di anggukan mereka semua.
Tanpa menunggu lama lagi Ana dan beberapa orang berpakaian serba hitam itu masuk kedalam sebuah tempat yang seperti gudang terbengkalai.
Setelah sampai di dalam Ana langsung melihat pemandangan yang sangat menyakitkan hatinya.
Dimana sang putra sulung di ikat di sebuah kursi dengan keadaan yang tidak sadarkan diri.
" Siapa kamu, beraninya menyentuh putra ku " kata Ana yang sudah tersulut emosi melihat itu.
Orang - orang yang berada di situ sangat terkejut karena kedatangan Ana.
Ya saat ini putra sulung Ana di culik oleh beberapa orang yang sepertinya juga di suruh seseorang.
Tapi yang tidak mereka tahu mereka belum tahu mereka berurusan dengan siapa sekarang, dengan beraninya mereka menculik anak kecil itu karena perintah seseorang.
" Kamu, bukankah tadi saya bilang untuk datang sendiri, kenapa kamu membawa orang. Kalau begitu jangan salahkan kami kalau kami bertindak kasar pada anak ini... " kata salah satu orang yang sudah menculik Arkan saat ini.
" Siapa kamu yang berani mengaturku, ku peringatkan kau jika ingin selamat lepaskan putraku sekarang, kalau tidak jangan harap bisa keluar dari tempat ini dengan selamat " kata Ana juga dengan kerasnya.
" Hahaha... Ku kira istri seorang Aldo hanya ibu rumah tangga biasa, ternyata cukup punya nyali juga " kata pemimpin yang sepertinya preman itu.
Mendengar itu Ana hanya tersenyum miring mendengarnya, tapi melihat putranya yang masih tidak sadarkan diri membuat Ana tidak bisa menahan kesabarannya lagi.
Dengan cepat Ana memerintahkan beberapa anak buahnya untuk membereskan para preman itu.
" Tidak usah basa basi, cepat urus mereka " perintah Ana dan langsung di mengerti oleh beberapa orang berpakaian hitam di belakang Ana tadi.
" Beraninya kalian hiiiiaaaaa..." beberapa orang itu langsung menyerang para preman itu.
Preman itu langsung terkejut mendapat serangan dadakan dari lawan mereka dan perkelahian pun tidak terhindarkan lagi.
Hiiiiaaaaa... Buk buk... braakk... Mereka saling melawan.
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🌹🍀🍀🍀🍀
