NovelToon NovelToon
Menggapai Langit Tertinggi

Menggapai Langit Tertinggi

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Romantis / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:743.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: DANTE-KUN

Jiang Shen, seorang remaja berusia tujuh belas tahun, hidup di tengah kemiskinan bersama keluarganya yang kecil. Meski berbakat dalam jalan kultivasi, ia tidak pernah memiliki sumber daya ataupun dukungan untuk berkembang. Kehidupannya penuh tekanan, dihina karena status rendah, dan selalu dipandang remeh oleh para bangsawan muda.

Namun takdir mulai berubah ketika ia secara tak sengaja menemukan sebuah permata hijau misterius di kedalaman hutan. Benda itu ternyata menyimpan rahasia besar, membuka pintu menuju kekuatan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sejak saat itu, langkah Jiang Shen di jalan kultivasi dimulai—sebuah jalan yang terjal, berdarah, dan dipenuhi bahaya.

Di antara dendam, pertempuran, dan persaingan dengan para genius dari keluarga besar, Jiang Shen bertekad menapaki puncak kekuatan. Dari remaja miskin yang diremehkan, ia akan membuktikan bahwa dirinya mampu mengguncang dunia kultivasi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 : Ranah Inti Emas

Malam itu, setelah keberhasilan mengejutkan menciptakan Pil Darah Phoenix, suasana di ruangan masih dipenuhi aroma herbal yang pekat bercampur hawa hangat dari tungku naga.

Pak Tua Ling duduk dengan tenang, wajah tuanya yang dipenuhi keriput kini terlihat jauh lebih serius. Ia menatap Jiang Shen lekat-lekat sebelum akhirnya membuka mulut,

“Pemuda, sekarang aku ingin tahu … dari mana kau mendapatkan resep pil ini?”

Tatapan tajam penuh tekanan langsung menusuk Jiang Shen. Namun pemuda itu sama sekali tidak panik, ia menundukkan kepala sedikit dan menjawab dengan nada penuh keyakinan,

“Resep itu adalah peninggalan kakekku. Ia berpesan, bila keluarga kami berada dalam kondisi terdesak, maka resep itu boleh dijual.”

Pak Tua Ling menyipitkan mata, kerutan di dahinya semakin dalam.

“Kakekmu? Jadi … apakah kakekmu dulu seorang alkemis? Tetapi … aku tidak pernah mendengar ada seorang alkemis yang berasal dari keluarga Jiang.”

Jiang Shen tersenyum tipis, seolah sudah menyiapkan jawaban itu sebelumnya.

“Bukan begitu, Tuan Ling. Kakekku memang bukan seorang alkemis. Namun, di masa mudanya ia pernah menolong seorang alkemis yang hebat. Sebagai balasan, alkemis itu menghadiahi beliau resep ini.”

Hening sejenak. Pak Tua Ling menghela napas panjang, seakan masih menyimpan keraguan, namun ia tak lagi mendesak.

“Begitu rupanya ….” gumamnya pelan, lalu mengubah topik pembicaraan.

Ia menatap Jiang Shen dengan tatapan tajam penuh minat.

“Kalau begitu, sebutkan. Berapa banyak yang kau minta untuk resep ini?”

Tanpa ragu, Jiang Shen menjawab,

“Bagaimana kalau seratus koin emas beserta satu cincin ruang?”

Pak Tua Ling terbelalak kaget.

“Seratus koin emas … ditambah sebuah cincin ruang? Pemuda, apakah kau tidak salah? Hargamu terlalu murah untuk sekelas resep pil tingkat empat!”

Jiang Shen hanya tersenyum tenang.

“Kalau begitu … bagaimana jika ditambah dengan bahan-bahan untuk membuat Pil Inti Emas?”

Sekali lagi, tatapan Pak Tua Ling tajam mengunci dirinya.

“Pil Inti Emas? Jangan bilang … kau berniat membuatnya seorang diri? Tapi kau bukanlah seorang alkemis.”

Jiang Shen menggeleng ringan.

“Benar, aku bukan alkemis. Tapi dengan memiliki bahan-bahannya, aku bisa mencari alkemis lain untuk membantuku. Dengan begitu, biayanya tidak akan terlalu mahal. Dan aku … punya alasan mengapa aku membutuhkannya segera.”

Keheningan kembali melingkupi ruangan. Pak Tua Ling tampak berpikir sejenak, lalu mendengus kecil. Tiba-tiba ia merogoh lengan jubahnya, mengeluarkan sebuah botol kecil dari giok putih. Ia meletakkannya di atas meja, mendorongnya ke arah Jiang Shen.

“Tidak perlu bahan. Kebetulan aku memiliki satu butir Pil Inti Emas. Anggap saja ini bagian dari transaksi kita.”

Mata Jiang Shen sedikit melebar, jantungnya berdegup kencang. Inilah yang ia cari.

Tak berhenti di situ, Pak Tua Ling juga mengeluarkan sebuah kantong kulit berisi seratus koin emas. Lalu ia menepuk tangannya, dan seorang pelayan masuk sambil membawa sebuah kotak kayu panjang yang di dalamnya tersimpan sebuah cincin ruang berwarna biru muda.

“Ambil ini. Semua sesuai kesepakatan. Dan dengarkan kata-kataku baik-baik—jika suatu hari kau masih memiliki resep pil tingkat empat lain, atau bahkan yang lebih tinggi … hubungi aku terlebih dahulu.”

Jiang Shen menatap cincin itu, lalu mengenakannya di jarinya. Begitu ia menyalurkan seberkas qi, sebuah ruang luas seukuran gudang terbuka di dalam pikirannya. Dengan tenang, ia menyimpan pil, koin emas, dan hadiah lainnya ke dalam cincin tersebut.

