One Night With My CEO

Seperti yang diperkirakannya dia mendengar suara si kembar yang menangis ketika mobil masuk pelataran kompleks rumah kontrakan itu. Lovely langsung berlari ke arah rumahnya.

Dia membuka sepatunya dan berteriak, sayang mommie pulang, seketika suara tangis itu berhenti dan ketika pintu dibuka dua bocah itu berlari ke arahnya bersamaan. Belum sempat Lovely masuk kedalam rumah tapi mereka memeluk tubuhnya hingga dia terjatuh.

" Mommie ahat inggal angit ape mayem.. " Tangis Langit.

" Mommie kemana saja kenapa pergi lama bulan menunggu momie lama sekali. " Suara bulan terdengar serak akibat menangis terlalu lama. Lovely lalu menggendong keduanya dan membawa masuk.

" Kau tak apa apa lov " Kata Rudi. Rudi memperhatikan baju yang Lovely gunakan telah berganti. Dan bau aroma sabun mandi yang masih jelas tercium.

" Aku baik baik saja. " Seperti mengerti maksud ucapan Rudi.

" Kami khawatir love. " ujar Tina.

" Ini malam minggu dan akhirnya kencan bersama Langit dan Bulan. " Elang mencoba mengalihkan pembicaraan melihat Lovely yang mulai tak nyaman dengan pertanyaan itu. Sebaiknya kita tidur bersama saja malam ini disini. "

" Hush... kita mau digerebek warga sekitar.. " kata Tina. Tina dan Allen menyewa rumah kontrak bersebelahan dengannya.

" Kalian pulanglah kami akan menemani lovely."

" Baguslah aku khawatir ada orang gila lagi yang tiba tiba menyulikmu. "

" Aku bisa menjaga diriku, rud jangan khawatir. "

" I see... "

Mereka bertiga mengantar para pria hingga sampai mobil mereka. Bayu tetap dengan motor kesayangannya.

Kini mereka bertiga telah berada dikamar Lovely. Rumah kontrakan itu hanya sebuah kamar dengan luas 3x2 meter disebelahnya ada dapur dengan ukuran kecil dan sebuah kamar mandi. Langit dan Bulan masih memgenyot dotnya sambil mengerjapkan matanya yang mengantuk.

" Anak mommie sini... " Lovely tiduran dan merentangkan kedua tangannya. Seketika dua bocah ini merangkak malas menuju lengan Lovely dan bergelung di bawah lengan Lovely sambil tetap mengenyot dot.

Tina menyalakan televisinya dan Allen mencari camilan di kulkas. Mereka mulai bergosip dan membahas para lelaki.

" Bagaimana kabar hubunganmu dengan Bayu, Tin. Apakah kalian tak ingin meneruskannya ke hubungan yang lebih serius? "

" Dia sudah berkali kali mengatakan itu, tapi aku masih belum siap. Aku tak tega jika harus meninggalkanmu Lov"

" Kau mempunyai kehidupanmu sendiri aku tak mau jadi beban hidupmu, menikahlah dengan orang yang kamu cintai. "

" Aku sangat mencintai Bayu tapi hubungan kami tak semudah itu, keluarga Bayu sepertinya tidak setuju terhadap hubungan kami. "

" Kalau bicara tentang keluarga memang runyam, kalian yang menjalani tentu lebih mengerti bagaimana baiknya. "

" Lalu bagaimana dengan dirimu Len..? "

" Aku habis putus lagi dengan pacarku. Tapi tak apa apa, pergi satu cari yang baru he... he... "

" Kenapa kau tak bersama RUdi atau Elang saja Len.. "

" Berpacaran dengan teman sendiri seperti dirimu tin, apakah enak...? Aku takut jika itu kulakukan maka ketika hubungan kami mengalami kendala akan membuat rusak persahabatan kita semua. "

" Kau ada benarnya Len. " Jawab Tina.

" Tapi cinta datang tanpa memlilih kepada siapa kita akan jatuh cinta?"

" Kau sekarang jadi lebih bijak Love, "

" Aku berharap persahabatan kita tak akan pernah putus. "

" Itu juga harapan kami. "

🌸🌸🌸🌸🌸

Tangan zen gemetar ketika melihat video di hape supirnya. Video itu tidak terlalu jelas menampilkan muka anak anak itu. Terlihat begitu gempalnya tubuh kedua anak itu.

Sejenak dia menangis dan tertawa. Memutarnya berulang ulang. Lovely pulang bukan karena ada seorang pria yang menunggunya tapi karena ada dua orang anak yang menunggunya.

" Kau kejam Lov menyimpan ini sendiri "