Mira

Mira menjelaskan semua tentang Lian kepada Aldo, untung Aldo bisa menerima semuanya. Aldo memberikan buket bunga itu kepada Mira lalu dirinya pamit pulang.

☘️☘️☘️

''Maaf ayah! aku tadi hampir keceplosan!" kata Lian.

"Sudah tidak papa ini semua bukan salah kamu, ayah lah orang yang paling bersalah, tapi ini belum waktunya ayah menemuinya!" kata Ayahnya.

"Kenapa yah? bukanya lebih cepat lebih bagus untuk membicarakan semuanya dengan anak ayah!" ucap Lian.

"Tidak semudah itu, Nak! wanita itu sangat licik!" kata ayahnya.

"Lian janji akan melindunginya yah!" kata Lian lagi.

"Terimakasih Lian!" ucap Ayahnya sembari memeluk Lian.

"Tapi dia ingin bertemu dengan Ayah!" ucap Lian.

"Boleh, tapi apa dia tidak membenci Ayah? keselamatan dia lebih penting!" jawab Ayahnya.

"Ayah, percayalah semua akan baik-baik saja!" ucap Lian.

Ayahnya memikirkan bagaimana caranya untuk memberi tahu kebenaran ini, tapi dia takut kalau anaknya tidak bisa menerima semua ini.

☘️☘️☘️

"Lisa juga belum sadar Mir?" tanya Susi sembari membereskan tempat tidur.

''Belum ada yang ngasih kabar Sus, tante Ane kan benci sama aku, mana mungkin dia kasih kabar!" jawab Mira.

"Oh.. iya! kamu sudah tanya sama Aldo soal kerjasama dia dengan Lisa Mir?" Susi bertanya lagi.

"Aku lupa! tadi Aldo tanya Lian terus!" jawab Mira sambil mengerucutkan bibirnya.

"Aldo cemburu kali Mir, hehe....

"Sudah jangan bahas itu lagi, aku mau tidur dulu!" Mira berjalan menuju kamarnya.

Keesokan harinya mereka akan berangkat berkerja, hari ini mereka berangkat dengan jalan kaki. Mira menolak saat mau di jemput Aldo maupun Lian.

"Mira, hari ini kamu antar pesanan cincin ini ke rumah nyonya Clara ya?" bos Mira menyuruh Mira mengantarkan pesanan lagi. Ini kedua kalinya Mira harus datang ke rumah Aldo.

"Baik bu, saya bisa antar kapan?" tanya Mira.

"Sekarang saja Mir, karena nanti kamu harus ikut saya ke perusahaan Z, untuk membantu pemilik memilih desain yang bagus buat anak pemilik perusahaan Z!" terang bosnya.

"Baik bu, kalau begitu saya permisi dulu!" pamit Mira.

Mira berangkat ke rumah Aldo dengan naik taksi sendiri.

Sesampainya di sana dia mengetuk pintu, kali ini yang membukakan pintu Nyonya Clara sendiri.

"Permisi Nyonya! apa Nyonya Clara ada?" sapa Mira dengan senyum cantiknya.

"Cantiknya! ayo masuk dulu!" ajak Clara.

Mira masuk ke rumah itu, dan di persilahkan duduk oleh Clara.

"Nyonya, saya di suruh mengantarkan cincin ini!" sembari menunjukkan cincin itu pada Clara

"Jangan panggil Nyonya! panggil saja tante, nama kamu siapa?" tanya Clara.

"Baik tante! saya Mira!" ucap Mira.

"Mira,kamu cantik!" Clara memuji Mira.

"Tante, bisa aja!" Mira tersenyum mendengar pujian Clara.

"Cincin ini bagus sekali makanya tante pesan Mir! di tempat tinggal tante tidak ada perhiasan seperti ini!" terang Clara.

"Clara! kamu datang kesini karena mau beli perhiasan itu?" tanya nenek.

"Tentu saja mam! di sana tidak ada!" Clara seenaknya menjawab pertanyaan maminya.

Mamah Aldo baru pulang tadi malam, dia sebenarnya ingin mengunjungi Aldo dan Maminya soal perhiasan itu hanya kebetulan pas dirinya ada di rumah.

Saat ini Aldo sedang berada di kantornya jadi tidak bisa bertemu dengan Mira lagi di rumahnya.