Ia lalu berdiri, menunduk hormat dengan sopan.

“Terima kasih atas kemurahan hati Tuan Ling. Malam ini … Jiang Shen berutang budi.”

Tanpa berlama-lama lagi, Jiang Shen berbalik dan melangkah keluar dari ruangan megah itu. Bayangan punggungnya perlahan menghilang dalam cahaya bulan, sementara di belakang, Pak Tua Ling masih duduk dengan wajah penuh pertimbangan.

“Pemuda itu … entah benar atau bohong tentang kebenaran resep pil itu. Tapi aku bisa merasakan sesuatu yang berbeda darinya. Jika dia terus hidup … mungkin suatu hari dia akan menjadi seseorang yang bahkan tidak pernah bisa aku bayangkan.”

...

Tepat setelah meninggalkan kediaman klan Ling, malam itu, langit Jinan diselimuti cahaya bulan pucat. Jiang Shen berdiri di puncak bukit kecil yang sunyi, hanya ditemani angin malam yang berhembus pelan. Matanya menatap langit, lalu turun pada botol giok kecil berisi Pil Inti Emas yang baru saja dia dapatkan dari Tuan Ling.

Tanpa ragu, dia duduk bersila, mengatur napas, dan menelan pil tersebut. Rasa panas langsung mengalir deras dalam tubuhnya, seakan lahar menyusuri meridian-meridiannya.

“Sekarang adalah saat yang tepat untuk membentuk dantian, dan menerobos ke ranah Inti Emas!” gumamnya dalam hati sambil menutup mata.

Ingatan Sesepuh Hun Zhen pun muncul, memberi arahan langkah demi langkah bagaimana inti energi harus dipadatkan, dipelintir, dan dipusatkan di dalam tubuh.

Tak lama kemudian, kedua belas meridian Jiang Shen mulai bergetar. Energi alam dari sekitar bukit seolah terhisap paksa ke tubuhnya. Udara berdesir kencang, pepohonan bergoyang hebat, dan hewan-hewan di sekitar berlarian menjauh.

Seketika, pusaran energi terbentuk di atas kepalanya.

WUUUUSHHH!!

Pusaran itu semakin besar, menyedot energi langit dan bumi dalam jumlah gila-gilaan.

Tubuh Jiang Shen bergetar hebat, kulitnya berkeringat deras, tapi dia bertahan. Meridian-meridiannya memaksa energi itu mengalir menuju titik pusat tubuhnya—tempat di mana dantian seharusnya terbentuk.

Ketika energi mencapai puncaknya…

DUARRRRR!!!

Ledakan energi dahsyat meledak dari tubuh Jiang Shen. Gelombang kejut menyapu sekeliling bukit, menumbangkan pepohonan, menghancurkan batu, dan membuat tanah bergetar.

Asap putih mengepul dari tubuhnya, tapi wajah Jiang Shen penuh keyakinan. Dalam tubuhnya, pusaran energi itu akhirnya memadat, menyatu, dan membentuk inti dantian emas pertamanya.

Cahaya keemasan memancar dari tubuhnya, menerangi seluruh puncak bukit.

Dia membuka matanya perlahan, sepasang mata tajam berkilat laksana bintang.

“Ranah Inti Emas ... ,” bisiknya dengan senyum tipis.

Kini Jiang Shen bukan lagi pemuda miskin dengan bakat tersegel. Dia telah naik ke ranah yang membuatnya sejajar dengan para genius muda yang berasal dari klan besar Kota Jinan.

Malam berganti pagi, cahaya mentari menyinari bukit yang sebagian hancur karena ledakan energi. Jiang Shen berdiri di puncak itu, rambutnya berkibar diterpa angin, tubuhnya penuh aura baru yang berwibawa.

1
Sang M
matamu...dasar lemah
Farit Pratama
di tingkatkan LG kultivasi mcnya kurang seru kalau mcnya msh lemah
4wied
kenapa hitungannya hanya 4 bulan
Alekdjenggo Alekdjenggo
kosa katanya BAGUS, jalan ceritanya menarik, keno 1 DULU kasih like
aku
kata "Sih" ya,..tapi ada lanjutannya,..
Sisihkan tangan mu dari apeumku,..
aku
ya iyalah,..karena kalau tidak takut, laki laki itu tidak akan bisa menikmati Apeum dengan cairan bening nya.
paham kan,..
aku
nya,..saha atuh nu curiga,coba mun diewe kan, lain caritana.
Andri P Nofiandrie
sampe hari ini cukup asik
4wied
di kalimat terakhir di bab sebelumnya dikatakan di meja kayu pilnya disana padahal sebelumnya dikatakan dalam genggaman, dan di kalimat awal bab ini juga begitu. jadi mana ni yg benar
4wied
cie..... cie..... ada yang bergetar hati seseorang
4wied
wow ternyata dia akhirnya beli pedang baru di tingkat bumi
4wied
sebenarnya agak bingung juga kenapa tiba² Jiang Sheng punya pedang tingkat bumi, darimana dia dapatnya... apa melewatkan sesuatu ya
4wied
apakah akan panjang dan dramatis
Jojok Supriyanto
Level 8 apaan... ga ada apa2nya dengan level 6🤣🤣🤣
Arie Chaniago70
up Thor mantap tingkat terus kwalitas ceritanya biar makin seru hehehe hehehe ♥️♥️♥️♥️
teguh andriyanto
makanya jangan konyol jadi kultivator
Sang M
spirit jgn memalukan.
Arie Chaniago70
hahahaha hahaha hahaha,, mantap semangat bigwen,,,, hancurkan mereka semuanya 👍👍👍👍👍👍up Thor
Arie Chaniago70
up Thor mantap 🙂🙂🙂🙂
Atang Priatna
,thor mantap kejar tayang lanjut thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!