Novel pertama. Mohon saran dan kritikannya..
''Nona kenapa? Astaga, tunggu Bibi akan panggil Dokter dulu'' kata Bibi Yun sambil berlari kearah pintu.
"Huff ternyata aku terlahir kembali dalam tubuh gadis lemah ini. Dan wanita tadi itu pengasuhnya Bibi Yun'' gumam Vio pada dirinya sendiri sambil memijit pelipisnya yang masi terasa pusing dan mengingat kembali kejadian kekerasan yang masi terlintas di kepalanya.
'' Brengsek kalian semua'' ucapnya dengan dingin dengan mata yang tajam. Tenang saja Viona, aku Viora berjanji akan membalas semua yang mereka lakukan padamu, karena jiwaku berada dalam tubuhmu, maka mulai saat ini tubuhmu menjadi milikku, Hee tunggu pembalasanku.
"Aku Viona Lili Jacklin akan membalas semua kejahatan kalian."
Apakah Viona berhasil membalaskan dendamnya? Yukk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitriani Usman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Bullying
Tidak ada orang yg mau jadi korban bully, semua orang memiliki kebutuhan untuk di kasihi, di dukung dan di hibur. Bahkan orang yg kita lihat sekilas sempurna baik secara fisik, intelektual dan materi sekalipun saat tertentu bisa merasa gagal dalam hidup mereka.
Satu minggu telah berlalu di mana Raka dan Nora menjalin hubungan persaudaraan. Dan saat ini Viona berada dikantin sedang makan siang bersama Tina. Lagi lagi Viona melihat korban bullying, Viona tidak akan tinggal diam, karena jadi korban bulli sungguh sangat membuat kita down.
Dampak dari bully yg di berikan bisa membekas seumur hidup. Meskipun sang pelaku sudah memperbaiki diri dan menjadi lebih baik dan meminta maaf. Tapi dampak bullyan itu akan terekam seumur hidup oleh korban.
Viona berjalan menuju di mana seorang wanita yang kini terduduk di lantai dengan pakaian yang sudah basah. ''Berhenti!'' teriaknya.
Mendengar teriakan itu membuat Viona menjadi pusat perhatian. Semua mata memandang kearahnya terutama sang pelaku. Mereka bertanya tanya apakah dia akan menjadi korban selanjutnya?
''Oh lo lagi, lo lagi, kenapa? mau jadi pahlawan kesiangan?'' tanyanya dengan bangga. Seakan akan apa yang dia lakukan adalah suatu prestasi dan hanya dia seorang yang bisa melakukannya.
Viona hanya cuek, tidak merespon ucapan Cika. Ya dialah pelakunya, dialah sang pemberontak itu. Dan yang dia bully masih seangkatan dengannya.
Viona malah berjalan ke arah si korban, dan mengulurkan tangannya untuk membantunya berdiri. ''Terima kasih.'' lirihnya dengan masi menunduk.
Cika yang melihat itu sangat marah dan emosi. ''Eh siapa yang suruh lo berdiri?'' tanyanya dengan menunjuk.
''Gue yang suruh dia berdiri.'' ucap Viona dengan tegas sembari melepas hoodienya dan menyodorkan kepada sikorban untuk memakainya.
''Hee lo jangan ikut campur ini bukan urusan lo, tapi karena lo sudah mengganggu urusan gue maka siap siap lo.'' ujarnya semakin sok jago.
Viona melihat tangan Cika yang bergerak mengambil segelas air diatas meja, tapi sebelum Cika menyiram Viona. ''Bugh,'' Praanggg.
Viona menendang tangan Cika sehingga gelas itu terjatuh ke lantai dan pecah berserakan.
Tangan Cika yang kena tendang menjadi bengkak dan memerah. ''Shiit Anj*ng lo. Dela, Rosa kalian berdua pegang tangannya!''
ucapnya seraya mendekat ke Viona ingin membalas.
Viona sangat tidak suka mendengar, jika ada yang mengatainya dengan kata kata merendahkan seperti itu. ''Plakk, bukk. Plakk, bukk.''
Sebelum Dela dan Rosa jalan mendekat, Viona terlebih dahulu menampar dan menendang kaki Cika. ''Makanya jaga tu mulut, dan lo berdua jika berani melangkah gue akan patahkan kaki kalian!'' ucapnya dingin dengan mata tajamnya
Cika tidak terima semua perlakuan Viona kepadanya, dia merasa terhina. ''Dasar murahan lo, dasar pengecut lo.'' teriaknya.
Tidak bisa menahan emosinya lagi Viona menarik tangan Cika, menjegal kakinnya dan mendorongnya hingga terjatuh ke lantai, Bukk ''Argh,''
Viona menarik rambut Cika sehingga wajahnya terangkat keatas. ''Gue bilang jaga tu mulut. Plakk, itu kareno lo ngatain gue Anj*ng. Plakk, itu karena lo ngatain Gue murahan, plak plak plak dan itu balasan dia dari gue.
Viona berdiri dan masi melanjutkan ucapannya. ''Lo bilang gue pengecut ha? kalian bertiga yang pengecut, kalian yang pencundang, kalian yang so jago, kalian hanya beraninya main kroyokan, dan kalian hanya berani menindas yang lemah. Lemah fisik, lamah batin dan lemah ekonomi.'' kata Viona dengan menggebuh.