"Tante, Nenek! saya pamit dulu ya? ada pekerjaan di toko yang harus Mira selesaikan!" pamit Mira.

"Silahkan!" ucap nenek.

"Mira kamu kesini sama siapa?" tanya Clara.

"Sendiri tante!" jawab Mira singkat.

"Naik apa Mir?" tanya Clara lagi.

"Taksi tante, soalnya Mira harus cepat-cepat biasanya naik angkot!" jelas Mira.

"Biar di antar sopir saya ya? dia sekalian mau ke kanton anak saya, antar makan siang!" kata Clara.

"Terimakasih tante, tapi Mira tidak mau merepotkan tante!" tolak Mira.

"Tante tidak repot, ayo Mir tante antar ke depan!" ajak Clara.

Mira mengangguk tanda dia setuju, Clara mengantarkan Mira sampai depan rumah, lalu memanggil sopirnya untuk segera berangkat, tak lupa juga Mira mengucapkan terimakasih pada Clara. Setelah Mira pulang Clara pun masuk ke dalam rumahnya.

"Mami!" teriak Clara memanggil nenek Aldo.

"Jangan teriak bisa gak ra?" tanya nenek.

"Mira cantik sekali mam! Clara mau punya menantu seperti Mira!" kata Clara.

"Kamu bicara apa? dia itu pelayan toko, cantik juga sandra!" Nenek selalu sandra dan sandra hehe...

"Wanita bar-bar itu mam! jelas Aldo menolak, anak Clara sukanya wanita yang kalem mam, bukan bar-bar kaya sandra!" kata Clara.

"Sandra cantik, tinggi, kaya dari keluarga terpandang juga, apanya yang kurang coba?" tanya Nenek lagi.

"Aldo gak suka mam kurangnya hahaha.... Clara tertawa terbahak-bahak, membuat Nenek semakin kesal.

Nenek masuk ke dalam kamarnya, dia kesal dengan anaknya yang menertawakannya. Sementara Clara mencoba perhiasan yang baru saja dia beli.

🍂🍂🍂🍂

Saat ini Mira telah sampai di toko tempat dia berkerja, sopir itu lanjut mengantar makanan ke perusahaan Aldo.

''Pak! ada makan siang dari rumah!" kata Lina sambil menyerahkan box makanan pada Aldo.

"Terimakasih Lin, ini masakan mamah aku, dia semalam pulang!" kata Aldo.

Lina lalu meninggalkan ruangan Aldo dan melanjutkan pekerjaannya.

Aldo sangat suka dengan masakan mamahnya, Clara kalau masak sangat enak karena dia dulu adalah seorang chef di sebuah restoran, tapi karena nenek Aldo tidak suka Clara berkerja dia berhenti berkerja dan menikah dengan papah Aldo, yang merupakan seorang pengusaha ternama di kota itu.

"Lin, jadwal saya meeting hari ini mana? kenapa belum ada di meja saya dari pagi!" kata Aldo.

"Meeting dengan bu Lisa pak! maaf Nyonya besar tadi pagi menghubungi saya pak, beliau ingin hari ini bapak tidak ada meeting, tapi pihak bu Lisa memaksa!" jelas Lina.

"Batalkan semua kerjasama kita dengan perusahaan Lisa!" tegas Aldo.

"Baik pak!" jawab Lina sembari merapikan meja.

"Saya pulang dulu Lin, mumpung mamah masih di sini, besok dia sudah kembali ke kotanya!" kata Aldo.

Aldo akhirnya pulang ke rumahnya, sementara di perusahaan Lisa sedang rame karena Aldo membatalkan semua kerjasamanya.

Lisa yang baru sadar kaget langsung pingsan lagi mendengar kabar ini, usahanya untuk mendekati Aldo gagal.

"Ini pasti gara-gara Mira! aku harus ketemu anak itu!" kata Ane mamahnya Lisa.

"Sudah mah, jangan menyalahkan orang lain!" kata papah Lisa.

"Kamu diem pa! jagain Lisa, mamah pergi dulu!" Mamah Lisa pergi untuk mencari Mira.

Papah Lisa heran melihat tingkah istrinya yang selalu menyalahkan orang lain atas apa yang dia alami, padahal itu salah sendiri yang selalu iri atas apa yang orang lain miliki.

🍂🍂🍂

Terimakasih semuanya yang sudah membaca 🙏

Jangan lupa

Rate

Like

Komentar

Gift/Vote