Tak kunjung memiliki keturunan, Amira terpaksa harus merelakan Suaminya menikah lagi dengan perempuan pilihan Ibu Mertuanya.
Pernikahan Amira dan Dirga yang pada awalnya berjalan harmonis dan bahagia, hancur setelah kehadiran orang ketiga dalam rumah tangga mereka.
"Meski pun aku ingin mempertahankan rumah tangga kita, tapi tidak ada perempuan di Dunia ini yang rela berbagi Suami, karena pada kenyàtaan nya Surga yang aku miliki telah terenggut oleh perempuan lain"
Mohon dukungannya untuk karya receh saya, terimakasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 ( Surga Yang Terenggut )
Setelah selesai berkemas, Dirga dan Amira ke luar dari dalam kamar mereka dengan sebelah tangan Dirga membawakan tas yang berisi pakaian Amira, sedangkan sebelah tangan lagi menggandeng Amira, karena Dirga ingin mengantar Istri pertamanya tersebut sampai halaman rumah.
"Dirga, mau kemana kamu? Kamu tidak lupa kan kalau minggu ini masih jatahnya Regina?" tanya Bu Meri ketika melihat Dirga dan Amira menuruni anak tangga.
"Mama tenang saja, Dirga tidak lupa kok."
"Oh iya, Mama juga ingin memberikan hadiah pernikahan untuk kamu dan Regina. Jadi Mama sudah memesan tiket bulan madu ke Paris untuk kalian," sambung Bu Meri dengan memberikan dua tiket serta paket bulan madu kepada Regina.
Regina begitu bahagia menerima hadiah dari Ibu Mertuanya, sedangkan Dirga langsung melayangkan protes karena dia merasa keberatan ketika mendengar perkataan Bu Meri yang menyuruhnya pergi berbulan madu ke Paris, apalagi dulu saat dia menikah dengan Amira, mereka hanya pergi bulan madu ke Bali.
"Kenapa Mama menyuruh Dirga dan Regina pergi bulan madu ke Paris? Dulu saja Dirga dan Amira hanya pergi berbulan madu ke Bali."
"Dulu ya dulu. Sekarang yang sekarang. Pokoknya hari ini juga kamu dan Regina harus berangkat," tegas Bu Meri.
"Maaf Ma, tapi Dirga tidak bisa menuruti permintaan Mama. Bukannya Mama sendiri yang bilang kalau Dirga harus bersikap adil terhadap kedua Istri Dirga? Jadi Dirga akan membawa Regina pergi ke Bali juga," tegas Dirga sehingga membuat Regina kecewa, padahal Istri kedua Dirga tersebut ingin sekali pergi ke Paris.
Tidak ingin berlama-lama mendengar perdebatan Dirga dan Bu Meri, Amira memilih pamit kepada Dirga.
"Mas, kalau begitu aku berangkat dulu ya. Taksi online nya sudah nunggu di depan," ucap Amira dengan mencium punggung tangan Suaminya.
"Hati-hati ya sayang," ucap Dirga dengan mendaratkan sebuah ciuman pada kening Amira sehingga membuat Regina terbakar api cemburu.
"Mau pergi kemana kamu Amira? Apa kamu mau mencari selingkuhan selama Suami kamu tidak ada di rumah?" sindir Bu Meri sehingga membuat langkah kaki Amira terhenti.
"Maaf Ma, Amira tidak serendah yang Mama tuduhkan," ucap Amira, kemudian berlalu begitu saja setelah mengucapkan salam.
Padahal tadinya Amira ingin menyalami Bu Meri terlebih dahulu, tapi dia mengurungkan niatnya karena merasa kesal.
"Dirga, kamu lihat sendiri bagaimana sikap Istri yang selalu kamu bangga-banggakan. Sekarang dia sudah berani membalas perkataan Mama," adu Bu Meri.
"Wajar saja Amira berkata seperti itu, apalagi Mama sudah sangat keterlaluan," ucap Dirga, kemudian melangkahkan kaki menuju kamar Amira sehingga membuat Bu Meri semakin merasa geram.
"Aaaaa, semuanya gara-gara perempuan mandul itu," teriak Bu Meri dengan menggeram kesal.
"Sabar Ma. Mama jangan marah-marah terus. Jangan sampai Mama memiliki penyakit darah tinggi," ucap Regina dengan mengusap lembut bahu Ibu mertuanya.
"Kamu memang Menantu kesayangan Mama. Kamu begitu baik dan perhatian, tidak seperti Menantu durhaka itu," ucap Bu Meri yang masih merasa kesal.