''kenapa kalian tidak berani menindas orang yang punya tenaga dan kekuasaan? Kenapa haa? Kenapa? Karena kalian Pengecut. Dan kalian semua yang ada disini, yang hanya melihat tidak ada niat membantu Kalian semua juga pengecut. kata Viona tegas dengan suara meninggi.
Mereka semua yang melihat dan mendengar, tindakan, serta perkataan Viona hanya terdiam, tidak bisa berkata apa-apa. Ada yang menerima perkataan Viona tapi ada juga yang merasa tidak senang di katai sebagai orang pengecut.
Viona menatap suasana kantin itu sangat tenang tapi mencekam, karena auranya sangat kuat. Viona pergi dari situ tak lupa mengajak yang menjadi korban itu.
Ternyata di dalam kantin itu ada empat pria tampan yang biasa di juluki sebagai Most Wanted dengan gaya cool dan wajahnya yang dingin.
Mereka juga syok dan tak percaya, karena baru kali ini ada yang berani melawan si ratu bullying. ''Hei broo, kalian lihat tadikan? Cewek itu sangat keren.''
Tapi mereka merasa tidak asing dengan wajah cewek itu. ''Ho'oh sangat sangat very good.'' kata sicowo yang sedikit bar bar.
''Tapi siapa cewek itu,? Baru kali ini gue melihatnya, apa mungkin dia siswa baru?'' tanyanya pada yang lain.
Mendengar pertanyaan temannya, mereka semua hanya menjawab dengan mangangkat bahu. Karena mereka juga sama, yang baru kali ini melihatnya.
''Menarik.''
Suasana kantin sudah menjadi tenang tanpa gangguan, mereka melanjutkan makan yang tertunda tadi, geng Cika sudah pergi ke Uks untuk mengobati luka di wajahnya.
...----------------...
Tidak ada yang bisa menjamin kebahagiaan. Begitu juga dengan harta yang melimpah. Kalau punya harta banyak tapi tidak punya keluarga, hidup juga akan terasa hampa.
Saat ini Viona sedang makan malam bersama dengan keluarganya, semenjak adanya Raka dan Nora di sisinya Viona tidak pernah lagi merasa kesepian.
Beberapa menit berlalu akhirnya makan malam selesai. ''Kak sejam lagi aku tunggu Kakak di ruang kerjaku!'' ucap Viona dengan menatap Raka.
Mendengar kata Ruang kerja, pasti ada hal yang sangat penting untuk di bicarakan. ''Baik De, nanti Kakak akan ke atas.'' jawabnya dengan sayang.
''Ok kak, kalau bagitu aku balik duluan ke kamar,'' ujarnya sembari beranjak dan berjalan menuju lantai atas.
Saat tiba dikamar Viona berencana masuk kedalam ruang dimensinya, tapi dia hanya punya waktu satu jam, sudah berapa hari tidak mengunjungi Lan dan Lin karena dia banyak tugas dari kampus.
''Laaann, Liiiiin, pupuuuutt aku datang.'' teriaknya dengan semangat tidak sabar ingin bertemu dengan sahabatnya itu.
''Nonaaaa.!'' teriaknya serempak. ''Gerrr gerr, kenapa baru kemari nona.?'' Tanya Lan dengan suara merajuk..
Mendengar pertanyaan Lan Viona hanya tersenyum, dia sangat gemes melihat Lan merajuk seperti anak kecil saja pikirnya. ''Heheh maaf yaa aku lagi sibuk jadi baru sekarang bisa mengunjungi kalian.''
''Ya nona kami mengerti'' ucapnya lagi-lagi serempak sembil mendekat kearah Viona karena ingin di sayang dan di manja.
Melihat kelakuan sahabatnya itu Viona hanya terkekeh sembari berucap. ''Tubuh kalian sudah makin membesar yaa, makin imut saja. apa kalian makan dengan baik.?''
Lan dan Lin hanya bisa menerima di katai IMUT. Mana ada harimau yang imut, harusnyakan lebih gagah dan lebih garang. ''Kami makan dengan baik nona apa lagi dagingnya daging segar'' Gerrr gerrr.
''Ya yaa kalian semua harus makan dengan baik dan jaga kesehatan. Jangan makan yang bukan makanan kalian'' ucap Viona memberi sedikit nasehat.
Mata Viona teralihkan dengan pohon kembar yang tak jauh dari mereka. ''Waah buanya sudah lumayan Put.'' ujarnya dengan mata berbinar.
''Ya nona, karena nona sering melakukan kebaikan, maka buahnya muncul saat itu juga, dan saat buah itu muncul kami disini bisa melihat kebaikan yang nona lakukan dari buah itu langsung.'' jawab puput serta menjelaskan.
Viona hanya menelan liuar mendengarnya. Ternyata ada buah yang sangat ajaib seperti itu. ''Luar biasa, apa aku sudah boleh memetiknya?''
''Tentu boleh nona.'' Puput.
Viona bermain dengan sahabatnya walau hanya sebentar, tapi itu membuatnya bahagia, setelah puas bermain Viona memetik buaj ajaibnya dan segera keluar.