Saat ini aku tidak memiliki pilihan lain selain berpura-pura baik supaya mendapatkan dukungan dari kalian untuk menyingkirkan Mbak Amira, tapi suatu saat nanti setelah aku menjadi satu-satunya Ratu di rumah ini, jangan harap aku bisa bersikap baik lagi, ucap Regina dalam hati.
......................
Setelah menempuh perjalanan selama tiga jam, akhirnya Amira sampai di kampung halamannya yang berada di Bandung, tepatnya di daerah Lembang.
Pada saat Amira menginjakkan kaki di halaman rumahnya, dia menghirup dalam-dalam udara yang terasa begitu sejuk dan segar, apalagi di sekitar rumah Pak Adnan di kelilingi oleh perkebunan teh.
Amira mengucap salam ketika sampai di ambang pintu, dan ternyata Pak Adnan tengah berbincang dengan seorang lelaki tampan yang nampak tidak asing untuk Amira.
"Amira," ucap lelaki tampan tersebut dengan tersenyum bahagia ketika melihat sosok perempuan yang sudah sangat dia rindukan, apalagi hampir sepuluh tahun keduanya tidak bertemu.
"Rendra, kapan kamu pulang dari Amerika?" tanya Amira yang begitu terkejut ketika melihat kedatangan Sahabat karibnya.
Setelah lulus SMA, Rendra beserta keluarganya pindah ke luar negeri, tapi sampai saat ini Rendra masih belum bisa melupakan sosok cinta pertamanya, sampai akhirnya Rendra memutuskan untuk mengelola bisnis keluarganya yang berada di Indonesia.
"Aku baru kemarin sore tiba di Indonesia. Aku kangen sekali sama kamu," ucap Rendra dengan melangkahkan kakinya mendekati Amira.
Pak Adnan berdehem saat melihat Rendra yang sudah merentangkan kedua tangannya. Beliau mengingatkan Rendra sehingga membuat Rendra mengurungkan niatnya tersebut.
"Maaf Nak Rendra, tolong jaga batasan, karena sekarang Amira adalah perempuan yang sudah bersuami."
"Maaf Yah, saking kangennya sama Amira, Rendra jadi lupa," ucap Rendra yang terlihat salah tingkah.
"Nak, Amira baik-baik saja kan?" tanya Pak Adnan yang melihat putri semata wayangnya tengah melamun.
"Amira baik-baik saja Yah," jawab Amira dengan berhambur memeluk tubuh Pak Adnan.
Pak Adnan mengembuskan napas secara kasar. Beliau tau jika saat ini Amira sedang tidak baik-baik saja.
"Nak, kamu tidak perlu berbohong. Mana mungkin kamu baik-baik saja setelah apa yang Dirga perbuat. Sampai saat ini Ayah masih tidak menyangka jika Dirga tega menduakan kamu," ucap Pak Adnan dengan mengelus lembut punggung Amira.
Rendra begitu terkejut mendengar Amira di poligami, padahal sebelumnya dia sudah berusaha ikhlas ketika mendengar kabar Amira yang sudah menikah.
"Apa? Jadi Dirga menikah lagi?" tanya Rendra dengan mengepalkan kedua tangannya.
"Iya, Dirga menikah lagi dengan alasan karena Amira tidak bisa memberikan dia keturunan. Ayah kecewa sekali karena Dirga sudah menyakiti Tuan putri kita," jawab Pak Adnan.
Amira dan Rendra sudah berteman sejak kecil, bahkan Pak Adnan sudah menganggap Rendra seperti Putra kandungnya sendiri, begitu juga dengan kedua Orang tua Rendra yang sangat menyayangi Amira.
"Amira, kenapa kamu mengijinkan Dirga berpoligami? Padahal dari dulu kamu selalu mengatakan kalau kamu akan lebih memilih bercerai dari pada harus berbagi Suami," tanya Rendra.
Amira menghela napas panjang mendengar pertanyaan Rendra. Sebelumnya dia memang memiliki komitmen tidak akan pernah rela dimadu apa pun alasannya, tapi pada akhirnya perasaan cinta Amira yang begitu besar terhadap Dirga, membuat dia rela berkorban perasaan demi Suami tercinta supaya mendapatkan keturunan.
"Di Dunia ini memang tidak akan ada perempuan yang rela berbagi, termasuk aku. Akan tetapi, aku sadar diri jika aku hanyalah perempuan tidak sempurna yang tidak bisa memberikan keturunan untuk Suamiku. Bukannya tidak adil jika aku bersikap egois? Mas Dirga juga berhak memiliki keturunan meski pun bukan berasal dari rahimku," ucap Amira dengan mata berkaca-kaca.
*
*
Bersambung
iklan dan bunga mendarat kak... cemungut